30

14.7K 1.5K 52
                                    

Xena berlari secepat kilat kembali ke kontrakan. Dipikirannya hanya ada satu tindakan yaitu jujur ke Aga.

Jujur atas pertemuannya dengan Ray yang dimana Xena tahu bahwa Aga akan membencinya setelah ini. Tapi setidaknya ia melakukan hal yang benar, bukan? Dari semua tindakan salah yang ia lakukan pada Aga, akhirnya ia punya kesempatan melakukan satu hal yang benar.

Lebih baik ada 1 daripada tidak sama sekali, bukan?

"Bu, santai... kenapa buru-buru banget?" tanya Tara yang lagi asik nonton TV sendirian di ruang tengah.

"Aga di atas, Tar?"

"Iya. Naik gih."

Xena mengangguk dan melanjutkan lari-larinya sampai ke kamar Aga.

Sebenarnya jantungnya berdebar karena takut. Bagaimana reaksi Aga nanti? Tapi, setelah hari ini, menghindar sepertinya bukan pilihan buat Xena lagi.

Ia akan belajar menghadapi kali ini dengan Aga.

"Aga..." panggil Xena ragu dari balik pintu kamar Aga.

Cowok itu terlihat tegang tanpa Xena tahu penyebabnya.

"Aku boleh masuk?" tanya Xena hati-hati.

Aga mengangguk, menepuk sisi kosong di sebelahnya untuk mengisyratkan Xena untuk duduk disana. Perasaan cowok itu kacau setelah panggilan dari sang ayah. Sejak kapan lagian Aga merasa senang jika sang ayah menelepon? Karena yang disampaikan hanya hal-hal egois.

Xena duduk dan mencari waktu kapan memulai pengakuannya.

"Mau ngomong apa?" tanya Aga.

Aga cukup pintar untuk mengetahui bahwa ada yang mengganjal pada perasaan gadis itu dan harus ia segera utarakan.

"Kamu minum?" tanya Xena, ia mencium bau alkohol di saat Aga membuka mulutnya.

"Gak penting," tukas Aga.

Setelah agak lama diam-diaman, Xena menatap Aga ragu lalu memberanikan diri mengesamping perasaan tidak sukanya karena Aga yang mimum.

"Aku habis ketemu sama Ray," ungkap Xena.

Wajah Aga yang sudah kusam, malah semakin kusam dan detik ini Xena tahu kalau ia salah langkah.

"Kenapa gak bilang? Kenapa gak jujur? Gue bukan orang penting yang layak dapat kejujuran lo ya?"

Perasaan Aga yang sudah berantakan tadi sukses Xena buat semakin berantakan. Double kill, Aga mau langsung memukul sesuatu.

Selain kejujuran dadakan yang Xena lakukan sekarang, fakta bahwa Aga tahu bahwa gadis itu tidak memberitahunya tentang panggilan masuk dari sang mantan juga membuat emosinya meningkat.

Biarlah itu menjadi cukup tau milik Aga sekarang karena keadaan sudah keruh.

"Aku tau aku salah. Aku minta maaf. Makanya ini aku langsung kasih tau Aga," ucap Xena.

"Terlambat, Xen. Itu namanya bukan jujur tapi nyesel," balas Aga acuh tak acuh.

Xena menarik ujung kaos Aga tapi buru-buru Aga tepis. "Aga, maaf," cicit Xena.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Where stories live. Discover now