3

25.9K 2.8K 141
                                    

Xena dibiarkan tidur di kamar Haris sampai siang disaat mereka semua memilih keluar untuk merokok di balkon.

Tara juga ikut ke balkon sambil sesekali mengecek kamar Haris takut Xena kebangun dan panik karena sendirian. Berhubung balkon sama kamar Haris sebelahan, jadi bolak-balik bukan masalah buat Tara.

Gak lama Jidan sama Ita pulang.

"Xena mana?" Pertanyaan pertama Ita waktu menghampiri sahabat-sahabatnya di balkon tapi ternyata kurang satu.

"Ketiduran di kamar gue," jawab Haris bangga.

Jidan yang duluan mengecek kamar Haris walaupun pacarnya yang pertama kali bertanya dan benar Xena masih tidur dengan pulas disana.

"Alhamdulillah ya, Ris, akhirnya ranjang lo ditidurin cewek juga," ejek Jidan.

Setelah mengejek Haris pandangan Jidan mengarah ke Aga. Dia sama shocknya dengan yang lain waktu melihat wujud Aga di waktu terang kayak sekarang.

"Ga, gue kira lo vampire selama ini. Tapi, ternyata bisa juga kena sinar matahari," sindir Jidan.

"Eh, iya? Kok Aga udah bangun?" Sitta sama kagetnya, ia telat menyadari ada Aga di tengah-tengah kelompotan balkon karena otaknya tidak memproses keberadaan Aga di siang hari.

"Kan, kaget kan lo? Tadi bangun jam 8 buat sarapan bahkan," seru Ale nambah-nambahin.

Aga gak mungkin kan bilang kalau dia bangun pagi gara-gara percakapan semalam dengan Xena ternyata membuatnya menantikan percakapan selanjutnya dengan gadis itu? Semua ini terlalu cepat buat diproses yang ada nanti Aga dikira sangean liat cewek cakep dikit.

"Gue belom tidur, nanggung," ujar Aga berbohong, padahal ia udah sempat tidur selama 4 jam.

"Mati muda lo, Ga, asli," cibir Jidan.

Seakan dejavu, belum 24 jam tapi udah ada 2 orang yang ungkit mati muda karena gaya hidupnya. Jidan dan Xena.

"Mulut kamu, Ji!" omel Ita.

Aga gak perlu mendebat Jidan karena sudah pasti ada kembarannya yang akan melakukan untuknya. Bisa jadi apa Ita kalau gak ada Aga? Mikirinnya aja Ita udah merinding.

Jidan sama Ita pamit mandi bentar karena mereka baru pulang dari jogging pagi.

"Kamar mandinya ada 2, jangan gabung!" ejek Ale yang disambut jari tengah oleh Jidan.

Bima menyudahi rokoknya pertama lalu disusul Aga, sedangkan yang lain masih lanjut. "Eh, kayaknya Xena mesti dibangunin deh suruh pindah kamar aja. Posisinya sih nyiksa nanti kalau dia bangun," usul Bima.

Tara lagi main game, jadi dia gak bisa berbuat lebih.

"Tolongin dulu dong, gue nanggung nih," pinta Tara.

Bima tadi udah mau maju karena cuma dia yang keliatan gak ngapa-ngapain tapi diselak sama Aga.

"Gue aja, Bim, sekalian gue mau balik kamar. Mau tidur."

Tidak ada kecurigaan dan Bima hanya mengangguk, Aga mengambil tugasnya dan membiarkan Bima beristirahat sedikit sebelum menghadapi kegilaan lainnya yang bisa kapan saja diciptakan sama iblis-iblis di sekitarnya ini.

Aga membuka pintu kamar Haris dengan pelan dan menepuk pipi Xena lembut.

"Bangun, Xen, pindah kamar lo gih."

Tepukan Aga ternyata berhasil membangunkan Xena tapi tidak mampu membangunkan Xena sepenuhnya. Mata Xena masih berat walaupun jiwanya sudah terjaga.

"Eunggg," gumam Xena.

"Jam berapa?" tanya Xena tanpa tahu siapa yang membangunkannya.

"Udah Senin," goda Aga.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Where stories live. Discover now