Epilog [wattpad version]

18.9K 1.8K 102
                                    

2 tahun kemudian

Suasana cafe tidak terlalu ramai namun tidak sepi pengunjung juga, cukup nyaman untuk Xena menghabiskan waktunya sendiri di cafe dekat rumahnya.

Di masa-masa usia kepala tiga ini, Xena jadi jatuh cinta sama kopi terutama hot caramel latte, rasanya itu not too strong not too weak intinya normal-normal aja cuma harus dibatasi karena ia sedang hamil.

"Hai, Xena ya? Boleh kenalan?"

Xena menoleh terkejut ke arah belakang punggungnya waktu bahunya ditepuk oleh seseorang.

Terpampang jelas wajah senyum nan girang seseorang yang menepuknya itu.

"Ih! Aga! Iseng banget sih? Aku kaget tau!" protes Xena.

Jujur emang Xena gak nyangka kemunculan Aga di sini karena kata cowok itu ia akan mengurus beberapa keperluan di rumah sakit. Dikira Xena kan tadi siapa...

Aga terkekeh. "Liat instastory kamu sendirian, aku langsung ke sini," tukas Aga.

Ah, iya, satu fakta dari hidup baru yang bahagia bersama Sagara yaitu membuat Xena kembali menggunakan media sosial. Balas-balasan komentar sama Haris, dm-dm-an sama Tara lalu sering update bareng Sitta. Intinya seru!

"Emang urusan kamu udah selesai?"

Aga langsung menggeleng sembari tersenyum. "Belom, tapi bisa nanti. Kasian bumil minum kopi sendirian," goda Aga.

Xena memukul pipi Aga pelan dan kembali menyeruput kopinya. Kehamilan Xena baru dua bulan jadi belum terlihat apa-apa.

"Bisaan."

"Kalau kamu ditanya suaminya kemana jawabnya apa?"

"Gak punya," jawab Xena bercanda.

Aga menunjuk ke arah perut Xena. "Terus itu gara-gara siapa? Kucing?" tanya Aga ketus.

"Gara-gara siapa yaaaaaaa?"

"Xen....... yang bener jawabnya," omel Aga perlu pengakuan.

Semenjak Xena hamil yang suka merengek bukan perempuan itu melainkan suaminya. Aga jadi lebih sering menuntut pengakuan sebagai suami, dia juga lebih sering merasa kesal terhadap hal-hal kecil. Padahal Xenanya biasa saja.

"Iya, kamu. Gara-gara kamu," tukas Xena mengalah.

Mendengar pengakuan Xena membuat Aga tersenyum puas. Ia hanya butuh pengakuan itu, bukan yang lain.

"Aku gak pesen ya? Langsung jalan aja, kan?" tanya Aga.

"Iya. Bentar." Xena menghabiskan sisa kopinya dengan cepat.

Rencana awal mereka tuh sebenarnya setelah Aga selesai urusan di rumah sakit, mereka mau ke rumah orang tua Aga. Perkiraannya malam karena Aga pasti pulang malam, tapi ternyata hari ini berjalan tidak seperti perkiraan. Aga sudah ada di depannya, menyampingkan semua hal demi bersama Xena.

Hubungan Aga dengan kedua orang tua membaik saat Aga mengumumkan keinginannya untuk menikah dan lebih baik lagi ketika Xena hamil.

Terkadang, memang akan ada masalah yang akan selesai dengan sendirinya karena dikalahkan oleh waktu. Bukan berarti tanpa usaha, tapi proses dan waktu yang membawakan hasil. Waktu itu berjalan tanpa henti, tidak bisa diputar dan tidak bisa dikembalikan. Dalam perjalanannya, waktu mampu merubah segalanya terutama orang.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Where stories live. Discover now