Prolog

11.4K 377 2
                                    

Assalamu alaikum.

Hai.. Aku rinn, ini adalah cerita first aku semoga suka ya guys! Ohhiya, jangan lupa vote dan commen dan follow author agar bisa membuat karya banyak lagi.

Ini cerita pertama kau jadi mohon maaf, apabila ada typo, ataupun salah katanya🙏😇

Salam dari authorr rinn..

•••

•••

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

••

note: telah di revisi

°°°

"Adijah.. Abi dan Umi sepakat menjodohkan kamu."

Kaget, terkejut, mengagah. APA?! Di jodohkan ia salah dengerkan? ngak mungkin deh!!

"Apa? di jodohkan?!" tanya dijah memastikan.

"Iyaa nak, abi dan umi sepakat menjodohkan kamu agar kamu bisa di jaga dan di jauhkan oleh perbuatan zina sayang... " ujar umi adijah yang bernama-- Umi Kalsum mendekat dan mengelus pucuk kepala adijah lembut.

Sedangkan, gadis bernama-- adijah Aisania mendengar hal itu seakan tak percaya. " T-tapi, apakah hal itu ngak kecepetan umi?" tanyanya terbata-bata.

" Tidak nak.., ini semua demi kebaikan kamu dijah!" tegas Abi dijah bernama-- Abraham. Kini wajah abraham nampak menatap adijah dengan tatapan tajam tak ingin di bantah.

Adijah hanya bisa termenung meratapi nasibnya kedepannya. Kepalanya terasa berdeyut kesakitan akibat mendengar perihal perjodohan ini. Apakah ia harus menerimanya?

Umi melihat putri semata wayangnya itu hanya terdiam. Akhirnya, ia mendekat ke arah adijah tangannya  terangkat memegang bahu putri semata wayangnya seraya tersenyum lembut.

" Adijah anaknya umi yang paling umi sayang, umi mohon terima perjodohan ini nak.. Umi ngak mau kamu sampai terjerumus yang namanya perzinaan. Walaupun, umi percaya sama kamu tapi kita ngak tahu kedepannya gimana kan? " gumam uminya memberi sedikit pencerahan agar adijah menerimanya.

menghembuskan napas pelan, seraya memejamkan matanya sejenak. Sesungguhnya adijah tak tega melihat umi nya ini memohon kepadanya. Ia merasa berdosa jika tak mengabulkan keinginan uminya itu.

Adijah menghembuskan napas berat, mau bagaimana lagi ia harus menerimanya Mungkin ini sudah tardir Allah untuk mempertemukan jodohnya secepat ini.

" Baiklah umi, Dijah meneriman perjodohan ini. " Pungkasnya, walapun di dalam lubuk hatinya paling dalam adijah tidak menerimanya.

"Alhamdulilah..."

Umi dan abraham mengucap banyak ucapan syukur dan terima kasih kepada dijah semoga ini jalan yang tepat untuk Adijah putrinya.

Dijah mengerutkan alisnya, "Memangnya, siapa lelaki di jodohkan dijah?" tanya dijah penasaran.

Umi dan abraham saling memandang seraya tersenyum misterius. lalu, menatap ke arah adijah lamat-lamat. Sedangkan, yang di tatap merasa ada sesuatu yang di sembunyikan kedua orang tuanya.

"Pengen tahu banget atau pengen tahu aja nih?" goda umi dijah serata menaik turunkan alisnya.

Mendengar hal tersebut, adijah merenggut kesal kepada uminya. Ia hanya merasa penasaran dengan sosok yang di jodohkan. Siapa sih orang yang di jodohkan olehnya??

"Ihh, umi.." Rengeknya membuat umi dan abraham terkekeh gemas menatap putri semata wayangnya itu.

Sedangkan adijah, masih mempertahankan wajah kesalnya. Cuma beritahunya doang nama lelaki itu kok ribet banget sih.

"Lelaki yang di jodohkan kamu itu..."

Ucapan umi sengaja menggatung ucapannya, ia mau melihat wajah putrinya itu semakin penasaran. Umi terkekeh melihat wajah adijah tampak kesal.

"Ihh.. umi kok berhenti sih!" kesal adijah, tolong ia sangat penasaran dengan orang yang di jodohkan olehnya.

Umi kalsum tersenyum, mengoda putrinya ini sangat menggasikan. Asik baginya tetapi tersiksa untuk adijah haha..

"Ciee.. Kepo yahh!" goda umi seraya menunjuk ke arah wajah adijah yang sudah memerah bak kepiting rebus.

Adijah menggeleng cepat, memandang sembarangan arah tak ingin netranya bersitatap dengan uminya.

"N-ngak, umi" alibi dijah gugup.

"Alasan! " balas umi cepat, lalu menarik hidung mancung adijah membuatnya meringis pelan.

"Aaaa... Umi siapa namanya?!" Adijah saat ini ingin sekali menangis di buatbya, bahkan pelupuk matanya sudah memerah. bertanda menahan tangisnya setengah mati dan hanya dibalas senyuman lebar oleh umi

"Shaka Al Musyirin."

Dijah terdiam kaku, kakinya serasa lemas tak berdaya ia melongo. HAH? NGAK MUNGKIN YAA ALLAH!

°°°

Alhamdulilah udah prolog.
Suka ngak?

Cast.

Adijah Aisania

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Adijah Aisania

Shaka Al musyirin

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Shaka Al musyirin

Ini cast buat mereka semoga suka!!

Part ini sudah aku revisi ulang cuma sedikit kok dan part berikutnya juga akan aku revisi tetapi, sesuai alur kok. semoga kalian suka.

Masyaallah, Suami! (End)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu