13. Rumah sakit.

2.3K 126 1
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


°°°

"Dok, gimana dengan kondisi istri saya?!" Tanya shaka dengan wajah khawatirnya.

Dokter rama tersenyum tpis. "Kondisi istri anda sudah membaik, tetapi usahakan istri anda lebih banyak untuk beristirahat."

"Baik dok, Terima kasih."

Shaka memasuki ruangan adijah di rawat.  Ia dapat merlihat tubuh adijah yang nampak lemas dan wajah pucat membuat hati shaka tercubit.

Coba saja, ia tidak membentak adijah mungkin adijah tidak akan seperti ini. Semua Ini salahnya.

Dan fakta yang baru saja di ketahui, ternyata adijah menyembunyikan penyakitnya kepadanya. Adijah mengidap ganguan atau Intermittent Explosive Disorder (IED) dan itu terbukti saat adijah terus terbawa emosi kepada shifa.

Shaka menggengam tangan adijah, di kecupnya lama tangan hangat itu. Retinanya menatap adijah dengan sedu.

"Ini salah aku.. Harusnya aku percaya sama kamu." Lirih shaka menatap sedu adijah

"Harusnya aku ngak gebentak kamu.. Dijah"

"Maafin aku yah.."

Bunyi pintu di dorong mengalihkan pandangan shaka. Terlihat umi dija yang menatapnya sedu.

"Umi.. "

Umi menarap shaka lamat, "Kenapa dengan adijah, Shaka?" Tanya umi dengan mata berkaca-kaca

Shaka menunduk. "ini salah aku umi.. " Liriknya shaka merasa bersalah, "aku udah bentak adijah, hingga penyakitnya kambuh umi.. "

Umi nyengit dahi. "Penyakitnya kambu?!"tanya umi sekali lagi

Shaka menganguk " Iya.. Umi"

"Kenapa bisa shaka?"

Shaka menatap umi lalu menceritakan yang sebenarnya terjadi. Umi shock mendengar cerita shaka dia hanya bisa menangis sedu saat mendengar cerita shaka.

"Aku salah umi, Aku ngak bisa jaga dijah.. "

Umi mengelus bahu shaka  "ini bukan salah kamu shaka, ini cobaan yang di berikan Allah kepada kamu agar kamu lebih percaya padanya. Allah yang memberikan mu cobaan ini agar kamu bisa melewatinya... " Nasihat umi di balas senyuman tipis oleh shaka

"Makasih umi, Sudah percaya dengan shaka," Balas shaka tulus di angguki oleh umi

•••

Hari telah berganti malam adijah juga tak kunjung sadar dari pingsannya. kata dokter adijah akan sadar sebentar lagi tapi hingga kini adijah tak kunjung sadar.

Shaka terus menemani adijah saat tak sadarkan diri. bersama ayat suci Al-quran yang ia lantunkan di dekat adijah.

Perlahan tapi pasti tangan adijah mulai bergerak membuat shaka menatap adijah dengan raut bahagia.

"Eghh.. "Gumam adijah perlahan matanya terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

Pandangan adijah jatuh ke arah shaka yang saat ini menatapnya sambil tersenyum bahagia.

" Akhirnya kamu sadar adijah.. "Ucap shaka senang lalu menyentuh tangan adijah , tetapi langsung di tepis oleh adijah

" Ngak udah pengan-pengan aku!"ketus adijah membuat shaka terlonjak kaget mendengar ucapan adijah yang terdengar ketus

"Kamu ngak percaya sama aku shaka!!" Teriak adijah histeris

Shaka mencoba mengapai tubuh adijah. "ngak dijah aku percaya sama kamu.. "

Adijah menatap nya sinis, "omong kosong!!" Bantah adijah mengalihkan pandangannya tak ingin melihat wajah shaka.

"Dengerin aku dulu adijah.. "Bujuk shaka lembut

" Ngak!"

"Tadi memang aku ngak percaya sama kamu dijah tapi sekarang aku percaya. Aku percaya dijah.. "

Adijah melirik shaka  "dari dulu kamu memang ngak percaya sama aku, cuma aku di sini terus percaya sama kamu. Cuma aku yang harus ngertiin kamu, sedangkan kamu ngak pernah ngertiin aku shaka!"balas adijah mengeluarkan semua unek-uneknya yang ia pendam

Shaka menunduk merasa bersalah. " Iya.. Aku salah dijah, aku minta maaf. "

Adijah mengusap air matanya kasar, "beri aku waktu sha.. "Lirih adijah di balas anggukan mengerti oleh shaka

Perlahan shaka keluar dari ruangan itu sebelum ia keluar ia sempat menatap adijah lalu berucap

" Maafin aku dijah... "

•••

Shaka dengan pandagan kosong dengan wajah murungnya, membuat sahabatnya menatapnya heran.

Dito menatap ngeri ke arah shaka. "Wah... Si shaka kayaknya kesambet setan goib di sini dari tadi melamun terus."cerocos dito membuat shaka menatapnya tajam

" Berisik!"

"Ngarang amat dah"ucap dito takut

Bara melirik sekilas shaka. " Kenapa lo?" Tanya bara dingin

Pasalnya shaka nampak berantakan saat ini dengan baju kusut, rambut acak-acakan dan wajah nampak lesu.

Shaka terdiam sebentar "bini gue sakit." Gumam shaka lesu " Dan dia marah sama gue karna gue ngak percaya sama dia"

"Siapa suruh ngak percaya sama bini sendiri di dalam suami istri itu  harus ada kepercayaan di antara nya kalau ngak ada udah hancur tuh rumah tangga. " bijak dito panjang lebar sedangkan shaka hanya diam mendengarnya.

"Setuju." Timpal bara

"Wihh.. Tumben-tumben lo setuju sama omongan gue.. Biasanya loh cuek bebek" Girang dito dibalas tatapan malas oleh bara

Shaka menganguk lemas. "Hm.. Ini salah gue ngak percaya sama bini gue, "

"Sebaiknya lo bicara baik-baik sama istri lo itu."saran bara di angguki setuju oleh dito

Shaka tersenyum tipis ke arah bara, sedingin-dinginya bara ia akan peduli saat sahabatnya di dalam masalah.

"Nah.. Gue setuju apa yang di bilang bara."timpal dito

" Thanks ,sarannnya.."

°°°

Yuhuu pakabar bestiee?
Pada nungguin yah?
Maaf yah kalau part pendek kapan" Bikin yang panjang heheh

Janlup votmen yah<33 biar author senangg xixi

Bye...
Seyouu bestiee<3

Masyaallah, Suami! (End)Where stories live. Discover now