Haiii!!
Semangatt semuaa!!Happy reading!!
°°°
Dito menggeleng tegas, "ada yang mau gue omongin serius!" Shaka mendengarnya itu terdiam sesaat sepertinya ada hal yang ngak beres
Ucapan itu mampu membuat isi kepala shaka bertanya-tanya. Tak biasanya sahabatnya ini berbicara ingin serius.
"Apa??" Hanya kata itu yang bisa keluar di mulut shaka
Adijah hanya terdiam kaku, entah mengapa firasatnya tak enak.
"Gue rasa ada seseorang yang ingin lukain adijah.." Tatapan dito menatap shaka penuh serius
Alis tebal shaka menyengit heran, "siapa?!" Entah mendengar ucapan yang di lontarkan dito membuatnta mengeram marah
"Gue ngak bisa ungkap sekarang, karna ini juga nyakut dalam hidup lo!" Peringati dito menepuk pundak sahabatnya ini
"Jagain adijah.." Ucapan bara mampu membuat shaka linglung
apa yang di sembunyikan oleh sahabatnya ini. Ia rasa ini seperti akan ada sebuah badai yang datang di kehidupannya.
Sedari tadi adijah hanya menatap kosong dinding bercak putih tulang tersebut. Entah ia merasa ucapan dito sangat serius dan itu membuatnya ketakutan.
"Lo harus jagain dijah, jangan sampai hal kemarin terulang lagi." Shaka menganguk lemah
"Akuu takut sha..."
Shaka mendekat, lalu meraih tubuh kecil adijah ke dekapannya.
"Sstt.. Udah kamu ngak usah takut ada aku di sini.." Lirih shaka membuat adijah mengerat kan peluknya.
"Bar, cabut yuk! Gue serasa nyamuk di sini." Ucapan dito mampu sepasang pasangan itu melepaskan pelukan mereka
Shaka menatap tajam ke arah dito yang hanya menyengir tak berdosa.
"Gue cabut dulu yah, pasutrii.." Katanya sambil bertos dengan shaka kecuali adijah yang hanya menangkup kedua tangannya di susul bara.
"Darii tadi kek," Kesal shaka
"Iyaa dehh, yang mau mesra-mesraan.." Goda dito
"Yaudahh gue pulang dulu yahh."
Kedua pasutri tersebut hanya menganguk membalasnya.
"Ingat! Ucapan guee."ucapan terakhie itu yang mereka dengar mampu membuat dada adijah bergemuru ketakutan
" Yaa Allah lindungi hamba dan suami hamba.."
•••
Siang ini adijah dan shaka telah sepakat akan segera pergi menuju kediaman keluarga shaka. Setelah tadi shaka berusaha menenangkan adijah yang tengah di gundah ketakutan, akhirnya sekarang telah lebih baik.
"Kamu beneran, mau berangkat sekarang? Atau aku telpon bunda aja besok baru ke rumah." Shaka merogoh handponenya mengotak atik tetapi, segara di tahan oleh adijah
Adijah menggeleng pelan,
"ngak aku mau ke rumah bunda.. Aku ngak mau kecewain bunda pasti dia udah nunggu aku." Lirihnya kemudian menarik perlahan shaka ke luar rumahnya menuju garasi tempat mobil shaka berada.
Dengan helaan napas berat, shaka perlahan menyalakan mobil tersebut. Melewati perkarangan rumah mereka.
Terjadi, keheningan di dalam mobil hingga sebuah motor melambung cepat hingga memotong perjalanan shaka dan dijah.
Shaka mengrem tiba-tiba membuat adijah sedikit terjungkal untungnya, ia memakai sabuk pengaman.
"Astaghfirullah.."
Seorang berpakaian serba hitam itu perlahan turun dari motor besarnya ia perlahan berjalan menuju mobil yang di kemudi shaka.
Shaka melihat itu pun, akan turun melihat orang tersebut. Yang nampak mencurigakan.
Adijah menarik lengannya perlahan, "jangann.." Gelengnya cepat
Shaka tersenyum tipis menyakinkan ia akan baik-bail saja. " Udah, kamu di sini aja yah.. Jangan keluar kalau aku ngak suruh."pintanya dan hanya di balas tatapan sedu
Mengelus pipi mulus adijah, "aku ngak papa, aku bisa lawan kok.," Tanpa aba-aba ia segera keluar mau tak mau adijah hanya bisa pasrah
Melihat shaka keluar ia di landang ke khawatiran. Ia harus menghubungi seseorang.
Ditoo! Baraa!
Nama itu terlintas di pikirannya, langsung saja ia menelpon seseorang tersebut.
Shaka sekarang sedang di hadapan. Menatap penuh tanda tanya siapa orang di balik helm full face tersebut.
Sedangkan, seseorang tersebut tengah tersenyum miring melihat kebingunan shaka.
"Akhirnya lo keluar!"
Tunggu.. Suara itu shaka kenali!! Matanya membulat saat ia mengetahi orang tersebut.
Pelahan seseorang serba hitam tersebut. Melepas helem hitam itu.. Dan yah..
Orang itu adalahh.. Garland
"Cihh, lo lagii! Mau apa lo?!" Geram shaka ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah orang di depannya ini.
Garland mengeluarkan senyum devilnya, " Lo tanya, Gue mau apa jelas-jelas gue mau ISTRI LO YANG TERCINTA!!"ucapnya lantang menekan ucap terahirnya.
Kepalanya shaka serasa mendidih, mendengar ucapan garlad.
"Kurang ajarr!!" Tanpa babibu ia segera menerjang garland dengan pukulannya.
Terjadi lah aksi ajar menghajar, membuat adijah di dalam mobil menatap shaka khwatir yang sudah mulai kelelahan.
Ia tak boleh tinggal diam.. Adijah mengepal tangannya kuat. Menutup matanyanya perlahan dan mata itu berubah menjadi merah darah.
Alter ego, adijah muncul. Entah sejak kapang. Dadanya mengemuru.
"Lelaki bajingan" Umpatnya lalu segera keluar dalam mobil mengedahkan ucapan shaka tadi
Aksi pukul memukul, makin memanas garlad terus menhajar shaka dengan membabi buta.
"Matii loo, adijah punya gue! WHAHAH.."
Garlad masih tidak sadar adijah sudah ada tepat di belakangnya. Wajah di adijah nampak menyeramkan berbeda dengan adijah yang bermata teduh. Sekarang nampak menyeramkan.
"LO YANG BAKALAN MATI BAJINGANN!!"
•••
Next?
M
aaf jika ada kalimat yang ngak pantas jangan di tiru kawan"
YOU ARE READING
Masyaallah, Suami! (End)
Teen Fiction{TAHAP REVISI} Adijah tidak menyangka, ternyata lelaki yang selama ini di kagumi adalah jodohnya! -- Berawal dari Kedua orang tuanya Menjodohkannya dengan lelaki tampan dan paham agama yang teryata.. adalah lelaki most wanted di sekolahnya. sekaligu...