chapter 3

116K 12K 916
                                    

Zehan berjalan di koridor seperti biasa dengan baju seragam yang di keluarkan dan tas yang di sampirkan di salah satu bahunya, langkahnya sampai pada salah satu pintu yang kemungkinan besar adalah kelasnya. Ia menendang pintu kelas dengan keras hinggu menghasilkan bunyi nyaring 

BRAKKK!

"ASTAGA ZEHAN!" Teriak Bu Cici menghampiri anak didiknya kemudian menjewer telinga Zehan 

"Adudududuh nggak sakit bu" Keluh Zehan sembari cekikian. Bu Cici berkacak pinggang menatap Zehan dengan kesal 

"Kamu ini ya sudah telat! masuk kelas tanpa salam, dateng dateng bikin sekelas hampir jantungan!" Bu Cici menarik lengan baju Zehan kemudian menyeretnya hingga keluar kelas, membenarkan letak kacamatanya lalu melambaikan tangan kepada sosok cowok bertubuh tinggi yang sedang berpatroli melewati koridor 

"Nak Heickal ibu minta tolong ya awasin anak nakal ini sampai jam pertama dan kedua selesai" Ucap Bu Cici sembari sedikit mendorong tubuh Zehan ke depan, bibirnya tersenyum saat menatap kearah ketos yang dikenal dingin itu namun tidak saat menatap kearah Zehan 

"Zehan kamu ibu hukum lari di lapangan 20 putaran!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut Bu Cici kembali masuk kedalam kelas dan melanjutkan kegiatan mengajarnya yang sempat tertunda

Zehan menghembuskan nafasnya kasar kemudian menolehkan pandangannya kedepan ketika menyadari seseorang sedang memperhatikannya 
"Apa lo liat liat?!"

Heickal hanya diam tak berekspresi, tangannya terulur menarik tangan Zehan menyeretnya menuju lapangan. Zehan yang mulai kesal karena dirinya di seret seret lantas memukul lengan Heickal hingga sang empunya melepas pegangan tangannya 

Dengan malas ia berjalan kearah tiang bendera, melempar tas ringannya kedepan acuh tak acuh kemudian mulai berlari mengitari lapangan. Sedangkan Heickal berjalan ke tengah lapangan kemudian melaksakan tugasnya mengawasi Zehan. 

15 menit telah berlalu, Zehan berhenti setelah selesai menuntaskan hukumannya. Ia mendudukkan tubuhnya di pinggir lapangan kemudian mensejajarkan kedua kakinya supaya tidak sakit ketika selesai berlari. 

Heickal tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Zehan. Ia diam diam tersenyum tipis mengagumi pemandangan di depaannya. Rambut yang acak acakan serta peluh bercucuran dari kepala hingga leher membuat seorang Zehan Kartanegara terlihat lebih keren. 


•••

Zehan merenggangkan tubuhnya setelah lama tertidur di gudang sekolah, ia meraih handphone dari balik sakunya dan melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 4 sore

Berdiam diri sesaat untuk mengumpulkan kesadarannya sepenuhnya. Sekolah sudah bubar satu jam yang lalu dan ia masih berada didalamnya karena membolos sewaktu jam pelajaran terakhir

Zehan berdecak kesal karena tidak ada seorangpun yang membangunkannya. Ia baru teringat bahwa ketiga temannya itu tidak masuk sekolah hari ini. Aksal yang sedang menghadiri pertandingan futsal di SMA lain, Ucup menghadiri upacara pemakaman neneknya di Bali dan Asep yang mengunjungi orang tuanya dikampung halamannya

Zehan bangkit dari duduknya setelah memasukkan kembali handphonenya kedalam saku. Membuka pintu gudang lalu mulai berjalan dengan santai diantara lorong kelas menuju parkiran karena ia tahu sekolah baru akan di tutup pukul 5 sore

Saat sedang melewati ruang OSIS langkahnya terhenti di depan pintu ruangan yang paling di bencinya itu. Samar samar Zehan mendengar suara seseorang yang sedang bermain gitar

Zehan yang sedikit tertarik dan merasa senang mendengar melodi dari suara petikan gitar itu tanpa sadar semakin mendekatkan tubuhnya pada ruangan OSIS hingga bahkan menyandarkan tubuhnya pada pintu

Terlalu hanyut mendengarkan suara petikan gitar yang menurutnya sangat indah membuat Zehan tidak menyadari bahwa suara petikan itu mulai berhenti dan bergantikan dengan suara pintu yang terbuka lebar

BRAKKKK!

Zehan terjatuh karena tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya. Tatapan matanya bertabrakan dengan iris mata seseorang yang berada dibawahnya

Ia tidak merasakan sakit sedikitpun karena ternyata tubuhnya terjatuh diatas tubuh seorang ketos yang dikenal dingin

Zehan panik seketika. Mencoba bangun dari posisinya namun tertahan karena salah satu besi dari kalung yang biasa di pakainya tersangkut pada benang hodie yang sedang di kenakan oleh Heickal

Sial! Batinnya menggerutu dengan sangat kesal

Memangnya siapa yang mau berada di posisinya saat ini? kepergok menguping ketua OSIS yang sedang bermain gitar lalu terjatuh dan sialnya dirinya tidak bisa bangun dengan cepat karena harus melepaskan kaitan besi yang tersangkut pada hodie milih ketos

Zehan mengerutkan keningnya merasa kesusahan karena tidak dapat melepaskan kaitan besi kalungnya, sedangkan Heickal sedari tadi hanya terdiam sembari menikmati ekspresi Zehan yang menurutnya terlihat menggemaskan

Karena terlanjur kesal, Zehan langsung saja menggigit benang hodie yang di kenakan Heickal hingga kaitan besinya terlepas dan segera bangun dari posisinya yang terkesan sangat intim.

"Sorry sorry gue nggak tau kalo tadi pintunya di buka" Ucap Zehan sembari menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal

Senakal nakalnya dirinya, Zehan tidak akan pernah lupa dengan 3 kalimat yang sudah sangat jarang di gunakan oleh orang orang dalam kehidupan sehari-hari namun maknanya sangat penting. Ketiga Kalimat tersebut adalah Terimakasih, Maaf dan tolong

Meminta tolong membuat orang lain merasa lebih dihargai dan dibutuhkan. Berterima kasih memicu orang lain untuk berbuat baik lagi. Meminta maaf dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain

Heickal mengangguk singkat menanggapi perkataan Zehan

"Badan lo ada yang sakit nggak?" Tanya Zehan memperhatikan tubuh Heickal dari bawah hingga atas takut takut membuat anak orang terluka atau kesakitan setelah di timpa oleh badannya sendiri

"Gak ada" Zehan bersyukur setelah mendengar jawaban Heickal. Ia hendak pergi setelah merasa urusannya sudah selesai namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Heickal

"Kenapa?" Ujarnya sambil menaikkan sebelah alisnya

"Mau kemana?" Kini Heickal yang bertanya kepadanya

"Pulang lah mau kemana lagi?"

"Masuk dulu"

"Ngapain?"

"Makan. lo laper kan?"

Mata Zehan berbinar,  memang benar ia sedang sangat lapar saat ini akibat tertidur di gudang tadi. Sebenernya dirinya berniat mampir ke salah satu warung makan setelah pulang dari sekolah namun tawaran Heickal lebih menggiurkan. Jika ada yang gratis kenapa harus repot repot cari yang bayar? Rezeki nggak boleh di tolak!

"Gue sebenernya nggak laper. tapi karena lu nawarin jadi gue ga bisa nolak rezeki" melangkahkan kakinya memasuki ruangan OSIS setelah mengucapkan kalimat tersebut, tanpa sadar dirinya meninggalkan seseorang yang sudah mengajaknya untuk makan bersama

Dasar Zehan nggak tau diri!

•••

TBC.

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now