chapter 40

66.1K 8K 994
                                    

Zehan berjalan dengan langkah yang begitu santai karena dirinya sedang berpikir siapa yang telah memanggilnya untuk datang ke perpustakaan dan mengatas namakan bahwa dia adalah pacarnya, Heickal.

Zehan tidak gampang di tipu, Heickal bukan tipe orang yang menyuruh orang lain untuk memanggilnya. Jika cowok itu ingin bertemu maka ia akan langsung menemui Zehan saat itu juga

Gilang? Jelas bukan. Cowok jangkung itu sedang bermain basket di lapangan bersama teman temannya.

Jakson? Cowok itu baru saja di D.O dari sekolah atas perintah Heickal namun di beri izin untuk bersekolah kembali asalkan menandatangani surat perjanjian agar tidak lagi menganggu Zehan maupun murid yang lainnya.

Vino? Memangnya apa yang harus di bahas dengan cowok pendek itu? Zehan rasa mereka berdua tidak dekat untuk sekedar saling bertukar sapa maupun saling berbicara satu sama lain tanpa alasan yang jelas.

Tak terasa kini Zehan sudah berdiri di depan perpustakaan yang senantiasa sunyi. Ia menoleh ke berbagai arah memperhatikan sekelilingnya yang begitu sepi, apakah tidak ada satupun murid yang ingin masuk kedalam bersamanya?

Zehan merasa ada yang aneh dengan susana perpustakaan hari ini. Ia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menarik ganggang pintu tersebut hingga pintu perpustakaan terbuka

BRAK!!

Zehan terjatuh hingga tubuhnya tak sengaja membentur rak buku yang berada di belakangnya. Ia melihat pintu perpustakaan yang di tutup dengan keras kemudian matanya menangkap sosok tiga gadis yang sedang berdiri di hadapannya

Zehan mengernyit begitu mengetahui bahwa ketiga gadis tersebut adalah teman seangkatannya. Ancel, Sherly dan Teca. Salah satu diantara mereka memiliki posisi yang tinggi di sekolah, yaitu seorang putri primadona yang di nobatkan karena kecantikannya.

"Ada urusan apa sama gue?" Zehan tersenyum sembari merapikan seragamnya yang berantakan kemudian ia berdiri dengan tegak menghadap ketiga gadis yang sedang menatap tajam kearahnya

"Ada hubungan apa lo sama Heickal?" Sherly maju selangkah lebih dekat, tangannya mencengkram kerah baju Zehan

"Gue denger semua anggota OSIS lagi ngebicarain lo yang udah jadian sama Heickal kemarin. Coba lo jelasin!" lanjutnya

Zehan terkekeh kecil, tidak ada raut ketakutan maupun kesal di wajah tampannya membuat Sherly mengeratkan cengkramannya supaya Zehan merasa tercekik

"Kenapa kalau gue ada hubungan sama Heickal?" Zehan melepaskan tangan Sherly dengan mudah

"Emangnya lo siapanya Heickal? Kenapa gue harus repot repot ngasih penjelasan sama orang yang bahkan nggak minat buat gue ajak ngobrol?" Zehan menampilkan ekspresi polosnya seakan akan dia tidak tahu apa apa disini

Sherly yang merasa kesal langsung menyuruh kedua temannya agar memegangi tangan Zehan

PLAKK!

Wajah Zehan tertoleh kesamping begitu mendapatkan tamparan yang sangat kasar dari seorang gadis di depannya kini. Senyumannya terganti dengan ekspresi datar yang jarang sekali ia tunjukkan kepada orang lain

"Semua orang tahu kalau Heickal cuma cocoknya sama gue! Lo nggak pantas sama sekali buat jadi pacarnya. Faham?!"

Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Zehan, cowok tersebut membungkam mulutnya rapat rapat.

Sherly menginjak kaki Zehan sembari mengikis jarak diantara keduanya

"Gue liburan satu bulan keluar negeri bukan berati lo bebas deketin Heickal. Dasar cowok gatel!"

Zehan menatap tajam kearah telunjuk Sherly yang sedang menunjuk wajahnya. Ia mendorong Ancel dan Teca yang masih menahan tangannya hingga tersungkur di atas lantai

"Kalau lo emang cocok sama Heickal kenapa nggak jadian dari dulu?" Zehan mendorong tubuh Sherly hingga gadis tersebut terpojok ke sudut ruangan, tangannya menyentuh dinding perpustakaan guna mengunci pergerakan Sherly agar tidak bisa kabur kemana mana

"Heickal aja nggak sudi buat deket deket sama lo. Jangan kebanyakan mengkhayal, nanti sakit." ucap Zehan sembari mendekatkan wajahnya dengan Sherly

Situasi berganti dengan cepat. Saat ini giliran Sherly yang bungkam atas pernyataan yang di lontarkan Zehan

"Lo cantik tapi sayang hatinya busuk." ucap Zehan sekali lagi. Tangannya memberi aba aba supaya dua gadis yang sedang ingin menyerangnya menggunakan benda tajam dari belakang punggungnya agar memberhentikan aksinya

"Nggak usah sok sok an mau nyelakain gue kalau megang pisau aja tangan lo berdua masih gemetar." Zehan menoleh kebelakang sembari tersenyum kearah Ancel dan Teca hingga matanya menyipit

Kesempatan ini dimanfaatkan Sherly dengan sangat baik. Gadis tersebut mendorong Zehan dan menendang punggung cowok itu hingga tubuhnya membentur meja yang berada di sampingnya

Zehan bersandar pada meja tersebut. Ia tertawa kecil sembari memandangi tiga gadis yang sedang mengepungnya saat ini

"Lo milih tempat ini buat nyebak gue karena disini selalu sepi?" tanya Zehan

"Karena yang ngejaga adek kelas terus lo gampang buat ngusir mereka?" lanjutnya

"Sayang banget bentar lagi ketua OSIS yang lo cintai bakal dateng kesini. Dia bisa ngeliat langsung tingkah laku busuk lo Sherly."

"Sebagai putri primadona sekolah yang di nobatkan karena kecantikannya serta hati yang suci dan perilaku yang baik. Posisi lo pasti langsung di ganti sama orang lain karena kelakuan lo hari ini." Zehan menunjuk wajah Sherly yang sudah memerah akibat menahan amarah

"Dan kalian berdua bisa langsung di skorsing karena membawa benda tajam ke sekolah." Zehan beralih menunjuk Ancel dan Teca yang terlihat panik

"Mau kabur kemana? ketua OSIS nya udah nungguin lo semua di depan pintu." ucap Zehan dengan santai. Ia saat ini sedang memuji dirinya yang sempat menelpon Heickal sebelum masuk kedalam perpustakaan

"Nggak usah sombong! Emangnya lo punya bukti?" tanya Sherly sembari bersedekap dada

BRAK!

Pintu perpustakaan dibuka dengan kasar menampilkan sosok Heickal bersama kedua anggota OSIS yaitu Jidan dan Juan.

"Aww sakit. Kenapa kalian semua ngedorong gue berkali kali?" Zehan membuat ekspresi kesakitan di wajahnya, ia memeluk tubuhnya sendiri seakan akan sedang takut karena di kepung oleh tiga orang gadis

"Untung gue bisa bela diri, kalau enggak pisau yang lo berdua pegang udah pasti nusuk punggung gue tadi." Zehan menunduk tanpa mau melihat ekspresi Ancel dan Teca

"Gue benar benar nggak tahu salah gue apa sampai kalian ngebully gue disini." Zehan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Ia diam diam tersenyum begitu mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya

"Gue emang nggak punya bukti, tapi seenggaknya otak gue bisa berfungsi di saat saat genting kaya sekarang." Zehan membantin

••••
TBC

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now