chapter 16

89.7K 8.9K 489
                                    

Suara dentuman musik yang mengalun begitu keras menyambut kedatangan Zehan ketika melangkahkan kakinya memasuki sebuah club bar terkenal di Bandung. Ia berjalan menuju salah satu meja yang kosong lalu mendudukkan tubuhnya diatas kursi yang berada disana

Zehan menatap sekelilingnya. Banyak  pemandangan yang tidak senonoh di depannya seperti dua orang yang sedang berciuman. Ia memandang jijik pada wanita wanita yang sedang berjoget ria menikmati alunan musik dengan busana tipis yang sangat ketat

"Asep kemana sih?" Zehan berdecak kesal karena sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan temannya yang telah mengundangnya kesini

Zehan menghidupkan layar handphonenya untuk mengecek kembali pesan yang di kirimkan Asep kepada dirinya. Ia memicingkan matanya menyadari bahwa foto profil yang di gunakan Asep ternyata bukan foto Asep. Sialan apakah Zehan di jebak oleh seseorang? Jelas jelas foto profil di akun tersebut adalah foto seseorang yang tidak di kenalinya

"Bangsat!"

Zehan berdiri dari duduknya kemudian hendak melangkah keluar, namun tiba tiba seorang wanita berpakaian sexy merangkul bahunya membuat cowok itu lantas menoleh

"Hai sayang.."

"Sayang sayang pale lo mau gue gampar?"

Zehan menghentak tangan wanita tersebut kemudian buru buru pergi meninggalkan mejanya. Ia memandang sekelilingnya tak menemukan pintu keluar

"Pintunya dimana anjing!" Zehan berjalan menghampiri seseorang yang sedang duduk di depan meja bertender dengan posisi membelakanginya

"Permisi pak, pintu keluarnya dimana ya?" Orang itu memutar kursinya hingga menghadap kearah Zehan

Zehan menatap kaget pada sosok Ayahnya yang kini berada di hadapannya. Mengapa takdir mempertemukan mereka di saat saat seperti ini? Zehan sungguh malas bertemu dengan Ayahnya. Ia sendiri tidak tahu apakah dirinya masih di anggap anak atau bahkan namanya sudah di hapus dari kartu keluarga?

Zehan berbalik badan hendak pergi menjauh dari hadapan Ayahnya namun beberapa bodyguard bertubuh besar dengan pistol di masing masing tangannya menghalang akses Zehan untuk pergi dari situ

"Apa maksud Anda?" Zehan menatap tajam pada Ayahnya. Ia mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh mencoba menahan amarahnya

"Perusahaan hampir bangkrut. Bantu Ayahmu ini mengambil hati klien supaya mau bekerja sama dengan perusahaan Ayah"

Zehan berdecih. Ingin sekali rasanya menertawakan Pria tua di depannya yang terlalu gila harta. Jika butuh bantuannya saja baru memanggil dirinya Ayah? Apakah tidak ingat bahwa sebelumnya ia di usir dari kediaman pria tua itu?

"Bantuan apa?"

"Layani salah satu klien dengan tubuhmu malam ini."

Zehan menatap tak percaya pada Ayahnya. Jadi ia akan di jadikan seperti jalang? Tidak. Ia tidak mau harga dirinya di rendahkan seperti ini, persetan dengan perusahaan yang hampir bangkrut karena Zehan benar benar tidak peduli

"Saya menolak."

Sedetik kemudian setelah Zehan menolak permintaan Ayahnya. Dua bodyguard yang berdiri di belakangnya langsung menyeret tangan Zehan dan membawanya kedalam salah satu ruangan yang gelap. Ia ingin memberontak namun kekuatannya tidak sebanding dengan para bodyguard itu

Brakkk!!

Zehan menoleh kesamping menatap pintu yang di tutup dengan kasar lalu di kunci dari luar

"Bajingan!"

Zehan dengan cepat mengeluarkan handphonenya dari dalam sakunya untuk meminta bantuan. Namun belum sempat Zehan mendial nomor temannya kini handphonenya lebih dulu di rebut dan di lempar hingga membentur dinding.

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now