chapter 22

79.6K 9.4K 1.9K
                                    

Zehan hendak keluar dari toilet setelah selesai mandi dan menggunakan seragamnya. Namun saat ia berada di depan pintu toilet seseorang mendorong tubuhnya agar ia kembali masuk kedalam hingga punggungnya bersentuhan dengan dinding

"Apansih lo?"

Zehan menatap tajam kearah Heickal yang sedang menampilkan eskpresi datarnya. Cowok itu mencengkram kerah seragam Zehan hingga sang empunya kesusahan bernafas

"Lo apain Vino?!"

Zehan memukul tangan Heickal berkali kali sampai cengkraman di kerah seragamnya terlepas. Hatinya mencelos mendengar Heickal yang menyebut nama Vino di depannya

"Gue tonjok sampai babak belur, buta lo tadi?"

Wajah Zehan menoleh kesamping setelah mendapatkan sebuah tamparan di pipinya. Ia tak mengira Heickal akan melakukan tindakan kasar padanya

"Kenapa?"

"Lo nggak pantas nyakitin Vino." Heickal menekankan setiap kata yang ia ucapkan

"Lo juga nggak pantas nyakitin gue bangsat!" Zehan menutup wajahnya dengan telapak tangannya agar Heickal tidak melihat dirinya yang sedang menangis. Zehan merasa dirinya terlalu cengeng, namun siapapun yang berada di posisinya saat ini mungkin juga akan menangis.

Zehan menggigit bibirnya sendiri supaya tangisannya bisa berhenti. Ia mengusap wajahnya dengan kasar kemudian menatap kearah Heickal dengan tatapan yang penuh luka di matanya

"Kenapa lo ngasih gue harapan kalau hati lo lebih berpihak ke Vino?"

"Karena dia berharga buat gue"

Zehan tertawa hambar, tangannya dengan spontan bergerak menampar pipi Heickal dengan keras hingga ia dapat merasakan tangannya yang kebas

"Lo orang paling brengsek nomor dua setelah Ayah gue. Gue peringati supaya lo nggak nampakin wajah jelek lo lagi di depan gue!"

Zehan berlari keluar dari toilet setelah puas berteriak di depan wajah Heickal

Sedangkan Heickal kini sedang menunduk sembari mencerna setiap kata yang di lontarkan Zehan sebelumnya. Apakah benar ia telah menyakiti anak itu? Apakah ada yang salah dengan omongannya tadi? Heickal bingung. Ia marah karena Vino di pukuli oleh Zehan, niatnya hanya ingin memberi Zehan hukuman supaya tidak melakukan kekerasan lagi di sekolah, namun ia begitu terpancing emosi karena Zehan yang terus berucap dengan nada sarkas seakan akan benci dengan dirinya

Banyak kesalahpahaman yang terjadi diantara Heickal dan Zehan. Ia harus meluruskan semua masalah ini. Heickal ingin menjelaskan kepada Zehan bahwa Vino adalah sepupunya.

Cowok itu baru menyadari bahwa Zehan cemburu dengan Vino. Ia diam diam tersenyum tipis mengetahui bahwa Zehan sudah mulai mencintainya. Benar bukan? Cemburu tandanya cinta

•••

Zehan mendudukkan dirinya di bangku taman sembari menyumpal mulutnya dengan sebatang rokok yang sudah di hidupkan. Ia tidak peduli jika ada yang memergokinya karena merokok di area sekolah

Zehan memperhatikan tangannya yang sudah terbungkus oleh perban. Tadi Aksal memaksa untuk mengobati luka di tangannya karena cowok itu merasa bersalah sudah meninggalkan Zehan di kelas sendirian. Namun Aksal meninggalkan Zehan bukan tanpa alasan, ia mendapatkan panggilan dari Wili yang katanya terjatuh saat mencoba mengendarai motor

Zehan menoleh pada Gilang yang sedang duduk di sampingnya. Ia langsung membuang rokoknya ke sembarang arah

"Ngapain?"

"Nemenin lo"

Keduanya terdiam beberapa saat sebelum Zehan memanggil Gilang

"Lang"

"Panggil gue abang. Gue lebih tua 2 tahun dari lo" Gilang menjelaskan kepada Zehan karena anak itu terlihat seperti ingin protes

"Cih tua"

Gilang melirik tajam kearah Zehan membuat sang empunya menyengir lebar kearahnya

"Bang Gilang"

"Apa?"

"Kok lo bisa lebih tua dari gue? Kita kan satu angkatan"

"Gak naik kelas."

"2 tahun?"

"Iya."

"Wow impresif"

Gilang mengeluarkan sebungkus eskrim dari dalam kantong plastik yang di bawanya. Ia memberikan eskrim tersebut kepada Zehan

"Thanks"

Zehan membuka bungkus eskrim itu kemudian mulai menyantapnya dengan nikmat

"Sering ngerokok?"

"Ga juga"

Gilang mengangguk mendengar jawaban Zehan. Ia tersenyum gemas melihat pipi Zehan yang terkena noda eskrim

"Tadi kenapa mukulin temen lo?"

"Soalnya gue di kunciin di kelas, gue tau dia pelakunya karena gue ngeliat pake mata kepala sendiri

"Gak di laporin ke BK?"

"Nggak lah. Ngapain juga paling di BK cuma dikasih nasehat sama dikasih poin, gue nggak bakal puas kalau cuma begitu"

"Ngebikin anak orang babak belur bikin lo puas?"

"Jelas."

Gilang terkekeh pelan kemudian ia menyodorkan tisu ke depan wajah Zehan

"Buat apa?"

"Bersihin noda di pipi lo"

Zehan mengangguk dan langsung membersihkan noda di pipinya menggunakan tisu yang di berikan Gilang. Ia melihat ke sekelilingnya kemudian matanya tak sengaja menangkap sosok Heickal yang sedang membantu Vino berjalan menuju kelasnya

Ia tersenyum miring mengetahui bahwa kedua orang tersebut akan lewat di depannya. Zehan dengan sengaja menyandarkan kepalanya pada bahu Gilang sembari terus menyantap eskrimnya, ia juga menaikkan kedua kakinya keatas paha Gilang

"Aduh pegel" Zehan sengaja mengeraskan suaranya membuat dua orang yang sedang berjalan melewatinya kini menoleh kearahnya dan juga Gilang

Zehan tersenyum penuh kemenangan melihat eskpresi datar yang di tunjukkan Heickal namun ada sedikit raut kekesalan di wajah cowok itu. Ia juga memergoki tangan Heickal yang sedang mengepal seperti sedang menahan amarah

Mampus. Memangnya hanya Heickal yang bisa membuat Zehan cemburu?

•••
TBC.




Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now