chapter 14

90.3K 9.3K 403
                                    

Zehan membuka pintu minimarket, tangan cowok itu memegang sebuah plastik berisikan cemilan favoritnya. Ia memakan eskrimnya kemudian mulai berjalan beberapa langkah menuju gerbang sekolah

Zehan menatap pos satpam yang kosong. biasanya satpam akan  menjaga pintu gerbang supaya murid yang telat tidak bisa masuk ke dalam sekolah tanpa seizin guru BK.

"Hoki nih gue" Zehan berbicara pada dirinya sendiri lalu mulai memanjat gerbang yang lumayan tinggi, ia melompat ke bawah setelah sampai di puncak pagar

"Lompatan anak basket ni boss"

Zehan membuang stick eskrimnya ke tempat sampah, setelah itu ia berjalan menyusuri koridor sembari menyisir rambutnya dengan satu tangan

"HEY KAMU!!"

Zehan spontan menoleh kearah belakang. Netranya bertabrakan dengan mata bulat pak Mamat yang sedang menatap tajam kearahnya

"Mampus gue."

Zehan langsung saja berlari dengan cepat untuk menghindari amukan pak Mamat, Ia berhenti sesaat guna mengatur nafasnya yang tak teratur. Zehan menoleh ke kanan dan kiri, ia bingung harus melewati jalur yang mana karena kedua jalur itu akan membawanya ke ruang guru dan ruang BK

Di saat dirinya tengah berfikir keras tiba tiba seseorang menarik tangannya sehingga Zehan terseret masuk kedalam sebuah ruangan kosong

"Woy gelap!" Sedetik kemudian setelah Zehan berteriak tiba tiba lampu menyala sendiri, Zehan menatap horror kearah saklar lampu yang kebetulan berada di sampingnya

"Long time no see, Zehan." Seorang pria bertubuh tinggi dengan warna kulit yang sedikit gelap serta tindik yang berada di kedua telinganya berjalan mendekati Zehan, pria itu tersenyum menikmati raut kaget dari wajah Zehan

"Lo siapa?" Zehan menatap pria asing di depannya, ia tidak mengenali wajah pria itu namun dari lubuk hatinya tiba tiba Zehan merasa sesuatu yang tidak diinginkannya akan terjadi

"Saya yang pernah kamu tabrak ketika kamu sedang terburu-buru pergi ke toilet."

"Nama lo siapa?"

Zehan berjalan mundur hingga punggungnya menabrak dinding, ia merasa sedikit kesal karena pria itu semakin terus mendekatinya, bahkan tubuh keduanya hampir bersentuhan

"Saya Jakson. Do you remember me?"

Seluruh syaraf di tubuh Zehan seakan berhenti saat ini juga. Ia mematung dengan tangan yang gemetaran, bahkan kantong plastik yang sedari tadi berada di genggamannya sudah tergeletak diatas lantai

Zehan ingat sekarang. Jakson adalah kakak kelas yang sangat terobsesi dengannya sewaktu Zehan berada di bangku SMP. Ia bahkan mengalami trauma akibat perlakuan Jakson. Selama 1 tahun lebih Zehan baru bisa menikmati hidupnya dengan tenang karena kepindahan Jakson ke London sewaktu dirinya masih kelas 8 SMP.

Selama 2 tahun Zehan berada di bawah kuasa Jakson. Ia harus menuruti semua perintahnya jika tidak mau tubuhnya yang menjadi korban. Bagi Zehan Jakson adalah psikopat yang mengalami gangguan kejiwaan sekaligus malaikat pencabut nyawa. Zehan hampir terbunuh karena pernah membantah perintah Jakson, bahkan ia pernah di ancam akan di lecehkan jika Zehan melaporkan keburukan Jakson kepada pihak sekolah serta keluarganya

Zehan menoleh kesamping saat Jakson hampir mencium bibirnya. Ia mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh, berusaha agar tidak terlihat ketakutan di depan Jakson. Zehan sungguh tidak mau kejadian sewaktu dirinya berada di bangku SMP terulang lagi.

"Jangan kurang ajar ya lo!" Zehan melayangkan pukulannya pada wajah Jakson namun pria itu dengan mudah menghindari serangan Zehan

"Good job." Jakson bertepuk tangan melihat aksi Zehan yang terus mencoba menyerangnya. Dengan cepat kakinya menendang perut Zehan hingga sang empunya tersungkur di lantai

Jakson tersenyum miring kemudian mendudukkan tubuhnya diatas perut Zehan. Pria itu mengeluarkan pisau kecil dari balik sakunya kemudian mengarahkan ujung pisau tersebut hingga menyentuh pipi Zehan

"Saya sangat merindukan kamu. Saya merindukan raut ketakutan dari wajah mu, saya meridukan suara kesakitan yang keluar dari bibir sexy mu ketika saya menyayat tubuhmu menggunakan pisau ini"

Jakson mulai menggerakkan pisaunya dengan pelan hingga menimbulkan bekas goresan serta bercak darah yang mengalir di pipi Zehan

"Hukuman untukmu yang sudah berani melawan saya."

Zehan hanya diam. Ia menggigit bibirnya menahan rasa sakit dari luka yang di ciptakan oleh Jakson

Jakson mengalihkan perhatiannya pada dering handphone yang berada di sakunya, ia melihat nama yang tertera pada layar handphonenya tanpa berniat untuk menjawab panggilan itu

Jakson berdecak malas kemudian bangkit dari tubuh Zehan, tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia pergi keluar ruangan meninggalkan Zehan yang sedang menatap punggungnya

"Shhh anjing sakit" Zehan berdiri sembari menyeka darah yang terus mengalir dari pipinya, tangannya terulur meraih kantong plastik yang tergeletak dilantai kemudian berjalan keluar ruangan.

Zehan berjalan tak tentu arah sambil menunduk, ia memikirkan bagaimana nasib dirinya kedepannya. Zehan takut traumanya kembali lagi.

Terlalu fokus dengan pikirannya membuat Zehan tak sengaja menabrak bahu seseorang

"Sorry"

Zehan terus menunduk tanpa mau melihat kearah seseorang yang sudah di tabraknya. Ia hendak berjalan kembali namun tubuhnya lebih dulu di balik menghadap orang yang sudah di tabraknya

"Lo kenapa Han?"

Zehan mendongak menatap wajah seseorang yang berada di hadapannya, ternyata ia menabrak temannya sendiri. Aksal

"Gue gapapa."

"Boong! Itu pipi lo kenapa berdarah?"

Zehan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sialan ia lupa menutupi luka di pipinya

"Anu.. gue abis manjat pagar di depan terus pipi gue kena ujungnya yang tajem jadi luka"

Aksal mengangguk, percaya dengan ucapan Zehan

"Sana lo obatin dulu ke UKS. Jangan sampe ketahuan guru soalnya masih jam pelajaran. Gue mau ke kantin dulu beli susunya Wili"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Aksal berlari menuju kantin

"Untung gak ketahuan"

Zehan bernafas dengan lega kemudian berjalan hingga sampai di UKS. Ia sedikit mengintip ke dalam untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang menjaga

"Oke aman."

Zehan membersihkan lukanya sembari membuka aplikasi kamera di teleponnya untuk melihat kondisi wajahnya

"Bangsat lumayan gede juga lukanya"

Setelah selesai mengobati lukanya dan menempelkan plester di pipinya kini Zehan merebahkan tubuhnya diatas kasur UKS. Ia memejamkan matanya mencoba untuk tertidur sebentar.

•••

TBC

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now