chapter 27

85K 9.2K 541
                                    

Zehan menyampirkan tasnya pada salah satu bahunya. Ia senang karena mendapatkan izin membawa mobil milik Dimitri ke sekolah walaupun Heickal menolak keras keinginannya karena cowok itu ingin berangkat bersama Zehan dan dirinya menolak dengan alasan tidak mau mengundang perbincangan hangat di sekolah.

Zehan mengendarai mobil dengan kecepatan yang terbilang lambat, sengaja karena tidak ingin sampai ke sekolah tepat waktu.

Saat di tengah perjalanan tiba tiba mobil yang di kendarain Zehan mati di pinggir jalan. Anak itu segera keluar untuk mengecek kondisi mensinnya dibagian depan tetapi tidak menemukan sesuatu yg rusak atau bermasalah. Zehan kembali masuk kedalam mobil untuk mengecek berapa sisa bensin dan ternyata ia kehabisan bensin.

Zehan lupa pesan Dimitri yang menyuruh dirinya agar mampir mengisi bensin terlebih dahulu karena memang bensinnya tinggal sedikit.

"Sial mulu gue." Zehan membanting pintu mobil setelah mengambil tasnya dari dalam. Ia sempat mencari keberadaan handphonenya namun ternyata tertinggal di rumah Heickal

Zehan memutuskan untuk berjalan walaupun jarak tempuh menuju sekolahnya masih lumayan jauh. Ia berjalan sembari menendang batu batu yang berada diatas aspal

Langit yang semulanya cerah kini berubah menjadi mendung. Zehan mendongak keatas menatap pada langit yang di penuhi awan awan berwarna gelap. Ia berdecak malas kemudian beralih menatap pada jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi

Zehan mengedarkan pandangannya memperhatikan jalanan yang sepi berharap ada kendaraan umum yang lewat. Ia mulai mempercepat langkahnya bahkan berlari saat rintik rintik hujan mulau turun, ia menggunakan tasnya sebagai pelindung kepalanya agar tak terkena air hujan. Matanya memicing melihat ada sebuah halte bus di seberang jalan

Zehan berlari dengan cepat menghampiri halte bus tersebut. Sesampainya disana ia langsung membuka sepatunya dan memasukkannya kedalam tas.

Hujan semakin deras bersamaan dengan angin yang bertiup dengan kencang. Zehan menolehkan kepalanya pada wanita yang berada di sampingnya, ia seperti familiar dengan wanita tersebut.

Zehan melirik pada sebuah dompet tebal yang terjatuh di samping kakinya. Ia meraih dompet itu kemudian menghampiri wanita yang hendak masuk kedalam mobilnya

"Tante dompetnya jatuh"

"Eh? Makasih ya nak."

Dompet yang masih berada di genggaman tangan Zehan nyaris terjatuh jika wanita di depannya tidak langsung mengambil dompet itu dari tangannya. Zehan mematung di tempat, tangannya bergetar bersamaan dengan detak jantungnya yang berdegup sangat kencang. Air matanya mulai menetes membasahi wajahnya walaupun tidak terlihat karena menyatu dengan air hujan

"Mama?"

Zehan menahan tangan wanita itu yang terburu-buru masuk kedalam mobilnya.

"Ma? Ini Zehan."

"Mama nggak inget Zehan?"

Yavana menyentak tangan Zehan degan kasar. Ia memandang wajah anaknya dengan tatapan yang merendahkan

"Jangan panggil saya Mama."

"Saya nggak sudi punya anak kaya kamu."

Zehan tak memperdulikan ucapan Mamanya. Ia langsung memeluk tubuh wanita yang sudah sangat di rindukannya selama bertahun-tahun

"Mama pulang kok nggak ngabarin Zehan dulu?"

"Zehan kan bisa jemput Mama ke bandara."

"Mama apa kabar? Sehat kan?"

Yavana mendorong tubuh Zehan hingga anak itu tersungkur. Ia memerintahkan kepada supir yang sedang memegangi payung untuknya agar masuk kedalam mobil, sementara ia berjalan mendekati Zehan dan berjongkok di sampingnya

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now