"Diam adalah cara memanipulasi bentuk kecewa yang luar biasa."
••••
Zehan tidak tahu mengapa hidupnya begitu sial. Pikirannya berkecamuk memikirkan banyak hal yang tidak seharusnya ia pikirkan, bahkan dirinya mengabaikan ketiga temannya yang terus bertanya apakah dirinya baik baik saja.
Di tengah keramaian Zehan merasa kesepian, keputusasaan yang tiada ujungnya. Apakah memang sesakit ini menjadi korban keegoisan orang tua? Hatinya tercubit atas penuturan panjang Pak Didit.
Sedari kecil Zehan selalu di abaikan oleh kedua orangtuanya. Di beberapa titik ia tumbuh menjadi sosok yang penuh dengan kecemburuan terhadap kehidupan anak anak normal pada umumnya
Hidup di bawah rasa kebencian. Ketika semua orang berpaling darimu, bagaimana rasanya? Itulah suatu perasaan yang tidak bisa di deskripsikan melalui kata kata.
BUGHH!!
Semua murid di tengah lapangan berlarian ke pinggir menghampiri keributan yang di ciptakan Heickal. Cowok itu tanpa rasa takut menarik kerah belakang seragam gurunya dan langsung melayangkan tinjuannya tepat mengenai wajah Pak Didit
Pak Mamat dengan sekuat tenaga mencoba memisahkan Heickal dari Pak Didit namun malah tersungkur akibat terkena pukulan dari Heickal. Bu Cici berteriak histeris dan berlari menghampiri ruang guru
"WOII TAHAN WOI!!"
Para murid laki laki mencoba menarik tubuh Heickal namun semuanya sudah terlambat. Sosok yang terkenal dengan kepatuhannya kepada guru dan kepintarannya di sekolah, murid yang memiliki segudang prestasi dan image yang bagus kini menunjukkan sifat aslinya di depan semua orang
"Anda tidak punya hak sedikitpun untuk mempermalukan seorang murid! memaki apalagi menghina!'
Zehan yang sedari tadi menyaksikan itu semua dengan tubuh yang mematung di tengah lapangan lantas kini berlari menghampiri Heickal, menarik tubuh cowok tersebut kedalam dekapannya tanpa memikirkan pandangan orang lain yang tampak kaget dengan perbuatannya
"Kontrol emosi kamu. Tenang. Aku nggak papa."
Heickal terdiam. Ia memejamkan matanya sesaat sembari terus mendengarkan kalimat penenang yang dilontarkan Zehan
Segerombolan para guru datang menghampiri, terlonjak kaget begitu melihat rekan kerjanya terkapar pingsan di lapangan
"Angkat! Bawa ke rumah sakit!" ucap Bu Cici
Setelah mengurus Pak Didit, semua guru mulai menghampiri Heickal dengan berbagai ekspresi yang sulit di jabarkan
"Apa yang kamu lakukan Heickal? Seperti ini cara kamu menyikapi seorang guru?!" Pak Jeki benar benar marah. Ia berteriak di depan semua murid yang hanya berani menonton
Zehan melepaskan pelukan keduanya. Ia menggenggam tangan Heickal menyalurkan rasa nyaman yang membuat Heickal jauh lebih tenang
"Saya hanya membalas perbuatan guru yang sudah menghina muridnya." ucap Heickal dengan ekspresi wajah yang jauh menyeramkan dari biasanya.
"Bukan seperti itu caranya! Kamu bisa melapor kepada kepala sekolah jika memang tidak suka dengan perbuatan Pak Didit."
"Saya sudah memberi keringanan untuk Pak Didit. Kepala sekolah disini adalah Kakek saya, semua aset sekolah tercantum atas nama saya sebagai pewaris satu satunya. Jika bapak ingin saya melapor maka Pak Didit akan langsung di pecat tanpa diberi kesempatan untuk mencari pembenaran." ucap Heickal dengan tegas
YOU ARE READING
Ketos Vs Badboy [TERBIT]
Teen Fiction(Sebagian part telah dihapus.) Zehan Kartanegara seorang badboy yang sangat membenci salah satu organisasi sekolah bernama OSIS harus selalu terlibat dengan seorang ketos yang dikenal dingin. Siapa sangka jika interaksi antara kedua orang yang mempu...