chapter 25

87.6K 9K 689
                                    

Zehan saat ini sedang membantu Zenith membuat kue kesukaan Heickal. Ia di minta mengambil tepung yang berada di dapur

"Ck tinggi amat anjing!"

Zehan mengumpat sembari terus mencoba membuka lemari yang begitu tinggi. Ia tersenyum setelah berhasil menggapai lemari tersebut dan langsung membukanya, sembari berjinjit Zehan mengambil satu bungkus tepung berukuran besar namun karena matanya tak fokus melihat keatas Zehan tidak menyadari bahwa tepung tersebut sudah terbuka.

Anak itu dengan santainya menarik sebungkus tepung dari dalam lemari kemudian spontan menunduk saat merasakan tepung tepung tersebut tumpah mengenai seluruh badannya. Zehan terdiam karena tidak mau tepung tepung itu masuk kedalam mulutnya saat berbicara. Ia berjalan dengan cepat menghampiri Zenith yang berada di ruang makan

Zenith yang sedang sibuk memecahkan telur kemudian memindahkannya kedalam baskom kini menoleh kearah Zehan yang berdiri di sampingnya. Ia kaget sekaligus ingin tertawa melihat wajah Zehan yang terlihat begitu pasrah

Wanita itu langsung membersihkan wajah Zehan menggunakan tisu basah dan menyuruh anak itu agar cepat cepat mandi

"Sialan." Zehan berjalan menaiki tangga sembari terus mengumpat. Ia tidak peduli dengan lantai yang kotor akibat terkena tepung yang masih menempel di tubuhnya, karena kata Zenith biar pelayanan saja yang membersihkan lantainya

Zehan membuka pintu kamar yang tidak di kunci kemudian matanya menangkap sosok Heickal yang tertidur diatas kasur king size. Ia dengan perlahan berjalan mendekati Heickal

"Apa gue kerjain aja ya?"

Zehan bertanya kepada dirinya sendiri kemudian tangannya dengan sengaja menyentuh kedua pipi Heickal membuat tepung yang masih belum hilang dari tubuhnya ikut menempel pada pipi Heickal. Ia dengan kesusahan menahan tawanya supaya tidak pecah saat ini juga karena tidak ingin Heickal bangun. Zehan dengan cepat berlari masuk kedalam kamar mandi yang berada di sebelah kanan kasur meninggalkan jejak tepung yang berserakan diatas lantai

Beberapa menit kemudian Zehan keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang melilit di pinggangnya. Ia membuka lemari milik Heickal kemudian mencari baju yang pas dengan ukuran tubuhnya

Zehan hendak berbalik namun kalah cepat dengan sebuah tangan kekar yang melingkar di perutnya dan juga dagu yang bertumpu diatas bahunya. Ia mendongak untuk menatap sang pelaku namun bibirnya malah tak sengaja menyentuh bibir Heickal membuatnya dengan cepat menunduk.

Heickal terkekeh geli melihat respon Zehan yang begitu malu saat tak sengaja mencium bibirnya. Ia menghirup aroma sabun kesukaannya dari tubuh Zehan kemudian memberi kecupan kecupan kecil di leher Zehan membuat sang empunya memejamkan matanya.

Heickal membalik tubuh Zehan lalu memeluknya dengan erat sembari membisikkan sesuatu "Mami nyuruh kita tinggal disini satu minggu."

Zehan mengangguk mendengar bisikan Heickal. Ia tidak menolak karena merasa nyaman berada disini. Zehan di terima dan di perlakukan dengan baik layaknya anak sendiri oleh Zenith dan juga Dimitri

Heickal melirik kearah Zehan yang terlihat menggigil. Ia lupa bahwa anak itu baru selesai mandi dan belum memakai baju. Dengan cepat tangannya meraih setelan baju yang berukuran oversize dan menyuruh Zehan supaya memakainya di walk in closet

Zehan menatap penampilannya sendiri di depan sebuah cermin berukuran besar. Heickal memberikannya sebuah piyama bergambar kartun pororo dan baju itu begitu kebesaran di tubuh Zehan. Anak itu melirik kearah jendela untuk memastikan bahwa saat ini masih siang hari. Mengapa Heickal menyuruhnya memakai piyama?

Terlalu larut dengan pikirannya sendiri membuat Zehan tidak menyadari bahwa ada sosok bertubuh besar memakai setelan jaz berwarna hitam yang biasanya berdiri di depan setiap ruangan rumah Heickal kini berdiri di depan walk in closet

"Tuan kecil, semuanya sudah menunggu anda di meja makan."

Zehan menoleh dengan kaget, ia mengerjapkan matanya beberapa kali menatap pada sosok tersebut yang sedang membungkukkan tubuhnya.

"Terimakasih."

Zehan keluar dari walk in closet kemudian melangkah keluar dari kamar Heickal. Mengabaikan pelayan yang menyuruhnya memakai alas kaki Zehan langsung berlari menuruni anak tangga membuat beberapa penjaga yang berada di lantai tersebut saling berteriak menyuruh Zehan supaya berhenti berlari

"Tuan kecil jangan lari tuan kecil jangan lari, cih?" Zehan mengikuti gaya panggilan beberapa penjaga yang meneriakinya sembari mendengus kesal

"Mereka buta atau apa? Jelas jelas gue anak SMA bisa bisanya di panggil tuan kecil. Dasar nggak jelas!" Zehan berjalan sembari menghentakkan kakinya, ia fokus menunduk sembari terus mengomel tidak jelas membuat dirinya tidak menyadari bahwa ada sebuah tembok di depannya

Zehan terjatuh setelah tubuhnya sukses menabrak tembok tersebut. Ia spontan menoleh kearah beberapa penjaga di sekitarnya yang terlihat sedang menertawakan dirinya

"Bajingan!"

Zehan berdiri kemudian meraih sebuah remot yang berada diatas meja. Ia dengan kesal melempar remot tersebut kearah penjaga yang sedang menertawakannya lalu anak itu kembali berlari dengan kencang

Dimitri, Zenith dan Heickal yang sedari tadi sudah berkumpul di meja makan kini menoleh kearah Zehan yang baru datang dengan nafasnya yang memburu. Mereka melihat bagaimana Zehan dengan rakusnya menghabiskan segelas air yang hendak di minum oleh Heickal

"Kenapa lari larian sayang?" Zenith bertanya dengan raut khawatir yang tercetak jelas di wajah wanita itu

"Di kejar setan mi" Zehan menjawab asal kemudian ia mendudukkan dirinya di samping Heickal

"Memangnya ada?" Dimitri yang penasaran pun ikut bertanya

"Ada tuh tuh banyak" Zehan berucap sembari menunjuk kearah penjaga penjaga yang sedang berdiri di depan setiap ruangan

"Ada ada aja." Zenith tertawa samar melihat tingkah laku Zehan. Wanita itu menyodorkan sepiring nasi kepada Zehan membuat sang empunya langsung terdiam. Ia tersenyum setelah mengucapkan terimakasih kemudian menggeser kursinya agar semakin dekat dengan Heickal

"Nasinya kebanyakan" Heickal pura pura tidak mendengar bisikan Zehan. Ia mengambilkan berbagai sayuran yang sudah di masak oleh Zenith lalu meletakkannya di atas piring Zehan

"Dasar budek." Zehan menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan terpaksa. Ia tahu Heickal pasti sudah merencanakannya sebelumnya, sengaja supaya Zehan mau memakan nasi yang banyak dan juga sayur. Jika seperti ini Zehan lebih baik memilih tinggal di apartemen saja


•••


TBC.

Buat yang belum tau cast nya Zehan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Buat yang belum tau cast nya Zehan.
kalau nggak sesuai sama tipe kalian bisa pakai imajinasi sendiri ya

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Where stories live. Discover now