chapter 23

84.9K 9.2K 1.1K
                                    

Hari ini sedang berlangsung upacara bendera dan Zehan kini sedang berdiri di depan pagar sembari menunggu waktu yang pas untuk masuk kedalam tanpa ketahuan. Ia mengeluarkan dasi dari dalam sakunya kemudian mengikatkan dasi itu pada keningnya

Zehan mulai membuka pagar yang memang kebetulan tidak di kunci lalu segera berlari dengan cepat menuju kelasnya. Ia mengendap-endap saat sudah berada di depan kelasnya, kini tangannya terulur hendak membuka pintu kelas namun tiba tiba ada seseorang yang memukul bahunya dari arah belakang membuat Zehan melontarkan kata kata kasarnya "Anjing!"

"Kamu yang anjing!" Zehan menoleh dan melihat Bu Cici yang berada di belakangnya. "Minta di lakban ya mulutnya ngomong anjing ke guru."

Bu Cici memperhatikan tas yang tersampir pada salah satu bahu Zehan
"Baru datang ya kamu?!"

"Nggak Bu. Saya tadi di suruh jaga gerbang sama pak satpam"

"Halah alasan! Cepat kamu ngumpul di barisan murid murid yang telat di lapangan!"

Bu Cici mendorong tubuh Zehan yang sedari tadi tidak mau bergerak dari tempatnya

"Ibu jangan dorong dorong dong. Kalau mau main kereta api mah hayuk"

"KERETA API MATAMU! CEPAT KE LAPANGAN ZEHAN!!"

Zehan segera berlari ke lapangan karena Bu Cici sudah mulai mengeluarkan aura macan mengamuknya.

Zehan berdiri di barisan paling belakang, berkumpul dengan siswa siswi yang datang terlambat dan tidak memakai atribut lengkap. Ia melihat kearah depan kiri ternyata ada Aksal yang sedang menutupi kepala Wili supaya tidak kepanasan. Keduanya sama sama tidak memakai topi membuat mereka harus berdiri di barisan murid yang tidak memakai atribut lengkap

Zehan memegangi kepalanya, ia baru menyadari bahwa dirinya juga tidak memakai topi.

"Masukkan bajunya kedalam!" Pak Mamat menghampiri Zehan karena melihat penampilan anak itu yang begitu berantakan

Zehan menuruti perintah Pak Mamat. Ia dengan percaya diri memasuki baju seragamnya kedalam celana walaupun dirinya sedang tidak memakai sabuk

"Mau heran tapi ini Zehan" Pak Mamat memijat pelipisnya berpura pura sedang pusing dengan tingkah laku Zehan kemudian guru tersebut pergi untuk menegur siswi siswi yang ketahuan sedang bergosip di dalam barisan

Zehan menoleh menatap seseorang yang baru datang dan berdiri di sampingnya.

"Murid baru kok udah telat?" Zehan membatin sembari memperhatikan Vino yang sedang memasang wajah cemberutnya.

Zehan bergidik ngeri melihat wajah Vino yang terlihat begitu putih seperti memakai bedak, bibirnya juga begitu merah terlihat seperti memakai pewarna bibir dan juga rona merah muda yang berada di bagian bawah matanya. Apakah uke memang harus berpenampilan seperti perempuan? Zehan bertanya tanya pada dirinya sendiri

"Ekhem" Heickal datang menghampiri Zehan dengan senyumnya tipis yang terlukis di wajahnya. Tangannya terulur membuka ikatan dasi yang berada di kening Zehan namun sang empunya langsung menepis tangannya

Zehan bergeser kesamping menjauh dari Heickal membuat cowok yang menyandang status sebagai ketua OSIS itu terdiam untuk beberapa saat. Ia mengerti Zehan pasti masih marah kepadanya

Heickal berbalik badan hendak pergi ke tempat lain namun pandangan matanya tak sengaja menangkap sosok Gilang yang sedang berjalan menghampiri Zehan. Ia langsung saja menarik tangan Zehan dan menyeretnya meninggalkan lapangan

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang