chapter 35

75.2K 8.5K 543
                                    

"waking up but wishing that you don't. it's something that i pray you'll never know."

•••


Zehan berdiri dengan angkuh di depan sebuah rumah mewah yang terlihat usang karena tak terpakai selama bertahun-tahun. Rumah yang menjadi saksi bisu pertumbuhan Zehan dari masih bayi hingga beranjak remaja.

Rumah yang setiap hari terasa sepi, hanya ada baby sitter, pembantu dan juga satpam yang selalu menemani hari hari Zehan.

Zehan melangkahkan kakinya memasuki sebuah garasi yang begitu besar. Ada banyak motor koleksi milik Zehan serta mobil sport yang terparkir dengan rapih

Siapa bilang Zehan tidak mampu? Ingat dia adalah anak tunggal kaya raya. Walaupun kebutuhan akan kasih sayang dari kedua orangtuanya tidak terpenuhi tetapi jangan berpikir bahwa kebutuhan yang lainnya juga tidak terpenuhi. Fasilitas yang diberikan Leonard kepadanya sangat lengkap. Apa yang Zehan inginkan pasti langsung diberikan detik itu juga. Bahkan ia sudah memiliki blackcard sendiri hasil dirinya menabung dari kecil karena Zehan tidak pernah menghabiskan uang yang dikirimkan ayahnya setiap bulan.

Zehan melangkahkan kakinya memasuki rumah lamanya hingga kini sampai pada ruang keluarga. Ada banyak piala yang disusun dengan rapih didalam sebuah lemari kaca.

Sedari kecil Zehan selalu menjadi juara kelas bahkan memenangkan lomba lomba yang diikutinya. Hanya itu salah satunya cara agar ia bisa berinteraksi dengan kedua orangtuanya, dengan Zehan mendapatkan piala penghargaan maka kedua orangtuanya akan memuji bakatnya

Namun setelah kedua orangtuanya bercerai, Zehan benar benar hancur. Ia tidak peduli lagi dengan pelajaran di sekolah, bahkan mata pelajaran yang pernah di kuasainya dulu sudah Zehan lupakan

Zehan berubah menjadi anak yang sangat nakal dan tak tahu aturan. Ia pikir usahanya selama bertahun-tahun untuk menarik perhatian kedua orangtuanya akan berhasil dan berlangsung lama, namun yang ia dapatkan di hari itu setelah pulang sekolah adalah sebuah surat cerai yang tergeletak diatas meja ruang tamu. Semua pekerja di rumahnya di pecat, bahkan Zehan tidak diberi kesempatan untuk sekedar mengucapkan kalimat terimakasih kepada orang orang yang sudah mengurusnya sedari kecil

Setelah kedua orangtuanya bercerai rumah lamannya ini hampir dijual oleh ayahnya, untung saja Zehan sudah memohon agar tidak menjualnya, jadi rumah ini sekarang sudah dialihkan kepemilikannya menjadi miliknya dengan syarat Zehan harus tinggal bersama ayahnya dan jangan pernah mencari keberadaan mamanya.

Zehan berjalan menelusuri setiap sudut ruangan, kakinya membawanya pada sebuah kamar bernuansa putih dan biru dengan berbagai sticker kartun bernama pororo yang tertempel di dindingnya

Kamar Zehan. Kamar yang menjadi tempat ternyaman ketika ia ingin mengurung diri di rumah

Zehan mengulurkan tangannya melepas sticky note yang tertempel diatas meja belajar, ada banyak tulisan yang benar-benar mewakili perasaannya sendiri dulu.

"Ada keluarga yang isinya sepi, masing masing sibuk sendiri."

"Orang tua ada, komunikasi yang tak bisa."

"Mereka lupa bahwa aku juga butuh kehadirannya."

"Entah kemana mereka, entah sibuk apa, mereka lupa ada aku."

Ketos Vs Badboy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang