print(1)

381 27 12
                                    

Masuk ke ruangan HRD merupakan salah satu hal yang paling mendebarkan.

***

Alana Glavira Putri, gadis asli Bandung yang sedang mengadu nasib di Kota Jakarta. Hari ini, Alana diundang untuk wawancara oleh Perusahaan Flamingo. Sebuah perusahaan yang sangat diidam-idamkan oleh Alana semasa kuliah. Perusahaan yang bergerak di bidang layanan informasi.

Meski gemar menulis, Alana bukan mengajukan diri sebagai copywriter ataupun content writer. Gadis itu memilih untuk mengajukan diri sebagai data scientist. Dia benar-benar ingin mengimplementasikan ilmunya sebagai Sarjana Komputer.

Berbekal pengalaman magang dan kursus semasa kuliah, curriculum vitae gadis itu mampu menarik perhatian HRD Perusahaan Flamingo. Ditambah lagi, Alana merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung dengan predikat cumlaude.

"Terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan oleh perusahaan pada sesi wawancara ini. Semoga kemampuan dan pengalaman saya sesuai kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan." Alana tersenyum dengan elegan, padahal biasanya selalu cengengesan.

Setelah selesai wawancara, Alana diam sejenak di depan ruang HRD. Dia sedang duduk dan mengatur napasnya. Gadis itu meneguk air mineral yang disimpan di tasnya sebelum melakukan wawancara.

Jantungnya sedang dinormalkan kembali. Masuk ke ruangan HRD merupakan salah satu hal yang paling mendebarkan. Lebih berdebar daripada menunggu seseorang mengungkapkan cinta.

***

Alana berkeliling di sekitar Perusahaan Flamingo seraya mencari tempat makan. Alana sedang membayangkan kalau nantinya diterima di perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan yang entah mengapa mampu memikat hatinya untuk bisa bekerja di sana.

Setelah menemukan tempat makan yang masih aman untuk kesehatan sang dompet, Alana langsung memesan makanan yang akan membuat perutnya kenyang hingga malam. Kalau pun tidak sampai malam, minimal sampai matahari mulai terbenam.

"Nasi goreng cabe ijonya paling best seller kalau di sini."

Saat di meja kasir, Alana dikejutkan dengan kemunculan sesosok makhluk yang tiba-tiba menyarankan makanan. Alana menoleh ke arah samping kirinya. Gadis itu mengerutkan dahi seraya mengingat apakah dia mengenal sosok itu atau tidak.

Ternyata, tidak.

Alana melempar sedikit senyum manisnya. "Terima kasih atas sarannya. Saya udah pesan itu, kok. Direkomendasiin abangnya," ucapnya seraya melirik sekejap ke arah kasir untuk menunjukkan bahwa menu yang dipesannya memang sudah direkomendasikan.

"Permisi, saya duluan," pamit Alana kepada lelaki itu setelah mendapat uang kembalian.

Lelaki itu hanya memperhatikan gadis yang tengah menuju meja makan. Lantas, lelaki tersebut memesan makanan di meja kasir, lalu menghampiri meja Alana.

"Boleh makan bareng di sini?" tanya lelaki itu kepada Alana yang masih bingung dengan kehadirannya.

Sebenarnya Alana sedikit takut bertemu orang asing di tempat umum. Namun, karena masih di sekitar Perusahaan Flamingo, mungkin lelaki itu salah satu karyawannya. Alana mengizinkan lelaki tadi untuk duduk satu meja bersamanya dengan kursi yang saling berhadapan.

"Kamu karyawan baru di Flamingo?" tanya lelaki itu penuh wibawa.

"Belum, Pak. Saya baru diwawancara tadi," jawab Alana menggunakan sebutan bapak karena melihat wajah lelaki itu yang sudah berkumis, persis bapak-bapak.

"Enggak usah manggil bapak kalau lagi di luar kantor. Panggil mas atau nama aja," saran lelaki tadi yang masih terlihat berwibawa. "By the way, kenalin saya Ardan. Nama kamu siapa?" Lelaki bernama Ardan itu menjulurkan tangan.

HACK HEART [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang