print(33)

39 6 6
                                    

Terima kasih, sudah mau menerimaku di sini. Aku tak akan lupa dengan suasana setiap malam di tempat ini.

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Aku bisa aja pertahanin kamu, asal kamunya juga mau berubah. Coba dimulai dari minta maaf ke karyawan di sini yang pernah kamu sakiti."

Ardan terus memberikan masukan agar Geisha mau berubah seperti dulu lagi. Seperti pertama kali lelaki itu mengenalnya. Menjadi seorang wanita yang ramah dan tegas terhadap apa pun yang terjadi di hidupnya.

"Aku boleh minta satu hal?" tanya Geisha ragu.

"Aku harus tahu dulu, hal apa yang mau diminta kamu," jawab Ardan yang tak mau mengiyakan hal tak pasti.

"Aku minta, Jeni dipanggil balik ke sini. Aku tahu, aku salah. Aku juga harusnya minta maaf ke Alana, bahkan harusnya yang dipanggil lagi itu Alana. Tapi, dia udah pasti enggak bakal mau. Apalagi, pacarnya yang direktur Elephant itu pasti akan melarang. Dia udah pasti diangkat jadi pekerja di sana. Sementara Jeni? Dia pasti lagi bingung nyari kerja lagi," jelas Geisha yang terlihat merasa bersalah.

"Pacarnya Alana direktur Elephant?" Ardan sedikit tersentak saat Geisha mengucapkan hal tersebut.

Geisha mengangguk yakin. Dia pun tahu karena sering mencari tahu melalui akun media sosial milik kekasih Alana itu. Ditambah, dia pun memiliki teman yang bekerja di sana.

"Kata Alana, dia cuma programmer di sana," ujar Ardan yang mengingat ucapan Alana kala itu.

"Iya, itu dulu. Sebelum kakaknya mengalihkan jabatan direktur itu."

Mendengar hal tersebut, Ardan semakin terkejut. "Jadi, dia keluarga yang punya Elephant?" tanya Ardan yang terlihat cukup panik.

Dia ingat bahwa dirinya pernah merendahkan Abimanyu saat Alana bercerita. Namun, gadis itu pun tak banyak bicara. Ardan sebenarnya malu karena ternyata, dirinya lebih banyak omong kosong dibandingkan kekasih Alana. Pantas saja, gadis itu tak mau berpindah ke lain hati.

"Iya, Dan. Jadi gimana, nih, tentang Jeni?" tanya Geisha yang kembali mengembalikan topik pembicaraan.

Ardan mengembuskan napasnya berat. Sebenarnya, dia tak ingin mengembalikan Jeni ke Flamingo. Namun, setelah diingat lagi di bagian data scientist belum ada yang mengganti, terpaksa dia harus memanggil gadis itu.

"Lagian, Jeni itu pinter juga, lho. Cuma, kemarin emang salah aku aja udah maksa dia," ujar Geisha yang sedikit menunduk. "Maaf, ya, Dan. Gara-gara aku, semuanya jadi kacau."

Ardan tersenyum. "Aku, sih, udah maafin kamu. Enggak tahu kalo karyawan lain," sindir lelaki itu agar Geisha segera meminta maaf.

Geisha beranjak dari tempat duduknya. Dia menarik napas panjang. Sepertinya, wanita itu sedang menyiapkan mental untuk meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin pernah disakiti olehnya.

***

Kamar kos yang sudah menyimpan keluh kesah seorang gadis rantau, kini sedang dibereskan. Pemilik sementaranya berniat untuk meninggalkan tempat tersebut karena sudah mendapat tempat baru. Sebenarnya, gadis itu cukup berat meninggalkan lingkungan kos yang terbilang sudah ramah kepadanya.

Setelah selesai membereskan barang-barang ke box dan koper, Alana duduk di kasur. Dia tersenyum tipis melihat setiap sudut ruangan. Tidak terasa, sudah satu tahun dia menempati tempat itu.

Kamar ini akan jadi sejarah buat aku. Semua tawa dan tangis benar-benar aku curahkan di ruangan ini. Terima kasih, sudah mau menerimaku di sini. Aku tak akan lupa dengan suasana setiap malam di tempat ini.

Batin Alana seakan berbicara kepada ruangan hampa. Dia mengingat kembali memori silam. Saat-saat dirinya bahagia diterima kerja. Saat-saat dirinya sedih karena masalah romansa. Bahkan, saat-saat dirinya sedang sibuk bekerja, ada yang memantau di jendela.

Alana mulai bergidik saat mengingat malam itu. Namun, karena kala itu dirinya sedang sibuk dan mumet oleh pekerjaan, sosok yang biasanya tak kasat mata itu tak dihiraukan. Kini, Alana menutup diri menggunakan selimut. Esok hari, dia sudah harus pindah tempat.

***

Pagi sekali, mobil Abimanyu sudah terparkir di depan gerbang kosan Alana. Lelaki itu sedang menunggu kekasihnya yang tengah berpamitan kepada pemilik kosan. Terlihat jelas dari dalam mobil, sang ibu kos sedih melihat Alana yang memutuskan untuk pindah. Namun, jika terus di sana, Alana terlalu jaug untuk bekerja.

"Udah semuanya, kan?" tanya Abimanyu setelah semua barang-barang Alana diangkutnya ke bagasi mobil.

"Udah, kok. Di kosan udah enggak ada barang-barang aku lagi," jawab Alana yang masih celingukan mengecek barang-barangnya.

"Ya udah, kita berangkat sekarang."

Abimanyu melajukan mobilnya ke sebuah tempat untuk Alana berteduh. Gadis itu sudah mencari kosan baru di dekat tempat kerja barunya, PT Elephant. Setelah berhasil dibujuk kekasihnya, Alana memutuskan untuk menerima penawaran Abimanyu sebagai sekretarisnya.

Setelah satu jam perjalanan karena macet, Abimanyu dan Alana turun di sebuah pekarangan kosan. Mereka mulai menurunkan barang-barang untuk diangkut ke kamar kos yang ada di lantai dua. Alana sengaja memilih kamar di lantai atas karena katanya, di sana sering terjadi banjir saat hujan deras. Pastinya, dengan bayaran yang lebih mahal.

"Abis ini, kita ke kantor?" tanya Alana yang masih mengatur napasnya karena lelah.

"Harusnya, tapi kalau Ana cape, enggak apa-apa istirahat dulu," saran Abimanyu yang tiba-tiba mendapat tatapan tajam dari Alana.

"Ih, enggak boleh gitu. Kalau kerja, ya, kerja. Jadi, sekarang kita ke kantor," ajak Alana antusias.

Gadis itu tak ingin bekerja seenaknya, meskipun di kantor kekasihnya. Dia benar-benar ingin dianggap sebagai karyawan oleh Abimanyu saat sedang bekerja. Dia tak ingin mendengar kabar miring dari pekerja lain karena Abimanyu lebih mengistimewakannya.

° ° °

° ° °

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

° ° °

Author udah bisa agak tenang di part ini. 😭

...

Terima kasih banyak sudah membaca Hack Heart bab ini. Silakan tinggalkan jejak melalui vote dan komen, ya. 🤗

...

Rabu, 23 Maret 2022

-- dheisyaadhya --

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now