print(10)

48 8 8
                                    

Bukan lagi diselingkuhi, tetapi dialah yang menjadi selingkuhan di hubungan orang lain.

• • •

"Pagi, Alana," sapa Manajer Flamingo di ruang administrasi.

Alana tersenyum dan membalas sapaannya. "Pagi, Pak."

Tak lama kemudian, Geisha masuk untuk mengisi daftar hadir juga. Dia melihat Ardan sudah menyapa juniornya pagi-pagi. Sementara dirinya, hanya dianggap angin lewat. Dilirik pun tidak sempat.

"Pagi, Pak," sapa Geisha lebih dulu kepada Ardan yang tak menghiraukannya.

Ardan yang tak ingin buka mulut pun akhirnya membalas sapaan Geisha dengan ketus. "Pagi, Mantan," jawabnya.

Meski sedikit kesal, Geisha tetap ingin terlihat ramah. Dia tetap menampilkan senyumnya di depan Ardan. Wanita itu sedang berusaha menarik perhatian mantan kekasihnya lagi.

"Ada yang baru diantar Ferrari, nih, Pak." Geisha terus-terusan menyindir Alana. Mungkin, dia belum puas untuk membuat gadis itu geram.

Alana yang masih di ruang administrasi pun keluar setelah sidik jarinya berhasil dipindai. Dia tak banyak bicara, apalagi membalas ucapan wanita yang haus perhatian. Biarkan saja dia berbincang dengan mantan kekasihnya.

Langkah kaki Alana menuju lift diikuti seseorang. Gadis itu sudah bisa menebak langkah siapa yang kini mengikutinya. Saat dia masuk lift dan membalikkan badan, sosok Ardan pun masuk bersamaan.

"Na, jangan didenger, ya. Omongan Geisha itu emang pedes. Mi gacoan aja kalah sama tingkat kepedesan omongan Geisha," ujar Ardan panjang lebar yang sebenarnya tak ingin didengar oleh Alana.

"Enggak apa-apa, Pak. Sekarang, saya udah biasa diomongin kayak itu sama Bu Geisha." Alana tetap santai. Dia tak ingin lelaki itu merasa bersalah.

Beberapa saat, hening menerpa keduanya. Lantas, Alana mulai membuka suara. "Maaf, kalau saya lancang, tapi saya penasaran. Dulu, kenapa Bapak mutusin Bu Geisha?" tanya Alana, padahal liftnya sudah berhenti di lantai tiga.

"Nanti siang saya jelaskan di tempat makan," ujar sang Manajer yang masih diam di dalam lift, bersiap untuk memencet tombol berangka lima.

Alana hanya mengangguk pelan. Dia meninggalkan area lift setelah pintunya tertutup rapat. Terakhir kali pintu lift tertutup, Alana melihat senyum getir dari bibir Ardan. Tidak biasanya lelaki itu terlihat sendu.

***

Enam bulan yang lalu.

PT Flamingo masih terlihat tenteram. Bangunan dengan cat putih dan polet merah muda, sangat senada dengan namanya. Para karyawannya pun sangat hangat dan ramah saat bekerja. Apalagi manajer dan pasangannya yang selalu serasi.

Di balik keserasian itu, tiba-tiba ada masalah yang menerpa. Sang wanita mulai memainkan percikan api di hubungannya. Lain halnya dengan sang pria yang selalu memadamkan percikan itu agar tak membesar dan membakar.

Hingga suatu ketika, lelaki itu lupa memadamkan api yang kian membesar. Di depan matanya, terlihat sang gadis tengah bermesraan dengan seorang lelaki yang sangat dikenalnya. Sebenarnya, dia akan sabar apabila tak ada adegan mesra yang terjadi di dalam mobil kekasihnya.

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now