print(4)

89 14 38
                                    

Tak perlu masuk ke rumah hantu karena kehidupan sudah lebih menyeramkan.

• • •

Malam menyelimuti langit Jakarta. Meski kelap-kelip bintang tak mampu terlihat, lampu-lampu gedung dan jalan mampu memanjakan mata. Klakson mobil sesekali saling bersahutan di perempatan jalan.

Hari itu, Alana baru pertama kali keluar malam di Jakarta. Kalau bukan kekasihnya yang mengajak, gadis itu malas untuk keluar sendirian. Apalagi ajakannya ke Dunia Fantasi, sangat sulit untuk sekadar ditolak.

Setibanya di Dufan, Alana dan Abimanyu mulai menaiki wahana yang tersedia. Dimulai dari kora-kora, ontang-anting, lalu ke istana boneka. Sepasang kekasih itu tak cukup menaiki tiga wahana, keduanya sedang memilih wahana lagi yang harus dicoba.

"Ana, mau enggak ke rumah jahil?" tanya Abimanyu saat keduanya berjalan kaki.

"Dijahilinya kayak gimana?"

"Itu, lho, yang banyak cermin-cermin gitu."

"Kalau Abi mau, ayo, tapi aku enggak mau ditinggal sendirian di dalem. Abi harus pegang aku terus!" ujar Alana yang khawatir tak mampu keluar dari rumah jahil tersebut.

Abimanyu tertawa kecil. "Iya, ayo, aku pegang erat-erat."

Dua orang remaja yang beranjak dewasa itu, baru saja selesai dari rumah jahil. Abimanyu mengajak Alana masuk ke rumah-rumah lainnya, salah satunya ke rumah hantu. Namun, Alana menolaknya.

"Udah, enggak usah ke rumah hantu, Bi. Aku nanti di kosan sendiri." Alana terlihat uring-uringan saat Abimanyu selalu mengajaknya ke rumah hantu. "Lagian, Abi ngapain masuk ke rumah hantu? Di rumah Abi aja udah banyak hantu," celetuk Alana yang mendapat respons tak terduga dari Abimanyu.

"Ih, Ana jangan nakutin gitu. Aku juga, kan, di rumah sendirian. Ayah sama ibu masih di luar kota."

Ekspresi Abimanyu yang terlihat ketakutan itu mendapat gelak tawa dari sang Kekasih. Alana malah jadi tertantang untuk masuk ke rumah hantu. Karena ternyata, Abimanyu juga takut jika sendirian di rumah.

Setelah berdebat beberapa saat, Alana dan Abimanyu memutuskan untuk menaiki wahana lain saja. Tak perlu masuk ke rumah hantu karena kehidupan sudah lebih menyeramkan. Lelaki yang masih terlihat ketampanannya meski remang-remang, membiarkan Alana memilih wahana yang ingin dinikmati.

"Bi, ayo naik halilintar!" ajak Alana setelah melihat-lihat beberapa wahana di sekitarnya.

"Iya, Sayang. Ayo, abis itu mau naik apa lagi?" tanya Abimayu lembut.

"Em," Alana sedang berpikir seraya melihat-lihat sekelilingnya. "Naik kincir!" putus Alana dengan semangat.

"Kincir?" Abimanyu malah bingung dengan keinginan Alana.

"Iya, kincir. Itu, lho, yang muter gitu." Alana dengan percaya diri menunjuk ke arah bianglala yang cukup jauh dari tempatnya, tetapi masih bisa tertangkap oleh netra.

Abimanyu tertawa. Dia merasa gemas dengan tingkah Alana. Selalu saja begitu. Gadis yang lebih muda sebelas bulan itu, mampu membuat hatinya selalu hangat.

"Anaaa, tolong diinget, ya. Itu namanya bianglala," ucap Abimanyu dengan suara basnya yang lembut. Pandangan lelaki berkaus putih polos itu sedikit menunduk untuk menatap Alana lebih dalam. Senyumnya tak pernah pudar saat memanjakan gadis mungil menurutnya itu.

Alana terlihat tersipu sendiri saat diberi tahu kekasihnya. Di matanya, Abimanyu terlihat lucu jika sedang memberitahunya seperti itu. Lelaki yang mampu meluluhkan hati Alana dan selalu sabar menghadapi sikapnya yang terkadang manja di usia 23.

Abimanyu semakin gemas melihat Alana yang tersipu malu. "Iiih, lucu banget, sih." Lelaki yang terlihat keren itu memegang gemas kedua pipi Alana dengan satu tangan hingga bibir kekasihnya sedikit mengerucut.

"Ayo, naik halilintar, Bi," ajak Alana lagi dengan mulut yang masih mengerucut akibat ulah lelaki yang baru ditemuinya lagi.

Abimanyu melepaskan tangannya dari wajah Alana. "Ayo, ayo. Kita naik halilintar."

Kini, tangan Alana digenggam erat oleh Abimanyu. Pipi gadis yang cukup tembam itu, mulai terlihat memerah seperti kepiting rebus. Meskipun sudah lama, hubungan keduanya masih terasa hangat seperti awal berpacaran.

***

Malam berganti siang. Dari gelap menjadi terang. Dari dingin menjadi hangat. Namun, di Jakarta, sudah terasa panas. Polusi udara di mana-mana. Alana benar-benar harus bisa membiasakan diri untuk hidup di Ibu Kota.

Pagi-pagi sekali, Abimanyu sudah meneleponnya. Lelaki itu sedang menuju ke kediaman Alana yang cukup jauh dari rumahnya. Berhubung masih akhir pekan, Abimanyu ingin mengajak Alana jalan-jalan lagi.

Kali ini, Alana diajak Abimanyu untuk menjemput ayah dan ibunya di bandara selepas pulang dari Surabaya. Alana sudah dekat dengan ibunya Abimanyu, tetapi baru hari ini gadis itu akan bertemu ayah kekasihnya. Pasti akan ada perasaan malu, bahagia, dan bingung harus bersikap bagaimana nantinya.

Sesampainya di sebuah kos-kosan bercat putih, Abimanyu sudah mendapati kekasihnya sedang menunggu di depan pintu kamar kos. Gadis itu terlihat sangat cantik dan elegan menggunakan atasan biru dongker dan rok abu muda selutut. Mata Abimanyu semakin melotot saat Alana masuk ke mobilnya.

"Yuk," ajak Alana yang baru duduk di jok mobil.

Abimanyu mengelus pelan rambut Alana yang sudah diikat satu dan menyisakan poni panjang di kanan kiri wajahnya. "Cantik banget pacar aku, sampai pangling," ujar Abimanyu memuji kekasihnya.

"Abiii, jangan gitu. Aku, kan, jadi malu tahu." Alana hanya tersipu saat dipuji lelaki yang sebenarnya terlihat tampan juga.

Abimanyu tersenyum. "Ya udah, yuk, kita ke bandara."

Abimanyu mulai memarkirkan mobilnya. Lantas, lelaki yang rambutnya terlihat baru saja disemir itu, langsung menancapkan gas menuju Bandara Soekarno-Hatta. Dia sudah tak sabar ingin mengenalkan Alana ke keluarganya yang ada di Jakarta.

° ° °

~ BERSAMBUNG ~

° ° °

Intip Alana yang memakai atasan biru dongker dan rok abu muda, yuk! 🤭

Intip Alana yang memakai atasan biru dongker dan rok abu muda, yuk! 🤭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

Terima kasih banyak sudah membaca Hack Heart bab 4. Silakan tinggalkan jejak melalui vote dan komen, ya. 🤗

...

Sabtu, 19 Februari 2022

Dheisya Adhya

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now