print(2)

161 18 50
                                    

Ini manajer, kok, tiba-tiba muncul terus, sih?

🔹🔹💠🔹🔹

"Hai, Na."

Seorang lelaki yang mengenakan kemeja polos dan celana berwarna hitam memasuki ruangan Alana.

Meskipun pegawai baru, gadis itu sudah mendapat ruang khusus karena pekerjaannya memang membutuhkan fokus. Ruangan yang tidak terlalu besar itu mampu membuat Alana nyaman di hari pertama bekerja.

"Siang, Pak." Alana berdiri. Dia sedikit terkejut kedatangan manajernya tiba-tiba. Mungkin, Alana terlalu fokus menyelesaikan tugas pertamanya.

"Gimana rasanya hari pertama masuk kerja?" tanya Ardan yang ditangannya sudah menenteng sebuah berkas.

"Cukup nyaman, Pak. Apalagi dengan ruangan terpisah seperti ini, saya lebih merasa tenang dan yakin mampu menuntaskan pekerjaan dengan maksimal."

Alana begitu tenang menjawab pertanyaan sang Manajer. Tak lupa gadis itu menebar senyum seraya memperhatikan sebagian sudut ruangannya.

"Bagus kalau gitu."

Ardan memberikan berkas yang ditentengnya kepada Alana. Gadis itu langsung menerima berkas yang diberikan dan membaca judulnya. Aturan-Aturan dan Ketentuan-Ketentuan yang Berlaku di Perusahaan Flamingo.

"Itu aturan dan ketentuan yang berlaku di Flamingo. Setiap ada karyawan baru, pasti kami beri berkas ini dalam bentuk hardfile biar mudah dibaca dan diingat. Berkas ini kamu simpan di meja, ya. Saya permisi dulu. Semoga kamu betah kerja di sini."

"Baik, Pak. Terima kasih banyak."

Ardan meninggalkan ruangan. Setelah sang Manajer tak terlihat sosoknya, Alana duduk kembali di kursi dengan santai.

Gadis yang tadinya fokus ke komputer, kini fokus ke berkas yang baru saja diberikan lelaki berkulit kuning langsat tadi.

Alana mulai membuka map berwarna merah marun yang sudah ada di tangannya. Matanya disuguhkan dengan judul yang ditulis cukup besar di halaman awal.

Dibukanya halaman kedua yang sudah berisi tentang aturan dan ketentuan perusahaan.

"Buseeet, ini nggak salah? Masa aturan sama ketentuannya dikit banget," protes Alana.

Tadinya, sebelum Alana membuka halaman kedua, dia sudah menarik napas panjang karena menebak aturan dan ketentuannya akan banyak.

Dilihat dari halamannya pun ada empat lembar kertas HVS berukuran A4. Namun, setelah dibuka, halaman tiga dan empat hanya berisi struktur organisasi perusahaan dan para karyawan yang dilengkapi foto formal.

Baru kali ini gadis berumur 23 tahun itu tidak kecewa dengan ekspektasinya. Aturan dan ketentuan yang tertera hanya ada lima belas poin.

Jadi, maklum saja kalau Alana terkejut saat melihat halaman kedua yang hanya berisi tiga perempat halaman.

Setelah membaca sekilas berkas tersebut, Alana menyimpannya di samping komputer. Tak berselang lama, Ardan kembali datang ke ruangannya.

Lagi-lagi, gadis tersebut terkejut dengan kehadirannya.

Ini manajer, kok, tiba-tiba muncul terus, sih? Entar mah pintunya aku tutup aja, lah. Alana terus menggerutu di dalam hatinya.

"Udah waktunya istirahat, Na. Makan siang, yuk," ajak Ardan dengan wajah bersemangat.

Alana sedikit menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. "Iya, Pak. Saya matiin dulu komputernya."

Ardan mengangguk tanda mengiyakan. Lantas, dia duduk di kursi depan meja Alana. Tak butuh waktu lama, gadis baru itu sudah mematikan komputernya.

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now