print(17)

62 12 59
                                    

Gadis itu pun seakan ingin memamerkan bahwa dirinya bisa setia.

• • •

• • •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• • •

Pukul 18.25, Alana dan Abimanyu masih di perjalanan menuju dokter. Keduanya masih terjebak macet karena banyak kendaraan yang tergesa pulang. Abimanyu menyantap makanan yang tadi dibawa oleh kekasihnya. Meski sudah dingin, lelaki itu sangat menghargai pemberian Alana.

Gadis yang terkulai lemah itu dari tadi memejamkan mata. Dia menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di kursi mobil. Sesekali, jiwanya masuk ke alam mimpi. Tidurnya tak terlalu nyenyak, apalagi masih berisik dengan klakson kendaraan.

Beberapa saat kemudian, gawai Alana bergetar. Dengan malas, gadis itu mengeceknya. Ternyata, satu pesan dari sang Ibu berhasil membuatnya memaksakan untuk membalas.

Mamakuyang
[ Kak, udah pulang? ]

Alana
[ Belum ]
[ Mau ke dokter ]

Tak berselang lama, kontak bernama Mamakuyang itu langsung menelepon. Alasan Alana memberi nama tersebut cukup menggelitik. Dia memberi nama itu karena singkatan dari Mamaku Sayang.

Sekarang, sang Ibu sedang mengajukan berbagai macam pertanyaan. Alana yang tak kuat menjawab pun langsung mengubah panggilan suara menjadi panggilan video. Dia pun menyuruh Abimanyu yang menjelaskan.

"Bi, Mama," ucap Alana seraya memberikan gawainya.

Abimanyu melihat panggilan video sedang tersemat. Dia langsung menyimpan gawai Alana di holder yang terpasang. Lantas, dia menyapa Tatin, mama Alana, dengan sopan.

"Alana sakit apa, Bi?" tanya Tatin.

"Kayaknya kecapean, Ma. Demam," jawab Abimanyu yang mulai menyetir kembali karena jalanan sudah agak lenggang.

"Ya udah atuh. Nanti kalau udah dari dokter, kasih tau Mama, ya," pinta Mama.

"Iya, Ma. Pasti," balas Abimanyu lagi.

Kini, sambungan telepon terputus. Alana masih memejamkan matanya. Gawainya masih disimpan di holder depan.

***

Selesai dari dokter, Abimanyu pergi ke apotek untuk membeli beberapa obat yang diresepkan oleh dokter. Lelaki itu pergi ke apotek setelah mengantar Alana masuk mobil. Gadis itu terlalu lemas untuk mengikuti kekasihnya yang serba cepat.

Waktu semakin malam. Namun, jalanan Kota Jakarta tak kunjung lenggang. Tepat pukul tujuh malam, Alana dan Abimanyu baru sempat menunaikan salat Magrib. Mereka mampir ke masjid di pinggir jalan sebelum pulang ke kosan Alana.

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now