print(3)

103 10 3
                                    

Berani memperjelas hubungan, artinya berani menjalin komitmen hingga pelaminan.

***

Hari kelima Alana bekerja, bertepatan dengan hari Sabtu. Di mana gadis tersebut akan bertemu seseorang yang sudah ditunggunya selama satu minggu. Meskipun akhir pekan, Alana masih bekerja. Dia hanya libur satu hari, yaitu saat hari Minggu.

"Halo, aku udah di depan, ya. Ana udah beres belum kerjanya?" ucap seseorang melalui sambungan telepon.

"Udah, dong. Bentar lagi aku keluar. Masih beres-beres dulu," jawab Alana yang sedang membereskan meja kerjanya.

"Ya udah, aku tunggu, ya. Sampai ketemu."

Sambungan telepon telah terputus. Gadis yang hari ini masih terlihat cantik meski sudah sore pun semakin bersemangat membereskan mejanya. Dia sudah tidak sabar ingin menemui seseorang di tempat parkir kantornya.

Baru saja Alana keluar ruangan, Ardan sudah menyapanya lebih dulu. Lelaki itu memang masih mendekati Alana, meskipun Alana beberapa kali menghindarinya karena berbagai macam alasan.

"Na, udah mau pulang, ya? Mau saya antar?" tanya Ardan menawarkan tumpangan.

"Enggak usah, Pak, terima kasih. Saya udah ada yang jemput," jawab Alana dengan sopan.

"Oh, gitu. Ya udah, Na. Hati-hati." Ardan terlihat memaksakan senyum saat ditolak oleh Alana. Namun, dia menghargai keputusan gadis yang rambutnya sepunggung itu.

"Iya, Pak. Saya permisi dulu." Alana pergi keluar kantor meninggalkan Ardan yang masih mematung.

***

Alana mencari sebuah mobil yang sedari tadi sudah berada di tempat parkir. Sambil menyematkan sambungan telepon, Alana menyusuri satu persatu mobil berwarna hitam. Setelah seorang lelaki yang mengenakan kaus berwarna putih keluar dari mobil, gadis itu dengan semangat mendekat dengan berlari kecil.

"Abiii! Aku kangen banget," ucap Alana seraya memeluk lelaki di hadapannya. Jika disandingkan, Alana terlihat hanya setinggi kuping lelaki tersebut.

"Aduh, aduh, aku juga kangen banget sama Ana." Lelaki yang dipanggil Abi itu membalas pelukan Alana. "Ya udah, sekarang berangkat, ya. Aku tahu tempat makan paling enak di daerah sini."

"Ayo! Kebetulan aku laper banget," ujar Alana dengan wajah memelas.

Keduanya masuk ke mobil. Tak lama kemudian, Abimanyu yang biasa dipanggil Abi itu menancapkan gasnya menuju tempat makan. Di mobil, Alana terus bercerita tentang pekerjaan dan pengalamannya selama satu pekan di Jakarta.

Hal-hal yang tidak terlalu penting, tetapi ditanggapi Abimanyu dengan senyum manisnya. Lelaki itu terlihat bahagia saat Alana bercerita tentang kesehariannya. Dia merindukan suara gadis itu yang belakangan ini tidak sempat dihubunginya.

"Ana liburnya hari Minggu aja, ya?" tanya Abimayu setelah Alana selesai bercerita.

"Iya," jawab Alana lembut dan terdengar manja.

"Kalau gitu, aku bisa antar jemput Ana setiap hari Sabtu. Aku, kan, kerjanya cuma sampai Jumat."

Wajah Alana berubah seketika. Dia terlihat senang mendengar perkataan Abimanyu barusan. "Beneran? Bisa ketemu setiap Sabtu dan Minggu, dong."

"Iya, dong. Ana mau diantar jemput setiap Sabtu?"

"Mauuu," jawab Alana penuh semangat.

Abimanyu tertawa kecil. Tangan kirinya mengacak-acak rambut Alana dengan pelan. Dia takbisa menahan rasa gemasnya saat melihat gadis itu sudah bermanja-manja.

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now