print(7)

71 13 52
                                    

Gadis secantik itu lebih memilih untuk merendahkan dirinya sendiri dengan mencaci perempuan lain.

• • •

Di ruang tertutup, dua karyawan Flamingo yang sama-sama dapat dianggap dewasa, masih saling bersikukuh. Ruangan terasa semakin panas saat keduanya saling membalas pernyataan. Tak ada satu orang pun yang masuk ke toilet saat itu kecuali mereka.

Alana beberapa kali menjelaskan bahwa dirinya tak pernah mendekati Ardan. Lelaki itu yang malah lebih dulu mendekatinya. Alana pun memberitahu bahwa dirinya sudah memiliki kekasih.

"Denger, ya. Mau udah punya cowok ataupun enggak, kalo udah gatel mah, tetep aja gatel," cerca Geisha yang tak ada habisnya.

"Maaf sebelumnya, kalau saya lancang. Apakah Ibu ini istrinya Pak Ardan? Atau mungkin pacar Pak Ardan? Kalau semisal gitu, saya akan memberi pengertian kepada Pak Ardan agar tidak terlalu mendekati saya selain karena pekerjaan."

Perkataan Alana barusan berhasil membuat Geisha tak berkutik. Wanita dengan tubuh yang lebih tinggi sedikit dari Alana itu terlihat semakin kesal. Namun, di bola matanya tersorot rasa penyesalan.

"Jadi, status Ibu dan Pak Ardan ini bagaimana? Apa sebagai teman dekat?" tanya Alana yang masih berusaha sabar.

"Saya mantan Ardan. Puas kamu?" bentak Geisha kepada Alana.

Tak lama dari itu, Geisha keluar toilet dengan langkah yang dientak-entakkan ke lantai. Dia menarik pintu toilet dengan kasar. Sementara Alana, masih menatap seniornya itu hingga hilang dari pandangan.

Alana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak habis pikir dengan Geisha. Gadis secantik itu lebih memilih untuk merendahkan dirinya sendiri dengan mencaci perempuan lain. Sungguh, harga dirinya langsung turun seketika di depan Alana. Harusnya, dia malu atas perbuatannya.

***

Sudah dua minggu, gadis asal Bandung itu bekerja di Flamingo. Kebiasaan yang ada di kantor masih tetap sama. Sang manajer mendekati Alana. Lantas, mantannya pun terus memperingati.

Alana sudah sempat berbicara dengan Ardan perihal Geisha, tetapi lelaki itu tak pernah menghiraukannya. Ardan menganggap bahwa hubungannya dengan Geisha sudah selesai. Padahal, masalah antara Alana dan Geisha tak kunjung usai.

Tak cukup menceritakan hal tersebut kepada Ardan, Alana pun menceritakan perbuatan Geisha kepada Bu Ulfah. Wanita baik itu sempat menceritakan tentang hubungan Ardan dahulu. Katanya, Geisha berselingkuh. Sebab itulah, Ardan malas meladeni mantan kekasihnya lagi.

***

"Na, pulangnya dijemput cowok kemarin?" tanya Ardan saat jam pulang telah tiba. Setiap hari Jumat, Abimanyu memang selalu menjemput Alana.

Lelaki yang menjabat sebagai manajer itu rajin sekali mengunjungi ruangan Alana. Baru saja jarum jam menunjukkan pukul lima pas, Ardan sudah di depan ruang Alana. Entah tidak tahu diri atau tidak tahu malu, lelaki itu masih mengejar cinta Alana yang sudah jelas memiliki kekasih.

"Iya, Pak." Alana masih sibuk membereskan barang-barangnya yang ada di meja. Dia sedang bergegas untuk pulang.

"Oh, ya udah. Saya duluan, Na," pamit Ardan yang membuat Alana bertanya-tanya.

Sosok lelaki berpostur tinggi itu keluar ruangan. Alana kembali membereskan meja kerjanya. Dia beberapa kali bergumam sendiri.

"Tumben enggak nunggu sampai aku selesai beres-beres," gerutu Alana pelan.

Setelah selesai, Alana bergegas turun menuju pintu depan kantor. Biasanya, Abimanyu sudah menunggu dengan senyum terbaiknya di dalam mobil. Hanya perlu tiga menit agar gadis itu sampai di lantai bawah.

Ternyata, kekasihnya belum sampai. Gadis itu menunggu dengan setia di depan pos satpam. Tak ada satu pesan pun yang dikirim oleh Abimanyu sebelumnya.

Kini, langit sudah mulai redup. Kendaraan semakin memadati jalan raya. Suara klakson saling bersahutan di depan kantor. Namun, gadis yang mengenakan kemeja dan rok selutut itu masih menunggu kekasihnya yang tak kunjung tiba.

Alana sudah beberapa kali menghubungi Abimanyu, tetapi tak kunjung dibalas. Teleponnya pun tak kunjung dijawab. Alana mulai kesal, tetapi masih bisa berpikiran bahwa kekasihnya masih di jalan.

Pukul enam sore, Abimanyu baru sempat membalas pesan kekasihnya. Dia meminta maaf karena tidak bisa menjemput Alana di Flamingo. Pesannya dikirim berentetan.

Abimanyun
[Maaf yaa Sayang]
[Aku lupa kalau hari ini harus jemput Ana]
[Kerjaan aku masih banyak soalnya]
[Jadi enggak sempet buka hp]

Sudah dipastikan bahwa gadis yang menunggu sedari tadi itu kecewa. Dia tak habis pikir, Abimanyu lupa mengabarinya hingga harus pulang magrib. Dengan rasa kesal, Alana melangkahkan kakinya yang terasa berat.

Baru saja Alana menuruni beberapa anak tangga, mobil berwarna hitam pekat menghampirinya. Kaca mobil depan terbuka penuh. Di dalam sudah ada seorang lelaki dengan senyum tipisnya.

"Na, enggak jadi dijemput?" tanya lelaki itu dari dalam mobil.

Alana menatap Ardan yang berada di dalam mobil. Gadis itu tersenyum. "Enggak, Pak," jawabnya seakan menyembunyikan masalah.

"Bareng saya aja, ayo. Kebetulan saya mau ke mal yang deket kosan kamu."

Alana diam. Dia berpikir sejenak. Sebenarnya, dia tak ingin ada masalah baru lagi. Namun, saat-saat mendekati magrib, memang agak susah mencari angkutan umum dan ojek online yang selalu penuh.

"Iya, Pak."

Senyum Ardan semakin mengembang. Dengan semangat, dia membuka pintu depan dari dalam. Alana pun memasuki mobil dengan keraguan.

° ° °

B E R S A M B U N G

° ° °

Terima kasih banyak sudah membaca Hack Heart bab ini. Silakan tinggalkan jejak melalui vote dan komen, ya. 🤗

...

Selasa, 22 Februari 2022

Dheisya Adhya

HACK HEART [END] ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora