print(19)

34 7 12
                                    

Dunia kerja itu memang kejam. Pantas saja Alana sering diingatkan oleh orang-orang terdekatnya untuk berhati-hati.

• • •

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Alana terbangun dari tidurnya yang nyenyak karena bantuan obat. Gadis itu sudah agak segar saat bangun pagi ini. Tubuhnya dia regangkan sebentar di atas kasur.

Waktu baru menunjukkan pukul 04.30 WIB. Suasana di luar masih gelap. Begitu pun di dalam kamar, lampunya sengaja remang.

Abimanyu sudah tak ada di sampingnya. Sepertinya, lelaki itu sudah pergi ke kamarnya sejak malam. Kini, Alana beranjak ke kamar mandi untuk wudu dan menunaikan salat Subuh.

Setelah pukul enam pagi, Abimanyu berkunjung ke kamar Alana. Dia mengetuk pintu pelan seraya memanggil. Alana menyuruhnya masuk karena tidak dikunci.

Lelaki itu memeriksa keadaan Alana. Dia mengecek suhu tubuh Alana yang sudah menurun. Dia pun bertanya kepada Alana.

"Gimana udah mendingan?" tanya Abimanyu.

Alana mengangguk pelan. "Aku hari ini kerja, ya," ujarnya.

"Emang bisa sambil kerja? Kalau enggak, nanti aku minta izin ke atasan Ana. Ana juga punya surat dokter, kan," saran Abimanyu.

"Enggak apa-apa, Bi. Bisa, kok. Lagian, hari ini kerjaan aku enggak terlalu banyak. Paling jam empat udah beres," ujar Alana meyakinkan Abimanyu.

Abimanyu terlihat berpikir sejenak. Hari ini dirinya memang libur. Namun, pekerjaannya masih ada yang belum selesai karena semalam dia mengantar Alana ke dokter.

"Ya udah, tapi aku anter, ya. Nanti juga pulangnya aku jemput, oke?" tawar Abimanyu yang mengizinkan Alana dengan syarat.

Alana mengangguk. Lantas, dia segera bergegas mengganti pakaiannya. Sementara Abimanyu, keluar kamar Alana untuk bersiap juga.

***

"Hai, Na. Udah sembuh?" tanya Ardan saat berpapasan dengan Alana di ruang administrasi untuk mengisi daftar hadir.

Alana tersenyum. "Udah agak mendingan, Pak."

"Bagus, deh. Jangan terlalu cape makanya, Na," tegur Ardan saat itu.

Alana hanya mengiyakannya. Setelah selesai mengisi daftar hadir, gadis itu menuju ruang juniornya. Dia harus mengecek apa saja yang sudah dilakukan junior itu. Jangan sampai dirinya mendapat teguran lagi.

Alana mengetuk pintu ruangan seorang Data Science junior. Ruangan yang sempat ditempatinya dahulu. Setelah diperbolehkan masuk, gadis itu menghampiri meja Jeni.

"Silakan duduk, Bu," ujar Jeni kepada Alana seraya menunjuk kursi di hadapannya.

Alana duduk sesuai perintah. Lantas, dia bertanya beberapa hal kepada Jeni. Dia pun ingin meluruskan perbuatan Jenu yang sedikit menyimpang.

HACK HEART [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang