print(14)

41 6 2
                                    

Wanita itu terlalu pandai membiarkan Abimanyu tumbuh dewasa tanpa campur tangan dirinya.

• • •

Di lain sudut pandang, seorang lelaki tengah berkutat dengan masalah yang baru ditemuinya. Sejak pekan lalu, masalah terus berdatangan hingga dirinya kewalahan. Kini, dia sedang beradaptasi dengan jabatan barunya.

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang software, baru saja mengganti Direktur Utamanya. Aldera Baskara Putra sebagai Direktur Utama lama, mempercayakan jabatannya untuk dipegang oleh Abimayu yang tak lain adalah adik kandungnya. Aldera dipindahtugaskan untuk membuka cabang di Surabaya.

"Abang percaya, kalau kamu bisa pegang perusahaan sekarang," ujar Aldera saat itu kepada Abimanyu.

Kini, lelaki dengan kemeja putih yang kancing atasnya terbuka, sedang berhadapan dengan layar komputer. Raut wajahnya begitu serius. Terlihat jelas bahwa dia pusing dengan pekerjaannya. Rambut bagian depannya pun, sedikit tak karuan karena digaruk-garuk beberapa kali meski tidak gatal.

Gawainya beberapa kali bergetar, tetapi tak dihiraukan. Dia malah menjauhkannya dari pandangan agar tak selalu dilirik netra. Tak peduli siapa saja yang menghubungi, Abimanyu tetap fokus mengerjakan beberapa hal di komputernya.

Alanana
Message

***

Setelah tadi bercerita kepada Ardan perihal masalah di Flamingo, hatinya merasa lebih tenang. Meskipun Ardan sendiri belum memiliki solusi apa pun untuk masalahnya. Setidaknya, dia sudah mencurahkan isi hatinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Kini, Alana sedang menunggu Abimanyu membalas pesannya. Gadis itu hari ini pulang cepat karena pekerjaannya telah selesai.

"Tumben, Abi lama bales chat aku," ujar Alana bermonolog seraya bersandar di kursi kerjanya yang nyaman.

Gadis itu berniat untuk mengunjungi Abimanyu ke kantor dan membawakannya makanan. Lelaki itu pasti lelah karena beberapa minggu ini berkutat dengan pekerjaan. Karena tak ingin membuang waktu lama, Alana mengirim pesan kepada Erena, ibu Abimanyu.

Alana
[ Sore, Tante ]
[ Aku boleh telepon Tante sebentar? ]

Tante Erena
[ Boleh sayang ]

Tak lama dari pesan tersebut, Erena menghubungi Alana. Panggilan masuk mulai tersematkan di antara dua gawai. Wanita itu langsung bertanya-tanya kepada Alana perihal tujuannya menghubungi.

"Halo, assalamu'alaikum, Alana," sapa seorang wanita dari seberang sana.

"Wa'alaikumussalam, Tante." Alana menjawab telepon dengan bibir yang mengembangkan.

"Kenapa, Sayang? Ada yang bisa Tante bantu?" tanyanya dengan ramah.

"Ini Tante. Aku niatnya mau ke kantor Abi, tapi enggak tahu alamatnya. Tante bisa kirim lokasinya atau patokannya gitu?" pinta Alana kepada Erena.

"Oh, itu. Iya, iya. Nanti Tante kirim, ya. Kamu enggak kerja, Na?" tanyanya lagi yang masih ingin berbincang dengan Alana.

"Udah, Tante. Kerjaan aku hari ini enggak terlalu banyak. Jadi, bisa pulang cepet," jawab Alana.

"Oh, gitu. Kamu nanti naik apa ke kantor Abi?"

"Belum tahu, Tante. Kira-kira bagusnya naik apa, ya?" tanya Alana meminta saran.

"Naik taksi online aja, Na. Biar enggak ribet. Kalau kamu mau naik angkutan umum juga bisa kayak Transjakarta, tapi kalau mau naik umum mending nanti, deh, sama Abi. Tante kurang tahu patokan-patokanya. Kamu juga takutnya nyasar, kan, ya." Erena menjelaskan dengan detail agar Alana tidak salah naik angkutan saat menuju tempat Abimanyu.

Setelah beberapa menit berbincang, telepon terputus. Alana pun sudah mengerti dengan penjelasan Erena. Lantas, wanita itu mengirimkan titik lokasi kantor Abimanyu.

Saat di telepon, Alana meminta agar Erena tak memberitahu Abimayu jika dirinya akan berkunjung. Wanita itu mengerti maksud Alana. Dia mengerti masa-masa muda seperti itu.

Alana bersyukur karena didekatkan dengan Erena yang mengerti anak muda. Wanita itu terlalu pandai membiarkan Abimanyu tumbuh dewasa tanpa campur tangan dirinya. Meski begitu, Abimanyu berhasil menjadikan Alana ratu di hatinya. Perlakuan Abimayu terhadap ibunya, tak beda jauh dengan perlakuannya kepada Alana.

***

"Na, mau pulang? Udah agak mendingan belum sekarang sakitnya?" tanya Ardan saat berpapasan dengan Alana di lantai satu.

"Sudah, Pak. Enggak apa-apa, besok juga sembuh. Saya pulang duluan, ya, Pak," pamit Alana.

"Iya, Na. Hati-hati di jalannya."

Alana hanya tersenyum merespons perkataan Ardan yang terakhir. Langkahnya dengan mantap keluar dari kantor. Dia memesan taksi online untuk pergi ke Elephant agar tak terlalu capai saat di perjalanan.

Dari Flamingo ke Elephant membutuhkan waktu sekitar 30 menit apabila tidak macet. Entah ini jam pulang atau belum, tetapi kendaraan sudah agak padat di jalanan. Setelah taksinya datang, Alana masuk dan bersandar dengan nyaman.

Alana masih merasa pusing. Tubuhnya pun masih terasa agak hangat. Namun, hal tersebut tak terlalu mengganggu perjalanannya.

Pesan Alana yang tadi menanyakan kabar Abimanyu masih belum ada balasan. Kini, gadis itu tak terlalu menunggu balasan kekasihnya karena dia ingin memberi kejutan. Sebelum sampai ke Elephant, Alana harus mampir ke tempat makan untuk membeli beberapa makanan.

Biasanya, orang pada umumnya akan membawakan makanan manis. Namun, berbeda dengan Alana yang akan membawakan kebab. Dia tahu bahwa kekasihnya tak terlalu suka dengan makanan yang serba manis.

° ° °

B E R S A M B U N G

° ° °

Semangat, Alana! Lagi sakit juga bisa, ya, kalau mengunjungi ayang mah. 🤭

...

Terima kasih banyak sudah membaca Hack Heart bab ini. Silakan tinggalkan jejak melalui vote dan komen, ya. 🤗

...

Rabu, 2 Maret 2022

-- dheisyaadhya --

HACK HEART [END] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt