print(20)

58 13 71
                                    

Bukan maksud meragukan kekasihnya, tetapi rasa curiga lebih mendominasi untuk saat ini.

• • •

• • •

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• • •

Plak!

Telapak tangan Geisha berhasil mendarat di keramik dekat wastafel kantor. Wanita itu sedang meluapkan amarahnya. Dia benar-benar kalah telak dengan gadis yang selalu didekati mantan kekasihnya itu.

"Sialan. Bisa-bisanya dia ngelawan gue." Geisha terus mengumpat seraya menatap diri di cermin.

Kini, kedua tangannya disimpan di tepi keramik wastafel. Wanita itu mengembuskan napasnya kasar. Tatapannya begitu tajam ke arah cermin.

"Awas aja lo, Alana," kecamnya penuh amarah.

Pikiran Geisha sedang berkelana. Sesaat setelah dia memutar otak, senyumnya mulai menyeringai pelan. Dia tertawa kecil beberapa kali.

• • •

Alana memasuki mobil hitam yang sudah terparkir rapi. Dia sudah ingat betul dengan mobil kekasihnya itu. Saat masuk, gadis itu disambut hangat oleh kekasihnya.

"Halo," sapa Abimanyu pelan. Dia menyalakan lampu kabin agar Alana tak kegelapan.

Alana tersenyum menanggapi sapaan kekasihnya. Dia memperhatikan baju yang dipakai Abimanyu. Seingatnya, tadi pagi, Abimanyu mengenakan kaus polos hitam. Namun, kini, tubuh ideal lelaki itu sudah memakai kemeja hitam.

"Abi abis dari mana? Bajunya ganti?" tanya Alana.

Abimanyu yang baru menyadari bahwa pakaiannya belum diganti pun refleks menunduk. Lelaki itu melihat bajunya. Lantas, menjelaskan alasannya kepada Alana pelan-pelan.

"Tadi, pas abis nganterin Ana, aku ke kantor. Barusan juga aku berangkat dari kantor. Terus baru inget kalau belum diganti bajunya," jelas Abimanyu.

"Bukannya kalau Sabtu Abi libur?" tanya Alana mulai menelisik.

Entah mengapa, setelah kejadian kemarin, Alana jadi kurang percaya kepada Abimanyu. Entah itu wajar atau tidak, dia tetap merasa begitu. Bukan maksud meragukan kekasihnya, tetapi rasa curiga lebih mendominasi untuk saat ini.

"Iya, harusnya. Tapi, kerjaan aku kemarin ada yang belum beres. Sementara, tenggat waktunya itu besok."

Alana hanya menatap lekat kekasihnya. Dia seakan memastikan bahwa Abimanyu tidak berbohong. Karena sorot mata lelaki itu, biasanya terlihat berbeda saat berbohong.

Abimanyu hanya bisa pasrah jika Alana sudah menatapnya penuh selidik. Dia menatap kembali Alana tanpa berkedip. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya tidak sedang berdusta.

Keduanya malah saling adu tatap. Keduanya belum mengedip setelah beberapa detik. Abimanyu yang sudah tak tahan pun perlahan memajukan wajahnya.

Kini, keduanya hanya berjarak setengah jengkal. Alana dari tadi perlahan mundur hingga kepalanya mentok di sandaran jok mobil. Tatapan gadis itu mulai melemah. Dia mengedip beberapa kali saat Abimanyu perlahan mendekati.

HACK HEART [END] ✓Where stories live. Discover now