Bagian 46

4.1K 282 2
                                    

Bagian 46
Follow instagram

@anak_klepon
@jain.alhasan
@aliza_abelia
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan

~♥~

Setelah sarapan Zayn dan Aliza langsung pergi untuk ke kampusnya, mereka berdua berjalan kaki untuk pergi ke kampusnya.

"assalamualaikum selamat pagi pak... " sapa Zayn dan Aliza pada bapak satpam yg menjaga di gerbang perumahan.

"waalaikumsalam pagi juga..." balas bapak satpam itu dengan ramah.

Zayn dan Aliza berjalan dengan bergandengan tangan, mereka berjalan di trotoar dan melewati toko toko yg sudah mulai buka.

Mereka berdua akhirnya sampai di kampus mereka, terdapat banyak mahasiswa dan mahasiswi yg sedang berlalu lalang disana.

Zayn dan Aliza langsung masuk ke kelas mereka, mereka akan belajar tentang agama. Karna itu adalah pilihan mereka untuk tidak memilih kejuruan yg lain seperti Shofia dan Farhan.

Zayn dan Aliza tidak bisa duduk bersama, karna antara laki laki dan perempuan di beri sekatan ditengah tengahnya.

Zayn tersenyum pada Aliza dan ikut duduk bersama Rehan yg sudah anteng dengan laptop yg selalu menemaninya.

Aliza berjalan dan duduk di sebelah Riska, Riska yg melihat Aliza langsung menaruh ponselnya dan memutar badannya menghadap Aliza.

"aciee ketemu lagiii nih" ucap Riska dengan senyum manisnya.

Aliza ikut tersenyum akan tetapi Riska sedikit heran dengan Aliza, "lo kenapa za? " tanya Riska yg melihat Aliza sedikit lemas.

"ga papa lemes doang" jawab Aliza yg membuat Riska semakin khawatir.

"lo ga sakit kan za? Lo jangan berani bohongin gue deh"

"gue ga sakit ris... Gue cuman cape aja semalem" jawab Aliza yg membuat Riska traveling.

"emm semoga cepet jadi" ucap Riska yg tidak mendapat tanggapan dari Aliza.

Aliza dan Zayn hanya berkuliah 4 hari satu minggu, yaitu hari senin sampai kamis. Jadi Aliza dan Zayn hanya masuk sekarang dan besok karna hari pertama mereka masuk adalah hari rabu.

Sebagian mahasiswi juga sudah ada yg menikah dan suaminya berkuliah disini, sama seperti Aliza dan Zayn.

Semuanya berdiri karna dosen mereka baru saja masuk, semuanya tidak akan dudul sampai dosen nya menyuruh mereka semua duduk.

"duduk!" perintah dosen itu dengan tegas.

Mereka semua langsung mengikuti pelajaran dengan baik, mereka juga masih berkutik dengan namanya kitab.

Mereka akan memperdalam ilmu tauhid dan juga ilmu lainnya. Dosennya pun sangat menjaga pandangan pada yg bukan mahram, dosen itu hanya melirik sebentar ke bagian putri.

Ustadz dan ustadzah itulah sebutan pada dosen mereka nanti, karna sebutan itu seperti lebih sopan dan lagi pula kampusnya didalam pondok.

Aliza dan Zayn sangat senang karna dibalik tegasnya dosennya hari ini ternyata dosen mereka juga sangat ramah dan membuat semua mahasiswa dan mahasiswi tertawa.

Ustadz Qomar , itu nama dosen Zayn dan Aliza kali ini. Dosen ini terkenal masih muda dan seperti nya dulu nya adalah santri di pondok ini.

"tadz mau tanya boleh? " tanya salah satu mahasiswa yg duduk dibelakang.

"silahkan"

"ustadz udah nikah belum?? " tanya mahasiswa itu yg dikenal namanya Aiman.

"belum, kenapa kamu suka sama saya? " tanya ustadz Qomar dengan pedenya.

Semua mahasiswa dan mahasiswi tertawa akibat pertanyaan ustadz Qomar, "ya allah sampean emang mau nikah sama saya? " jawab Aiman yg membuat semua nya tertawa.

"pede banget kamu" balas ustadz Qomar membuat Aiman malu sendiri.

"gus Zayn sama ning Aliza beneran sudah menikah? " tanya Ustadz Qomar pada Aliza dan Zayn.

Ustadz Qomar mengetahui jika Zayn adalah cucu dan anak dari kyai besar dijogja dan Aliza adalah menantunya.

"sudah ustadz, ustadz ga percaya??" tanya Zayn menatap ustadz Qomar.

"percaya kok gus" jawab ustadz Qomar dengan senyum nya.

Sebagian mahasiswi salting sendiri melihat senyum manis ustadz Qomar, bisa dibilang ustadz Qomar adalah ustadz paling ganteng dan masih jomblo.

Hanya Riska dan Aliza yg biasa saja melihat ustadz Qomar, bahkan mereka berdua hanya menunduk dan hanya melirik nya saja.

"sisa lima menit lagi nih buat istirahat, ngapain nih? " tanya ustadz Qomar duduk di kursinya.

"langsung istirahat aja deh ustadz, laper banget nih sayaa" jawab Aiman yg langsung diangguki semunya.

"yasudah kalau begitu silahkan istirahat" suruh ustadz Qomar yg langsung pergi meninggalkan kelas.

Aliza dan Riska berjalan menghampiri suami mereka masing masing. Zayn langsung menggandeng tangan Aliza dan mengajaknya keluar.

Riska dan Rehan hanya mengikuti Aliza dan Zayn dari belakang, sudah sangat lama sekali mereka tidak berkumpul, terakhir berkumpul saat wisuda saja.

"eh ke cafe sebrang yok" ajak Zayn menoleh ke belakang.

"gas lahh" balas Riska dan rehan mengikuti langkah Zayn.

Mereka semua menyebrangi jalan, mereka akan nongkrong di cafe depan pondok. Mereka semua memesan makanan ringan dan juga minuman. Mereka duduk di kursi luar karna ingin melihat suasana Kota Bangkalan, banyak santri yg berlalu lalang didepan pondok.

Ada yg baru saja beli beli ada juga yg baru keluar bersama temannya, Zayn dan Aliza kagum sendiri karna santri di pondok Syaichona Moh. Cholil sangat banyak.

Zayn sedikit kaget karna Aliza mencolek lengan nya, Zayn menoleh ke arah istri nya. "kenapa hmm? " tanya Zayn menatap hangat istrinya.

"pengen mangga... " bisik Aliza ditelinga Zayn.

Riska dan Rehan yg duduk didepan Aliza dan Zayn ikut penasaran, mereka berdua menyimak percakapan Aliza dan Zayn.

"hah?? Mangga?" tanya Zayn pelan dan menatap heran istri cantiknya itu.

"iya kayak yg kemaren" jawab Aliza mengedipkan matanya dua kali.

"kemaren... Mangga muda? " tanya Zayn mengecil kan suaranya.

"heh! Jangan dikecilin dong... Kita juga pengen denger " cibir Rehan langsung mendapat lirikan tajam dari Zayn.

"iyaaa" jawab Aliza mengedepankan bibir bawahnya.

"nanti yah cantik" Zayn mengusap kepala istrinya itu.

Aliza mengangguk dan menyenderkan kepala dibahu Zayn,   Zayn terus mengusap kepala istrinya itu. Zayn semakin yakin bahwa Aliza itu sebenarnya sedang mengandung anaknya, entahlah itu benar atau tidak yg penting Aliza bahagia.

Mereka berempat makan dan minum semua yg mereka pesan, mereka juga saling bercerita dan mengobrol bersama.

~♥~

Tbc

Zayn Abdurrahman Al Hasan [TAMAT] Where stories live. Discover now