Bagian 60

3K 226 24
                                    

Jangan marah yee baca part kali ini:v

\*\*\*\*

"sayang... Bangun, ayo sholat dzuhur" ucap Zayn berusaha membangunkan Aliza.

Aliza membuka matanya perlahan, ia tidak terlalu jelas melihat siapa yang sedang berada di sebelahnya kali ini. Aliza tertidur sejak pukul 11 siang, hingga kini pukul setengah dua siang.

"loh kok mata kamu sembab sayang??" tanya Zayn khawatir.

"k-ka Zayn..."

"sayang... Kamu nangis yah??" tanya Zayn lembut.

Aliza mengubah posisinya menjadi duduk, ia diam sebentar dan langsung memeluk Zayn erat. Aliza memang menangis tadi, gara gara ia bermimpi jika Zayn dan Hasan meninggal dunia.

"sayang kamu kenapa nangis sampe matanya sembab kaya gitu??" tanya Zayn sembari mengusap rambut Aliza dengan lembut.

"a-aku tadi mimpi... Kaka sama Hasan meninggal dunia" jawab Aliza disela sela isakan tangisnya.

"astagfirullah...."

"tadi aku tidur pukul sebelas trus kebangun gara gara mimpi itu... Aku nangis setengah jam trus ketiduran..."

"ulu ulu cayang.... Udah jangan nangis mas ada disini"

Zayn mengusap kepala Aliza dengan lembut dan sesekali menciumi nya. Zayn mengerti perasaan Aliza yang sangat khawatir dengan dirinya dan Hasan, hingga Aliza bermimpi yang membuat nya menangis.

"ini kaka beneran kan?? Hiks..." tanya Aliza sedikit tidak percaya.

"iyaaa, ini beneran kaka..." jawab Zayn melepas pelukannya.

"sayang, itu hanya mimpi. Kamu terlalu khawatir dengan kaka dan Hasan... Kaka sama Hasan baik baik aja, cuman Hasan mabuk di jalan gara gara ac nya terlalu dingin" ujar Zayn menangkup wajah cantik istrinya.

"aku takut kaka ninggalin lijaaaaa" rengek Aliza seperti anak kecil.

"ututututuuuuu istri kakaa iniiiii" gemas Zayn mencubit kedua pipi Aliza yang gembul itu.

Zayn kembali memeluk istri tercinta nya itu. Zayn sangat gemas ketika melihat Aliza yang baru saja menangis dan merengek seperti anak kecil. Aliza masih saja merengek pada Zayn, walaupun umurnya sudah tidak muda lagi.

***

Setelah sholat dzuhur Aliza dan Zayn duduk berdua dikasur mereka sembari menonton televisi. Aliza sedari tadi memainkan jari jemari Zayn, sepertinya Aliza sudah sangat rindu pada Zayn.

Zayn fokus menonton televisi, sesekali melirik istrinya yang sangat cantik itu. Mulai dari awal perjalanan tadi, Zayn tak tega untuk meninggalkan istrinya. Akan tetapi saat berada di tengah perjalanan, Zayn di telpon bahwa acara diundurkan.

Alhasil Zayn dan Hasan memutuskan untuk kembali saja, akan tetapi saat ingin mampir ke rumah makan Hasan tiba tiba muntah muntah. Hasan memang mengatakan jika dirinya ingin muntah, gara gara ac mobilnya terlalu dingin dan pewangi mobilnya bau nya sangat dibenci ole Hasan.

"pada awalnya... Aliza pikir itu semua nyata" ucap Aliza tiba tiba.

"kamu nulis disebuah surat yang dititipkan ke Syauqi" lanjutnya.

"mengikhlaskan atau berusaha melupakan seseorang yang namanya sudah terukir di hati itu susah, meskipun sudah bisa melupakan itu semua akan kembali teringat kembali. Karena dia sudah sangat melekat dihati kita dan kita sudah terlalu cinta padanya" ucap Aliza pelan.

"mengikhlaskan sesuatu saja susah, apalagi mengikhlaskan seseorang yang namanya sudah terukir di hati" balas Zayn menatap istrinya.

"jika kaka benar benar tidak ada, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Zayn penasaran.

"mengikhlaskan dan berusaha melupakan kenangan romantis kita" jawab Aliza menatap lekat wajah suaminya.

"kenapa harus dilupakan?"

"kaka bilang dimimpi Aliza, Aliza harus melupakan seluruh kenangan kenangan romantis kita berdua, jika tidak... Aliza akan terus menerus menangis" jawab Aliza pelan.

Zayn tertegun mendengar jawaban Aliza. Zayn kaget, mengapa kata kata apa yang dikatakan Aliza sesuai dengan sebuah surat yang ia rahasiakan selama ini. Zayn memang mempunyai surat yang sengaja ia rahasiakan dan ia jaga dengan baik baik, ia akan memberikan surat itu pada Aliza suatu saat nanti.

"kaya nyata banget yah mimpi kamu??" tanya Zayn lirih.

"iya, nyata bangetttt"

Entah mengapa hati Zayn terasa sakit mendengar jawaban Aliza tadi. Harusnya dirinya tak pergi meninggalkan Aliza, jika dirinya tidak pergi Aliza tak akan bermimpi hingga menangis seperti tadi.

"sayang... Aku ke ruang kerja dulu yah bentar, lepas itu aku balik lagi" Aliza mengangguk dan mencium kedua pipi Zayn.

Zayn tersenyum dan mengacak rambut Aliza dengan gemas. Zayn turun dari kasur dan mengambil peci juga baju koko nya. Kemudian, Zayn pergi dari kamar dan menuju ruang kerja nya yang berdekatan dengan kantor pondok.

Setelah mengambil sesuatu dari ruang kerja nya, Zayn kembali ke ndalem. Siang ini memang sangat panas sekali, dan hari ini menjadi hari paling bahagia bagi para santri karena matahari yang terik cocok untuk menjemur pakaian.

Zayn masuk ke kamarnya dan kembali duduk di sebelah istrinya yang masih fokus menonton televisi. Zayn sendiri sedikit gugup untuk memberikan sebuah surat yang memang ia rahasiakan selama beberapa tahun yang lalu pada Aliza.

"ini, jaga baik baik. Baca kalo kaka udah ga ada" ucap Zayn sembari memberikan surat nya.

"hah? Maksudnya ka?"

"baca surat itu kalo kaka udah ga ada, kalo kamu baca sekarang kamu bakal nyesel"

"kok gitu ka?" tanya Aliza yang masih tak paham.

"surat itu special, dan memang khusus untuk kamu..." jawab Zayn sembari mengusap pipi gembul istrinya.

"kaaa... Jangan pergi" lirih Aliza yang matanya mulai berkaca kaca.

"kaka ga akan pergi sayang, kaka akan terus sama kamu. Kaka cuman ngasi itu kekamu, takutnya kaka lupa nanti"

"kaaaa jangan tinggalin Aliza lagi... Hikss"

"kaka jangan jauh jauh dari Aliza...."

"Aliza takut kehilangan kakaaaa"

"Hikss... Hikss..."

Zayn memeluk istrinya erat, jujur hatinya juga ikut sakit mendengar isakan tangis Aliza. Zayn berjanji pada dirinya sendiri untuk terus menjaga bidadari nya itu dengan baik, sampai malaikat pencabut nyawa melaksanakan tugasnya.

***

Tbc

Zayn Abdurrahman Al Hasan [TAMAT] Where stories live. Discover now