Bagian 61

4.8K 212 2
                                    

Malam harinya tiba, Zayn dan Aliza sedang berkumpul bersama di ruang tamu. Zayn yang biasanya duduk di sofa tunggal, kini dirinya harus duduk bersama Aliza di sofa panjang.

"ga papa nih abi, Hasan duduk disini?" tanya Hasan masih ragu.

"iya ga papa, duduk aja" jawab Zayn tersenyum manis.

Hasan duduk sembari diam melamun, entah apa yang sedang ia pikirkan. Husein duduk di bawah sembari memangku putranya yang bernama Ahmad Aufal Al-ghifari, biasa dipanggil Aufal.

Fahdani dan Zeynara duduk dibawah sembari memakan cemilan. Mereka berdua semakin hari semakin dekat, terutama Fahdani yang sangat menjaga istrinya yang sedang hamil itu.

Tak lupa ada Syauqi dan Aqila, bersama anak, menantu dan cucunya. Ada Zaki bersama istri, anak dan menantu nya. Juga ada Syarifah bersama sang suami dan anak dan menantu mereka.

"Reza curang" celetuk Fahdani tiba tiba.

"hah? Curang apaan bang?" tanya Reza menatap heran Fahdani.

"katanya kamu nikahnya pas mau lulus jelas 3, eh ini masih baru kelas 3 udah nikah...." jawab Fahdani menatap Reza.

"abang juga curang! Katanya mau hamilin Zeynara pas udah setengah tahun kuliah, eh ini beberapa bulan di Mesir mbak Zeynara udah bunting!!" kesal Reza sembari mengurucutkan bibirnya.

"itu juga karena ulah kamu sama Zayyan!"

"eh aku mau karena disogok 100 ribu!"

"100 ribu aja kok mau, Kamu minta sama abi... Abi kasih satu juta" ucap Zaki menatap malas putra kesayangannya itu.

"oh ya udah, Reza minta uang sekarang ke abi"

"iya... Besok pagi ke kantor abi"

Zayn hanya geleng geleng kepala bersama Aliza. Sedangkan, Aqila dan Syauqi tertawa gemas melihat tingkah orang tua dan anak itu. Hasan dan Husein yang melihat itu ikut geleng geleng kepala dengan tingkah Zaki dan Reza yang selalu membuat ulah.

"abi sama bunda tumben deket banget..... Sampe bang Hasan duduknya di sofa tunggal biasanya bareng Fahdani sama Zeynara" cibir Husein menatap Zayn dan Aliza.

"ini bunda kamu kangen sama abi..."

"idihh abi mah gitu, pulang langsung disambut sama istrinya. Lah Hasan? Udah ga ada yang nyambut, huek huek sendiri lagi tadi! Husein juga cuman diem aja"

"duda harus mandiri bang!" ucap Husein sembari menaik turunkan alis nya.

"abi mau nikah lagi ya? Sok ngode gitu?" tanya Fahdani menatap tajam Hasan.

"kalo diizinin sihh abi mau"

"nda! Nda boleh! Abi nda boleh nikah! Titik!"

Hasan menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal, jujur saja dirinya hanya bercanda tapi Fahdani langsung mengegasnya. Hasan sendiri memang tidak ada niatan untuk menikah lagi, karena selera ya tetap almarhumah Mahreen, istri tercinta nya.

"jangan ngegas dong Fahdani, kasian tuh abinya" gurau Syauqi tertawa kecil.

"abi sih! Sok banget pengen nikah lagi, kalo abi nikah lagi Fahdani juga"

"ngomong apa mas?" tanya Zeynara menatap tajam suaminya.

"e-eh nda kok, bercanda" jawab Fahdani sembari mengedipkan matanya lucu.

"mau nikah lagi ya mas?" tanya Zeynara yang membuat Fahdani semakin panik.

"bercanda doang sayang.... Mas nda akan nikah lagi" jawab Fahdani sembari tersenyum manis.

"awas yah kalo nikah lagi"

"iya iya sayang..."

Zayn dan Aliza tertawa melihat wajah melas Fahdani, begitu juga dengan yang lainnya. Fahdani dan Zeynara pulang dari Mesir kemarin, karena sedang ada cuti yang lumayan panjang.

Aliza menggenggam tangan Zayn dan tak mau melepasnya. Zayn menatap istrinya dan tersenyum kecil, sungguh istrinya menggemaskan. Zayn kembali ikut mengobrol bersama, sedangkan Aliza hanya menyimak.

"kayanya lem nya kuat banget yah abi..." goda Husein menatap genit abinya.

"hah? Lem apa?" tanya Zayn bingung.

"itu tuh..." jawab Husein sembari menunjuk tangan abi nya yang digenggam oleh bundanya.

Hasan hanya diam dan memakan kerupuk kesukaannya, tak lupa secangkir teh hangat. Hasan hanya menyimak jika masalah percintaan seperti ini, entahlah Hasan seperti sangat malas untuk kembali mengenal cinta.

"ohh ini lem nya beda, lem ini tuh terbuat dari benih benih cinta ya ga Hasan?"

"iya abiiii... Abi emang bener! Nilai 1000 buat abi"

Semuanya tertawa melihat wajah Hasan yang sangat mengenaskan itu. Duda itu hanya diam dan menyeruput teh hangatnya saja, sepertinya tak ada lagi yang menarik kecuali cinta.

"nanti anaknya Fahdani lahir di Mesir yah?" tanya Zaki.

"iya dong..." jawab Fahdani sembari menaik turunkan alis nya.

"kalo lahiran nya dimesir, akta kelahiran nya Mesir juga kaya punya abi" ucap Zayn tetap menggenggam tangan Aliza.

"wihh kece dongggg anak nya pahdani sama jeynara nanti"

Zayn tertawa kecil dan beralih memperhatikan wajah datar Hasan. Zayn hanya geleng geleng kepala dengan sikap putranya itu yang kadang bijak, juga sedikit aneh. Mengapa aneh? Karena Hasan sangat suka tidur di masjid dan diruang tamu.

Zayn sendiri ingin sekali Hasan menikah lagi, karena melihat kehidupan Hasan yang sangat datar dan terlihat tidak menarik sama sekali. Zayn berniat menjodohkan Hasan kembali, akan tetapi Hasan menolak dan mempertahankan janjinya.

Zayn sendiri tidak tau siapa yang berada di hati Hasan. Zayn selalu menemani Hasan ketika sedang menyendiri di ruang tamu, jika bukan di ruang tamu biasanya di masjid pondok.

"Hasan... Jangan datar gitu dong mukanya..." ucap Aqila menatap Hasan.

"trus mau gimana lagi?"

"mau nikah sih itu... Kaya kesepian banget" goda Zaki menatap genit Hasan.

"ga minat nikah, pengen cucu aja"

"jadi yang ada di rahimnya Zeynara bukan cucu abi gitu?" tanya Fahdani menatap kesal abi nya.

"ya cucu abi, maksudnya ga lahir lahir tu lohh" jawab Hasan melempar kerupuk ke Fahdani.

"satu bulan sebelum Zeynara lahiran, abi ke Mesir aja. Nanti Fahdani beliin tiketnya" ucap Fahdani sembari memakan kerupuk yang dilempar oleh abinya.

"om sama istri om boleh ikut ga?" tanya Husein menatap Fahdani penuh harapan.

"boleh... Tapi beli tiket sendiri"

Husein melengkungkan bibirnya ke bawah dan merosot kan bahu nya. Husein pikir Fahdani akan membelikan dirinya tiket juga, rupanya tidak. Husein seperti jatuh dari atas langit karena berharap terlalu tinggi.

"kalo mau beli tiket sendiri yah... Kamu pegang butik nya abi loh......"

"iya iyaa... Bercanda doang banggg"

\*\*\*\*

Tbc

Zayn Abdurrahman Al Hasan [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang