Kenleta - 34

476 26 0
                                    

Di dalam mobil, Aleta terus saja melayangkan pertanyaan yang sama pada Kenan perihal wajah cowok itu yang memar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam mobil, Aleta terus saja melayangkan pertanyaan yang sama pada Kenan perihal wajah cowok itu yang memar.

"Sumpah, aku baru nyadar loh muka kamu bonyok semua kayak gini." Ungkap Aleta sambil terus berusaha melihat dengan jelas kondisi wajah Kenan.

"Kebiasaan deh, lebay."

"Ini bukan lebay, tapi khawatir. Ih ngga bisa banget ya emang dikhawatirin dikit." Kesal Aleta. Cewek itu tidak bohong. Dia memang selalu khawatir dengan segala luka yang dimiliki oleh cowok yang masih fokus menyetir itu.

Bukan sekali dua kali Kenan menemuinya dengan keadaan bonyok seperti sekarang ini. Aleta juga tidak tau kenapa laki-laki lebih suka menggunakan kekerasan saat menyelesaikan masalah. Apa mereka tidak sayang dengan wajahnya?

"Kamu mau beli sesuatu ngga? Roti atau susu gitu?" Tawar Kenan saat akan melewati minimarket. Cowok itu mencoba mengalihkan pembahasan mengenai luka di wajahnya.

Aleta menggeleng. "Engga deh, belom pengin kayaknya."

Sebenarnya Kenan sedang menawari dirinya sendiri. Pasalnya kan memang cowok itu berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu tadi. Hanya meminum segelas susu yang dibuatkan oleh Mama Aleta. Dan lagi, kalau Aleta sampai tahu dirinya belum sarapan. Pasti detik itu juga kekasihya itu akan langsung mencari warung makan terdekat agar Kenan bisa segera sarapan. Aleta memang selalu perhatian dengan orang di sekitarnya.

"Sebenernya muka kamu kenapa sih? Berantem sama siapa?" Tanya Aleta 'lagi'. Cewek itu masih terus mengorek informasi mengenai luka di wajah Kenan.

"Biasa, namanya juga cowok." Kenan tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya sekarang. "Udah deh, mending ganti topik aja. Kira-kira kamu bisa tebak ngga kita mau kemana?"

"Penumpang mah ngikut yang nyetir aja, hehe."

"Yang nyetir aja ngga tau mau bawa kamu kemana." Kenan memang belum ada kepikiran akan mengajak Aleta pergi kemana. Otaknya hanya dipenuhi overthinking tentang masalah itu.

Cuaca ibu kota hari ini terpantau mendung. Benar-benar cocok untuk jalan-jalan.

Kenan berinisiatif membuka atap mobilnya agar bisa lebih menikmati udara segar pagi ini. "Nah gini kan enak, seger."

Aleta berdiri dari posisi duduknya, menikmati angin yang menerpa wajahnya dengan bebas. Selama tujuh belas tahun dia hidup, ini kali pertama dia bisa menikmati hal seperti ini.

Kenan yang melihat hal itu dari bawah hanya bisa tersenyum.  "Duduk, ntar jatoh."

"Ngga mau. Kapan lagi bisa naik mobil yang atapnya kebuka gini." Aleta terlihat sangat bahagia sekarang. Padahal hanya karena hal seperti ini.

"Salah sendiri ngga pernah bilang kalo lebih suka dijemput pake mobil."

Sesekali Kenan melihat kearah Aleta, memastikan cewek itu berdiri dengan keadaan aman.

Kenleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang