Kenleta - 20

723 35 3
                                    

Kenan dan Daren sedang minum di cafe yang biasanya mereka datangi. Keadaan masih sama seperti di kantin tadi, Kenan yang masih diam tak banyak bicara padahal mereka berdua sudah dua jam duduk di cafe ini. Daren yang melihat itu jadi kesal sendiri. "Ken, ahelah kita kesini niatnya buat nongkrong ngelupain masalah lo. Tapi lo nya masih aja galau gini."

"Lo ngga ngerti gimana rasanya jadi gue, Ren. Gue udah sesayang itu sama Aleta dan cuman karena hal sepele kemarin kita jadi renggang gini." Keluh Kenan yang memang terlihat sangat frustasi memikirkan pertengkarannya dengan Aleta hanya karena hal sepele.

"Kayaknya lo butuh bicara sama Aleta. Lebih baik sekarang lo samperin dia ke rumahnya."

Kenan mengangguk membenarkan ucapan Daren. "Enaknya gue bawain apaan ya buat dia?"

Daren terlihat berpikir sejenak. "Bunga?"

Satu alis Kenan terangkat. "Ehiya gue belum pernah beliin dia bunga." Kenan berkata sambil mengangguk membenarkan kalau dia akan membawakan bunga untuk Aleta.

Daren membelalakkan matanya. "Serius lo? Masa iya belum pernah beliin cewek lo bunga? Kacau nih orang, ngga romantis tau ngga."

Kenan yang merasa diremehkan karena belum pernah membelikan bunga untuk Aleta berniat untuk segera membelikannya sekarang. "Yaudah sih iya gue beliin sekarang, gue balik dulu kalau gitu."

Sebenarnya alasan Kenan tidak pernah membelikan Aleta bunga adalah karena menurutnya bunga itu terlalu mainstream dan lagi, karena Kenan selalu membelikan bunga pada cewek-ceweknya yang dulu. Cowok itu tidak ingin menyamakan Aleta dengan semua mantan-mantannya. Aleta terlalu spesial di matanya.

"Eh tapi lo pulang dulu kan ganti baju? Masa iya lo nyamperin Aleta kucel gini." Daren yang sedari tadi fokus ke layar ponselnya, mendongak menatap penampilan Kenan dari atas ke bawah. Benar saja, penampilan cowok di depannya itu terlihat sangat tidak baik. Seragam yang kusut dan rambut yang dibiarkan sedikit acak-acakan.

Kenan menunduk melihat seragamnya yang sudah kusut lalu terkekeh pelan. "Iya juga ya. Tapi gue emang ganteng sih jadi meskipun kucel gini ya tetep ganteng." Kenan berkata dengan membenarkan kerah seragamnya.

"Serah lo dah serah."

Kenan tertawa lebar mendengar ucapan Daren yang pasrah. "Gue balik dulu kalo gitu." Segera Kenan mengambil tas punggungnya dan meninggalkan Daren yang masih setia dengan ponsel di tangannya.

"Oke sip, tiati." Daren kembali fokus dengan ponsel di tangannya. Memberi aba-aba di grup Kenan Brojol kalau Kenan sedang otw pulang.

Kenan langsung melangkahkan kakinya dengan semangat keluar dari cafe, melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju toko bunga.

Sesampainya di toko bunga Kenan rasanya ingin membelikan semua bunga yang ada di toko itu untuk Aleta meskipun tidak mungkin, yang ada bukannya mau memaafkan, Aleta akan semakin marah karena dibelikan bunga sebanyak itu. Setelah beberapa menit memilih bunga akhirnya pilihan Kenan jatuh pada sebuah bucket bunga yang terdiri dari beberapa macam bunga. Kenan segera membayarnya sambil terus memandangi bunga itu dengan sedikit tersenyum membayangkan wajah Aleta yang pasti akan senang saat menerima bunga itu.

***

Melody yang baru saja membaca pesan dari Daren di grup Kenan Brojol langsung terburu-buru menghampiri Aleta dan Dafa yang masih sibuk menghias ruang tamu Kenan. "Heh sumpah! Sumpah!"

"Apaan sih, Mel astaga jangan bikin takut, ada apaan?!" Aleta ikut mendekat ke Melody yang berjalan kearahnya.

"Kenan otw pulang sekarang!?!"

"HAH?!"

"Ya terus gimana woi belum selesai ini, ayo buruan bantuin kek kalian tuh." Dafa yang sedang mengisi udara ke dalam balon foil mulai ikut panik.

Kenleta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang