Kenleta - 10

781 97 96
                                    

"Kenapa rasanya sesakit ini sih, Ken?"•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa rasanya sesakit ini sih, Ken?"

Aleta Fredella

Pagi ini Aleta berangkat ke sekolah naik angkot. Ya, Kenan tidak menjemput dia, tidak tahu kenapa. Cowok itu juga tidak memberinya kabar, hanya beberapa panggilan masuk kemarin malam saat ponselnya mati. Setelah ponsel Aleta sudah menyala, Kenan tidak berusaha menelfonnya lagi.

Aleta memang dari keluarga yang berada tapi dia lebih memilih untuk naik angkot daripada naik taksi, alasannya simpel. Naik angkot tuh enak aja gitu, suasananya beda.

Pas baru turun dari angkot, Aleta langsung disuguhi pemandangan yang membuatnya tertegun. Kenan berangkat bersama Audy naik motor. Bahkan dia tidak memberitahu Aleta kalau dia tidak bisa menjemput. Apapun alasannya Aleta pasti bisa mengerti karena Aleta tipe cewek yang akan mendengarkan penjelasan dulu disetiap ada masalah dengan siapapun. Bukan yang langsung marah-marah seperti kebanyakan cewek lainnya.

Cewek itu menghela napas berat lalu memutuskan untuk melangkahkan kakinya memasuki area sekolah.

"Eh, Ta!" panggil seseorang yang sukses bikin Aleta terlonjak, pasalnya cewek itu tadi sedikit melamun.

Aleta menoleh ke arah cowok yang manggil dia barusan. "Apaan Daf?"

"Masih pagi jangan ngelamun mulu weh." Dafa tau kalau Aleta seperi ini gara-gara melihat Kenan boncengan dengan Audy, makanya dia berusaha mengalihkan topik.

"Nyariin Melody? Dia ngga masuk sih hari ini," ujar Aleta dengan tidak bersemangat. Gimana bisa semangat, orang Melody saja tidak masuk, pasti hari ini akan sepi.

"Gue udah tau kalo itu." Dafa berkata dengan gaya sok coolnya, menyugar rambutnya kebelakang.

"Eh bentar deh," Aleta membuka tasnya dan mengeluarkan kotak makan lalu menyerahkannya pada Dafa.

Cowok itu menaikkan satu alisnya lalu menerima kotak makan itu. "Buat Kenan?"

Aleta menggeleng. "Tadinya sih buat Kenan, tapi ngga jadi deh hehe, buat lo aja." Aleta terkekeh pelan menyembunyikan raut sedihnya.

Tidak tahu kenapa Dafa menjadi kasihan dengan Aleta, kenapa jadi Dafa yang merasa bersalah seperti ini? Kalau bukan karena dia yang bikin taruhan itu pasti Kenan tidak akan mempermainkan perasaan cewek yang ada didepannya ini.

Masalahnya, Aleta itu beda dengan cewek-cewek yang mereka jadikan taruhan biasanya- beda gitu, kaya gimana ya, Aleta kelihatan tulus dengan Kenan. Sedangkan selama ini biasanya cewek-cewek itu hanya mengejar ketenaran Kenan atau kekayaannya. Padahal yang kaya kan bukan Kenannya tapi bapaknya.

Kenleta Where stories live. Discover now