Kenleta - 17

602 41 41
                                    

Aleta sedang menunggu Kenan di teras rumahnya, pasalnya tadi cowok itu bilang akan menjemput Aleta. Aleta memang sering menolak kalau Kenan akan mengantar-jemputnya ke sekolah karena memang rumahnya dan rumah Kenan tidak searah tapi bukan Kenan namanya kalau keinginannya bisa dibantah.

TIINN!! TIINN!!

Aleta tersenyum lalu bangkit dari duduknya saat mendengar klakson mobil, berjalan kearah gerbang dan membukanya. Dilihatnya mobil sport warna merah milik Kenan sudah terparkir rapi di depan gerbang.

Tanpa berpikir lama, Aleta memasuki mobil Kenan. "Kenapa lama sih?" tanyanya saat baru saja menutup pintu mobil dan mengenakan seatbelt. "Lho, kok?! Kenan kamu ngga sekolah?!" mata Aleta melebar saat melihat kearah Kenan yang tidak mengenakan seragam malah memakai kaos polos hitam dan celana jeans selutut.

"Hm," hanya deheman singkat yang dikeluarkan oleh Kenan.

"Kamu sakit?" kini tangan Aleta terulur untuk menyentuh dahi Kenan. "Ngga panas kok."

"Emang ngga sakit," ujar Kenan sambil terkekeh. "Males aja ke sekolah."

"Kenan ih, ngga boleh gitu dong, masa males sih?!" Aleta tidak habis pikir dengan cowok disampingnya ini, bagaimana bisa bolos sekolah dengan alasan malas.

"Udah lah, sayang. Kamu tuh yang santai dikit kek jadi orang. Aku pasti lulus kok."

Aleta menggeleng-gelengkan kepalanya. "Apaan sih, ngga nyambung banget tau ngga."

"Gimana hoodie-nya?" tanya Kenan dengan sesekali melihat kearah Aleta. Cowok itu berusaha membagi perhatiannya antara fokus ke jalanan yang ada di depannya dan ke Aleta.

Kini giliran Aleta yang melihat Kenan. "Bentar," tangannya meraih ponsel yang ada di dalam tas dan mengetik sesuatu lalu mengirimkan kepada seseorang. "Aku udah chat dia barusan, nanti pulang sekolah kita ketemu."

"Ya udah nanti aku anterin."

"Aku bisa ketemu dia sendiri kok."

Kenan memutar bola matanya dengan malas. "Ngga. Pokoknya nanti aku yang anterin."

Aleta hanya mengangguk pasrah karena Kenan benar-benar tidak bisa dilawan. Aleta tersenyum menatap luar jendela yang sedang gerimis itu. Semakin hari Aleta semakin merasa kalau rasa sayangnya pada Kenan semakin bertambah. Setiap perlakuan yang diberikan Kenan kepadanya, selalu memberikan dampak yang sangat baik untuk mood-nya. Ya bisa dibilang Kenan moodbooster-nya Aleta.

Mobil Kenan dengan santainya berhenti di depan gerbang sekolah, dia tidak masuk karena kalau sampai masuk pasti akan susah untuk keluar lagi.

Aleta melepaskan seatbelt. "Kenan.. kamu beneran ngga masuk?" tanyanya

Kenan hanya mengangguk. "Lebih baik sekarang kamu masuk. Aku ngga mau sampai kamu dihukum gara-gara telat masuk kelas." Kenan menarik pipi kiri Aleta dengan gemas.

Aleta segera turun dari mobil Kenan dan berjalan menjauh menuju koridor sekolah. Kenan yang melihat Aleta sudah mulai memasuki area sekolah, langsung melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat.

Mobil Kenan berhenti di depan sebuah rumah mewah yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Dilihatnya seorang cewek berjalan mendekat dan langsung masuk ke dalam mobil Kenan.

"Udah selesai nganter Aleta nya?" tanya Audy dengan satu tangannya yang memakai seatbelt.

"Udah," jawab Kenan singkat. Cowok itu langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit. Ya, Kenan memang akan mengantar Audy ke rumah sakit karena Audy akan periksa tentang sakitnya yang kemarin.

Bukan Kenan yang meminta akan mengantar Audy ke rumah sakit, tapi mamanya Kenan yang bersikeras membujuk Kenan agar mengantarkan Audy.

Sesampainya di salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta, keduanya turun dan berjalan sejajar. Siapapun yang melihat mereka sekarang pasti akan merasa kalau Audy dan Kenan sangat cocok. Bahkan, pakaian mereka sama-sama berwarna hitam.

Kenleta Where stories live. Discover now