Kenleta - 27

674 35 5
                                    


"Kalo seandainya aku ngecewain kamu lagi, jangan pernah pergi ninggalin aku, tapi aku yang bakalan dengan sendirinya pergi dari hidup kamu." –Kenan


|

|

"Sayang.. kamu udah sadar?" Lisa yang melihat Aleta sadar langsung buru-buru mengambil air putih yang ada di meja dan memberikannya pada Aleta. "Minum dulu."

Aleta mengangguk lalu meminumnya separuh.

"Gimana? Ada yang sakit? Mau mama panggilin suster?" Tawar Lisa sembari menerima gelas yang sudah di minum Aleta.

"Ngga perlu, ma. Aleta ngga papa kok."

Lisa menghela napas lega mendengar jawaban Aleta. "Papa masih ada urusan ya, sayang. Jadi belum bisa kesini, tapi nanti pasti kesini kok."

"Iya, ma. Aleta ngerti kok. Mama nyampe jam berapa tadi?" Aleta masih ingat saat dia diculik, kedua orang tuanya sedang berada di luar kota.

"Tadi shubuh, mampir  ke rumah bentar abis itu langsung kesini."

"Maa.." panggil Aleta memelas pada sang mama.

"Iya, sayang. Ada apa? Kamu mau sesuatu?"

Aleta diam sebentar lalu tersenyum menatap Lisa. "E..ngga, hehe. Aku laper.."

Lisa berdecak. "Kirain ada apa. Mama udah was-was tau ngga." Tangan wanita itu meraih semangkuk bubur yang sudah disediakan rumah sakit lalu mengambil sesendok, menyuapkan ke Aleta.

"Sebenernya aku ngga suka makan bubur sih, tapi ya mau gimana lagi, adanya cuman ini." Aleta berkata sebelum menerima suapan Lisa.

"Tadi mama ngga sempat buat nanya gimana ceritanya kamu bisa ada disini. Jadi, kamu punya hutang buat ceritain semuanya sama mama, sekarang."

"Maa, ih jangan penuh-penuh buburnyaa.."

"Biar cepet sembuh kamunya." Lisa terkekeh saat Aleta meminta jangan terlalu banyak menyuapinya.

"Jadi kemaren Aleta kan ke supermarket buat beli sesuatu, nah Aleta jalan kan tuh sambil bawa belanjaannya. Eh tiba-tiba kepala Aleta ada yang mukul dari belakang. Terus... udah deh ngga inget lagi, tau-tau pas bangun udah disini aja sama mama."

"Kamu ngga lihat siapa muka orang yang udah mukul kamu?"

Aleta kebingungan saat Lisa bertanya seperti itu. Dia memang tidak tahu wajah orang yang memukulnya tapi dia tahu siapa yang menyuruh orang itu. "Ah, e..ngga ma, Aleta ngga tahu siapa orangnya. Lagian kan yang penting sekarang Aleta udah ngga apa-apa, masih lengkap badannya, masih cantik juga mukanya."

"Tapi ini semua ngga bisa dibiarin gitu aja, Ta. Mama sama papa bakalan nyari sampe ketemu siapa orang dibalik semua ini."

"Aleta udah kenyang, ma. Udahan ya makannya."

"Sekali lagi nih, nanggung tinggal dikit." Bujuk Lisa saat Aleta menyudahi makannya padahal hanya tinggal sesuap saja buburnya.

Mau tidak mau Aleta kembali membuka mulutnya, menerima suapan terakhir sebelum buburnya habis.

"Eh iya Ta, kamu telfon Kenan gih," perintah Lisa saat Aleta sudah selesai minum.

"Buat apa?"

Alis Lisa terangkat satu. "Kamu ngga tahu siapa yang udah bawa kamu ke rumah sakit? Siapa juga yang udah jagain kamu semaleman?"

Aleta hanya tersenyum kecut. "Iya, Aleta tahu kalo Kenan. Ya tapi buat apa aku telfon dia?"

"Kamu nih apa banget deh, biasanya kalo ada hal-hal yang berhubungan dengan Kenan, kamu langsung cepet. Ini disuruh telfon aja kok banyak tanya." Ujar Lisa heran karena memang benar, tumben sekali Aleta seperti itu.

Kenleta Where stories live. Discover now