DUA : Cirillo Demetrius

3.3K 70 1
                                    

Pertemuan Cirillo dan Kikan adalah sesuatu yang tak disengaja, keduanya bertemu setahun lalu di sebuah pesta teman mereka yang akan menikah

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Pertemuan Cirillo dan Kikan adalah sesuatu yang tak disengaja, keduanya bertemu setahun lalu di sebuah pesta teman mereka yang akan menikah. Iya sebuah pesta lajang yang diadakan di sebuah ballroom hotel ternama di Jakarta. Cirillo teman si calon pengantin pria sementara Kikan adalah teman calon pengantin wanita. 

Kikan pada dasarnya tidak terlalu suka keramaian tapi demi persahabatan, ia rela menyisihkan waktunya untuk datang. Dan satu jam berada disini, Kikan mulai pusing dengan keramaian yang ada, ia memilih menepi keluar menuju balkon yang memang menghubungkan ballroom dengan bagian terluar hotel tersebut.

Saat Kikan sampai di balkon tersebut, ternyata ada seseorang yang mendahuluinya. Sosok tegap yang dibalut kemeja hitam dan celana jins berwarna senada, mulut lelaki tersebut mengapit rokok dan lalu menyembulkan asap putih yang terlihat jelas karena langit sudah menggelap.

"Sorry, gue boleh disini?" tanya Kikan--ia takut sosok tersebut menginginkan kesendirian untuk saat ini.

"Nope, ini tempat umum. Jadi siapa aja bebas," ujar si cowok menatap Kikan sesaat dan lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. 

Kikan perlahan merasakan angin lembut menerpa dirinya dan bertiup menerbangkan rambutnya. Cuaca Jakarta malam ini ternyata cukup dingin.

"Mau?" diluar dugaan cowok tersebut mengeluarkan sebungkus rokok mentol beserta lighternya.

Kikan menatapnya sesaat. 

"Eh, sorry. Lo nggak ngerokok, ya?" cowok tersebut seperti menyadari apa yang dilakukannya barusan.

"Its okay, gue juga kadang ngerokok. Tapi buat relieve stress doang," Kikan meraih bungkusan rokok tersebut, mengambilnya sebatang. Saat hendak menyalakan rokoknya dengan lighter, cowok itu mendekat kearahnya menempelkan rokoknya ke rokok Kikan hingga menyala.

Kikan tahu kemana netra cowok tersebut terarah, kedua bola mata cowok itu menatap dada miliknya yang memang tergolong besar untuk ukuran tubuhnya yang kurus.

"Thanks," Kikan beringsut mundur, mereka terlalu dekat hingga Kikan bisa menghirup aroma parfum yang digunakan lelaki dihadapannya ini.

Mereka terdiam, tak ada satupun yang bersuara diantara keduanya. Mereka kini menikmati gulungan nikotin yang perlahan mulai habis sedikit demi sedikit. 

"Lo nggak nyaman suasana di dalem?" tanya cowok tersebut.

"Kalau gue nyaman, gue nggak akan kabur kesini. Dan kalau gue nggak inget ini pesta lajang temen baik gue, gue nggak akan dateng," jelas Kikan.

"Demi persahabatan, such a cliche,"

"Manusia memang gitu kan? Kadang jalani sesuatu demi bisa seiring sama manusia lainnya," tanggap Kikan. 

"Iya sih, nggak semua bisa jalan sesuai selera kita, kan?" si cowok mengulas senyum tipis, ia tidak menghabiskan rokoknya dan lalu membuangnya ke tempat sampah. 

Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt