DELAPAN : Cirillo Demetrius

1.7K 51 7
                                    

"Akhirnya kita bisa kumpul lagi," Dira--ayah Cirillo tersenyum manis melihat kini meja sudah terisi dengan dirinya, sang istri, anak lelakinya dan menanti kesayangannya--Kikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya kita bisa kumpul lagi," Dira--ayah Cirillo tersenyum manis melihat kini meja sudah terisi dengan dirinya, sang istri, anak lelakinya dan menanti kesayangannya--Kikan.

"Iya, Pa. Mas Rillo sibuk terus soalnya, lagi banjir orderan kalau tengah tahun begini," Kikan tersenyum manis, sejak menikah dirinya memang suka menambahkan kata 'Mas' di depan nama Cirillo jika memanggil lelaki itu di depan mertuanya. Bagi Kikan, hal tersebut menjadi previlege untuk suaminya. 

"Jangan terlalu sibuk kalian berdua tuh, kalau sama-sama capek kapan mau kasih cucunya coba? Mama sama Papa udah nunggu loh," Rosa---Mama Cirillo tertawa kecil.

"Masih mau pacaran, Ma. Aku sama Kikan belum kenyang berdua," sahut Cirillo lalu menenggak winenya

"Punya anak nanti juga masih tetap bisa pacaran kok, Mama Papa dulu juga begitu. Kalau kalian mau ngedate, titip aja ke kami berdua. Mama sama Papa senang hati buat ngasuh kok," tanggap Dira.

Cirillo hanya tersenyum--Kikan tahu kalau suaminya itu kurang nyaman dengan topik anak. Ia dan Cirillo sama sekali tak menunda, namun memiliki momongan bukanlah rencana jangka mereka untuk saat ini. Untuk keduanya--terutama Cirillo, memiliki anak sama dengan sudah siap dengan investasi jangka panjang yang menjamin hidupnya hingga dewasa nanti. 

"Didik anak bukan perkara mudah, Kan. Aku nggak mau anakku jadi korban karena orangtuanya yang nggak punya persiapan dan bekal," Cirillo mengatakan itu berkali-kali dan Kikan memahaminya.

"Kalau kalian mau honeymoon lagi juga Mama sama Papa ngedukung lho, mau trip keliling Europe? Nanti kami biayai, kalian tahu beres," ujar Rosa. 

"Makasih buat perhatiannya, Ma. Keliling tur Eropa siapa yang nggak mau, tapi aku sama Kikan belum mau rencanain itu sekarang, nanti kalau kita mau pasti bilang sama Mama kok," Cirillo menolaknya dengan halus.

"Bener lho, ya? Kalau kalian mau tinggal bilang aja," Rosa tersenyum kecil.

Obrolan selanjutnya jauh lebih ringan, sesekali tawa terselip diantaranya. Kikan lega setidaknya topik tentang anak berhenti sebelum emosi Cirillo meledak di tempat. 

Saat dessert sudah tersaji di meja, ponsel Dira berbunyi.

"Sebentar, Papa ada telepon dari klien," Dira mengangkat teleponnya dan meninggalkan ruang VIP tersebut. 

"Mama juga mau ke toilet, kamu mau sekalian Kan?" tawar Rosa.

"Nggak, Ma," Kikan menggeleng, tak lama tinggal mereka berdua di ruangan tersebut. 

"Kamu marah soal topik tentang anak, Ril?" Kikan memberanikan diri untuk bertanya.

Cirillo menghela nafas panjang.

"Sedikit. Padahal mereka udah tahu gimana garis besar rencana kita, kenapa harus ditanyain lagi sih?" nada suara Cirillo terdengar kesal.

"Ya, aku paham kamu kesal. Tapi mereka juga orangtua, mungkin karena lihat teman-teman mereka sudah gendong cucu--mereka juga mau, Ril," 

Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang