DUA PULUH EMPAT : Alastair Elio

1.5K 48 18
                                    

Satu bulan sudah berlalu sejak insiden Tara-Ayara, sejak pertemuan terakhir di The Nine--Cirillo menepati janjinya--lelaki itu melaporkan Tara ke jalur hukum dan Ayara beberapa kali dipanggil sebagai saksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan sudah berlalu sejak insiden Tara-Ayara, sejak pertemuan terakhir di The Nine--Cirillo menepati janjinya--lelaki itu melaporkan Tara ke jalur hukum dan Ayara beberapa kali dipanggil sebagai saksi. Ayara masih tinggal bersama Alastair dan Jagat, setiap hari perempuan tersebut diantar jemput Alastair ke kantor dan memastikan bahwa Ayara baik-baik saja.

"Air, gue balik ke unit aja, ya?" ujar Ayara malam itu--keduanya baru saja pulang sehabis membeli nasi goreng untuk makan malam ketiganya. 

"Yar, lo lupa apa gimana sih? Terakhir kali lo ketemu Tara aja, lo masih gemetar. Apalagi nanti kalau sendirian di unit, lo pasti harus tidur di kamar lo. Kalau ada apa-apa sama lo gimana?" Alastair dan Ayara turun dari mobil secara bersamaan. 

"Kalau gini terus, gue nggak akan pulang-pulang Air. Gue nggak akan berani buat tinggal sendiri lagi," tanggap Ayara.

Mereka menaiki lift dan menuju unit Alastair berada, keadaan cukup sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 21.30.

"Memang lo udah nggak nyaman tinggal sama gue, Yar? Toh, Jagat juga jarang ada di rumah. Lo bebas lakuin apapun di rumah gue," ujar Alastair.

"Gue nyaman tinggal sama lo plus Jagat, Air. Tapi kalau gini terus, kapan gue bisa mandiri lagi kayak sebelumnya? Gue nggak mau repotin kalian berdua terus, gue mesti lawan rasa takut gue," 

Alastair memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya pelan.

"Oke, tapi nggak dalam waktu dekat. 3 hari lagi, gimana?" tawar lelaki tersebut.

Ayara mengangguk.

"3 hari lagi gue bakal balik lagi ke unit," ujar perempuan tersebut. 

***

Setelah makan malam mereka usai, Alastair dan Ayara kembali ke kamar---begitu pula dengan Jagat yang kembali berkutat dengan skripsinya. Cuaca Jakarta malam ini sepertinya turun beberapa derajat sehingga lebih dingin dari biasanya--mungkin hujan akan segera turun dalam waktu dekat.

Ayara menyandarkan kepalanya di dada bidang Alastair---tempat ternyaman baginya terutama setelah insidennya dengan Tara. Entah ini terdengar aneh atau tidak, tapi mendengar detak jantung Alastair begitu menenangkan hatinya. Tangan kanan lelaki tersebut memegang ipad dan netranya sibuk membaca bahan bacaan presentasi yang harus ia sampaikan besok. 

"Air...," panggil Ayara--berusaha mengalihkan perhatian lelaki tersebut.

"Kenapa, Yar?" Alastair menoleh.

"Mmm...," Ayara menggumam.

"Lo mau coba buat main?" tebak Alastair.

Ayara terdiam dan lalu mengangguk.

"Lo yakin, Yar?" tanyanya memastikan.

"Iya," lirih perempuan tersebut. 

Alastair menaruh ipadnya, ia tatap Ayara untuk sesaat. Rasanya ia takut untuk menyentuh Ayara setelah kejadian tersebut, ia tak mau kalau aktivitas intim mereka malah menimbulkan lagi rasa takut di dalam diri Ayara.

Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang