Mereka berenam menikmati seafood dan bbq yang sengaja dipesan Cirillo di pantai dekat Villa,acara mereka baru selesai pukul 01.00. Keenamnya kembali ke kamar masing-masing dan bersiap untuk tidur. Suara gemericik air terdengar jelas dari kamar mandi--Jagat tengah membersihkan dirinya sementara Brisa dengan santai menggunakan ipadnya sambil selonjorkan kakinya di sofa.
"Kenapa di sofa, Sa? di tempat tidur aja," ujar Jagat saat keluar 20 menit kemudian.
"Belum ngantuk banget, nanti kalau udah pindah ke tempat tidur kok," Brisa melirik Jagat sekilas, lelaki itu tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Perempuan itu beranjak dari duduknya dan menaruh ipadnya di sofa, ia mencari sesuatu di kopernya.
"Kamu mau apa?" tanya Jagat.
Ternyata yang dikeluarkan Brisa adalah sebuah hairdryer tanpa kabel, ia selalu membawanya jika sedang liburan atau pergi keluar kota.
"Duduk dulu, Gat," Brisa mendudukkan Jagat di kursi yang sengaja diletakkan di depan kaca besar, dengan telaten perempuan itu menyisiri rambut cokelat Jagat yang cukup tebal dan mulai menyalakan hairdryernya.
"Padahal nggak usah dikeringin juga, nanti juga kering sendiri," ujar Jagat.
"Kamu mau tidur, kalau setengah basah nanti kamu sakit. Mana kamar ber-ac pula," tanggap Brisa, 10 menit berlalu kini rambut Jagat sudah hampir seluruhnya kering.
"Kamu pernah kerja di salon apa gimana? Kok kayaknya udah kebiasa gitu,"
"Nggak, tapi Ibuku sempat punya salon. Jadi aku sering liat Ibu keringin rambut pelanggan dan kalau Ibu lagi repot, aku yang bantu," jelas Brisa.
Jagat mengangguk-angguk, ia tersenyum tipis kearah perempuan tersebut.
"Thanks," ujar lelaki Sahadiya itu.
"Sama-sama," Brisa memasukkan kembali hairdryernya ke koper.
Jagat meraih bantal dan menaruhnya di sofa.
"Loh, kenapa kamu bawa bantal ke sofa, Gat? Kamu mau tidur disitu?" tanya Brisa heran.
"Iya, kamu di tempat tidur terus saya di sofa,"
"Tempat tidurnya masih luas, Gat,"
"Saya nggak lagi mode kerjaan, Sa," tolak Jagat halus.
Brisa hanya bisa diam, Jagat mematikan lampu utama dan menggantinya dengan temaram lampu tidur. Ia naikkan suhu AC agar perempuan itu tak kedinginan. Brisa memainkan ponselnya untuk sesaat hingga akhirnya menaruh ponsel tersebut di nakas, perempuan tersebut memunggungi Jagat yang tak disadari masih lekat memperhatikannya.
"Gue sama dia harus tahu batasan," lirih Jagat, tak lama lelaki itu pun ikut terlelap.
YOU ARE READING
Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-
Fanfiction-MATURE CONTENT- Cirillo, Alastair dan Jagat. 3 lelaki dengan kehidupan masing-masing namun saling terikat karena persahabatan. Mereka dengan pengalaman intim yang berbeda, apakah kamu siap mendengarnya? Please, fasten your belt.