DUA PULUH LIMA : Jagat Dihyan Sahadiya & Arion Efran

1.7K 45 17
                                    

Brisa tengah asyik menonton drama sambil asyik menikmati camilannya, hari Sabtu begini adalah hari yang paling ia nantikan dari sepanjang minggu--karena ia bisa terbebas dari pekerjaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brisa tengah asyik menonton drama sambil asyik menikmati camilannya, hari Sabtu begini adalah hari yang paling ia nantikan dari sepanjang minggu--karena ia bisa terbebas dari pekerjaannya. Yah, terkecuali jika atasannya mendadak memintanya untuk menemani klien khusus atau project besar lainnya. Meski hari Minggu pun libur, tapi Brisa merasa kalau hari Minggu berlalu lebih cepat dan membuatnya merasakan aura hari Senin yang tak disukainya. 

Pintu unit apartemennya terbuka--Brisa sudah hafal siapa yang datang. Hanya dua orang yang tahu password unitnya, antara Ibunya dan Arion. Tapi mana mungkin kan kalau Ibunya datang ke Jakarta tanpa pemberitahuan? Karena biasanya sang Ibu akan heboh memberitahu pada Brisa kalau beliau akan datang, menanyakan makanan apa yang akan dibawa perempuan tersebut untuk persediaannya nanti. 

"Kamu nggak nyambut aku, nih?" benar saja--yang datang Arion, dengan sekantong plastik putih di tangan kanannya. Lelaki itu pasti menyempatkan diri berbelanja ke supermarket sebelum datang kesini. 

"Mesti disambut? Emang kamu presiden, Ar?" ledek Brisa.

"Kalau bukan aku yang dateng gimana? Jagat misalnya," sahut Arion sambil menaruh kantong tersebut di pantry. 

"Jagat nggak tahu password unitku," ujar Brisa. 

"Soon dia bakal tahu?" 

"Apa sih kok jadi bahas Jagat, kamu beli apa aja?" Brisa menyetop sementara dramanya dan beranjak dari sofa, ia dekati Arion yang tengah mengeluarkan barang yang dibelinya satu persatu. 

"Kesukaan kamu semua, aku tahu kamu paling males buat belanja," 

"Aaakkk...kamu emang pengertian !!!" tanpa ba-bi-bu, Brisa mencubit pipi Arion hingga lelaki itu meringis.

Memang yang dibeli Arion hampir seluruhnya kesukaan perempuan tersebut--biskuit cokelat, snack kentang balado, roti isi kacang merah bahkan sampai mi instan kari ayam. Arion sudah hafal kesukaan Brisa diluar kepalanya, makannya ia sering membelikan perempuan itu segudang makanan tanpa diminta. 

"Tumben Sabtu nggak ada kerjaan tambahan, Ar," Brisa membawa snack kentang dan biskuit cokelat ke meja sofanya. 

"Kerja mulu, nanti tipes yang ada. Kamu juga protes kan kalau aku kerja mulu," Arion membukakan bungkusan biskuit tersebut.

"Dih, siapa juga yang protes. Memang aku siapa?" Brisa menjulurkan lidahnya.

"Kamu juga, bukannya biasanya rajin Sabtu tetep kerja?" Arion malah bertanya balik.

"Nggak lah, ya. Aku kerja pas Sabtu tuh emang perintah dari atasan, bukan mauku sendiri nyari-nyari kerjaan. Rajin amat kalau gitu," Brisa meloloskan sekeping biskuit ke mulutnya. 

Kamu ada di rumah, Bri? Saya boleh kesana?

Pesan tersebut baru saja masuk ke ponsel Brisa, jujur saja sudah hampir dua minggu ia tak berkomunikasi dengan lelaki tersebut sejak kedatangannya yang tiba-tiba di malam Jagat ingin menuntaskan hasratnya. 

Midnight Madness (Jeno,Jaehyun & Johnny) -END-Where stories live. Discover now