12

2.1K 373 35
                                    


Sunghoon sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Raja yang turut membawa Pangeran Permaisuri menuju akademi kesehatan. Perjalanan ini bersifat rahasia. Raja sudah sepakat untuk menyamar sebagai penyelidik, sementara Lee Jeno dan Sunghoon tetap pada statusnya sebagai utusan Raja.

Namun, jika Pangeran Permaisuri ikut, apa yang harus Sunghoon jelaskan pada para kaum terpelajar nanti? Mereka tentu akan menyambut orang-orang dari kerajaan dan bertanya-tanya siapa gerangan yang duduk di depan Tuan Penyelidik?

Satu tangan Jongseong melingkar di pinggang ramping Jungwon, membuat tubuh mereka hampir tak berjarak. Pipi Jungwon memerah bagai tomat rebus, sedangkan jantungnya tak henti-henti berdegup. Dari jarak sedekat ini, aroma maskulin yang menguar dari tubuh suaminya begitu pekat.

Beruntung Jungwon menutupi setengah wajahnya dengan kain sehingga tidak ada seorang pun yang dapat melihat rona merah di pipinya. Akan tetapi, Jungwon tak menyadari jika rona merah itu juga merambat ke daun telinganya, dan Jongseong menyadari hal tersebut.

Jongseong berdeham, "Jangan salah paham. Aku melakukan ini agar kau tidak terjatuh."

Jungwon mengerutkan keningnya bingung. Ia menoleh pada Jay yang fokus memandang ke depan. Salah paham soal apa? Sedari tadi dirinya diam, kok.

Ingin Jungwon bertanya apa maksud dari perkataan suaminya, namun di sisi lain dia takut hal itu memicu perdebatan. Ia tidak ingin momen ini berakhir cepat. Jungwon terpaksa memendam rasa penasarannya.

"Terima kasih karena sudah memerhatikanku Yang Mulia," jawab Jungwon dengan suara kecil.

"Kau melihat pemandangan seperti ini  tetapi tidak memberitahuku?" Lee Jeno memandang Sunghoon sengit, "Aku bisa saja meminta mertua Raja membuat tanggal tidur untuk Raja dan Pangeran Permaisuri bila seandainya tahu lebih tepat," bisiknya.

"Kenapa kau tidak langsung tanyakan saja padanya?" Sunghoon mengedikkan dagu pada Sunoo.

"Apa?!" Jawab Sunoo tidak santai. Sunghoon mendecih.

Dua orang itu kemudian saling membuang muka. Jeno menggelengkan kepalanya lelah. Ketika hubungan Raja dengan Pangeran Permaisuri mulai membaik, sekarang malah pengikut setianya yang bertengkar.

Mereka bertiga—Jeno, Sunghoon serta Sunoo menaiki kudanya masing-masing, sementara Raja mereka memimpin bersama suaminya. Suara tapak kaki kuda mereka terendam oleh bisingnya aktivitas masyarakat sekitar begitu kelima orang itu memasuki pasar. Lautan orang-orang membelah dengan sendirinya membiarkan rombongan bangsawan lewat.

"Ini hanya perasaanku saja atau memang mereka melihat ke arahku?" Jungwon menaikkan kain wajahnya tidak nyaman.

"Abaikan saja," Jongseong menambah kecepatan kudanya.

Sunghoon diam-diam menghela jengkel. Sebenarnya dia bukan tipe orang yang gampang memperlihatkan emosinya jika di sekitar Raja. Sunghoon sebisa mungkin menjadi sosok yang berwibawa dan pandai menyembunyikan pikirannya.

Sama seperti Raja.

Sejak memasuki istana dan menjadi tentara, Sunghoon sudah menjadikan Jongseong sebagai panutannya hingga dia berhasil menjadi panglima sekaligus pengawal pribadi Raja. Dia berusaha memahami karakter Raja dan sedikit mengikuti kepribadiannya. Semisal menjadi terlihat dingin dan pandai menyembunyikan pikiran.

Tidak ada tujuan tertentu. Sunghoon melakukan hal tersebut agar tak mudah didekati dan tak ada seorang pun yang mampu menebak jalan pikirannya.

Namun ...

The Shadow ; jaywon auजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें