37

1.8K 279 97
                                    

Malam harinya, Jungwon menghabiskan waktu dengan membaca buku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam harinya, Jungwon menghabiskan waktu dengan membaca buku. Cahaya lilin berpijar lembut mengenai wajah Jungwon. Laki-laki itu baru saja akan bersandar menyamankan diri ketika mendengar ketukan pintu. Mendengar suara Huin Sunoo, Jungwon lalu membiarkannya masuk.

Melihatnya datang sendiri, Jungwon lantas bertanya, "Belum ada kabar dari opsir Ni-ki?"

"Opsir Ni-ki berkata dia butuh waktu. Saat ini penjara bawah tanah sedang dijaga dengan sangat ketat. Dia sedang menunggu kesempatan untuk menyelinap. Mohon Yang Mulia memaafkannya," Sunoo menunduk.

Jungwon mengangguk kecil, "Aku memahami kesulitannya. Saat ini dayang Haeyong beresiko dibunuh oleh orang luar untuk mencegahnya membuka mulut. Kuharap dia segera menemukan cara sebelum pengadilan kembali berlanjut, atau sebelum sesuatu yang buruk terjadi."

Entah kesepakatan apa yang ada di antara dayang Haeyong dan Na Jaehyun hingga wanita itu tak mau mengaku. Akan tetapi, Jungwon yakin dayang Haeyong akan memberikan reaksi berbeda begitu dia mengetahui bahwa dirinya dijebak. 

Masalah ini tak hanya merugikannya, tetapi juga membuat nyawa para penghuni Shou Wen Nuan melayang. Terlepas dari dendamnya yang amat dalam, dia adalah seorang dermawan. Bagaimana dia tidak merasa sedih ketika melihat orang yang dia beri makan terbunuh tepat di hadapannya? Dayang Haeyong pasti menyalahkan dirinya sendiri sampai jadi gila.

Pangeran Permaisuri melepas simpul rambut di puncak kepalanya, membuat rambutnya yang sehitam tinta jatuh tergerai. Huin Sunoo berinisiatif menyisir rambut panjang Jungwon secara perlahan-lahan, sedangkan Jungwon kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

Tampaknya laki-laki bermarga Yang itu terlalu asyik mendalami cerita hingga tak menyadari gerakan menyisir Sunoo yang terhenti, juga seruan dari balik pintu kamar.

"Aku pernah menceritakan buku ini padamu. Buat apa membacanya lagi?"

Jungwon mengerjab kaget. Reaksi yang cukup imut itu membuat sudut bibir Park Jongseong tertarik walau hanya sedetik. 

Pangeran Permaisuri terdiam untuk mencerna keadaan sebelum menjawab, "Karena cerita ini menarik, jadi aku ingin membacanya lagi."

"Kau bisa membacanya lagi lain kali."

Tiba-tiba saja Jongseong menggendong Jungwon, membawanya menuju kursi roda di sudut ruangan. Buku yang semula Jungwon baca jatuh seketika.

"Yang Mulia!" Jungwon benar-benar terkejut dengan gerakan itu.

Dia heran, mengapa saat ini Baginda Raja terlihat sangat bersemangat?!

Pengurus kediaman Pangeran Permaisuri tak dapat menyuarakan protes dan hanya bisa meringis diam-diam melihat Pangeran Permaisuri dibawa keluar. Mereka bahkan tak sempat memakaikan jubah luar atau setidaknya mengikat rambut Pangeran Permaisuri agar terlihat layak dan berbudi. Dayang-dayang beserta para Huin segera membuat barisan untuk menyusul Pangeran Permaisuri.

The Shadow ; jaywon auWhere stories live. Discover now