44

1.8K 271 53
                                    

Majelis Rapat masih berlangsung, tetapi Baginda Raja mengirim Lee Jeno keluar untuk menstabilkan pikirannya. Sebelum ditetapkan sebagai penjahat, penasihat Lee selalu berpenampilan bersih dan terpelajar, tetapi sekarang, dia terlihat seperti pengemis yang rela mati kapan saja.

Yi Yu datang bersama Jiurong Jaeyun. Beberapa pengawal bangsawan Lee menjaga mereka dari segala sisi sesuai arahan Lee Sunghoon. Lee Suyeon datang paling terakhir. Dia menunduk-nunduk memperhatikan jalanan di bawahnya seperti mencari sesuatu.

Pangeran Permaisuri juga ada di antara mereka. Dia datang setelah menerima laporan mengejutkan dari Majelis Rapat. Saat ini istana sedang gempar dengan kesaksian Na Jaemin mengenai kebenaran yang mengatakan bahwa Na Jaehyun memiliki putra kembar.

Yi Yu bukanlah putra Na Jaemin, melainkan Putra dari saudara kembarnya, Na Zhixi, teman masa kecil sekaligus kekasih Lee Jeno.

Pikiran Pangeran Permaisuri sangat berkecamuk, tetapi dia mengubah raut wajahnya menjadi lebih lembut begitu Yi Yu melihat ke arahnya. Dia mengayunkan tangan, menyuruh Yi Yu mendekat.

Di sebelah Pangeran Permaisuri, Lee Jeno menatap Yi Yu dengan mata memerah.

"Nak, mendekatlah. Kau harus memberi hormat pada ayahmu."

Yi Yu memiringkan kepalanya bingung. Dia menatap Lee Jeno yang tak mengalihkan pandangannya sedetik pun darinya. Anehnya, bukannya merasa takut, Yi Yu malah merasakan keakraban pada Lee Jeno yang berpenampilan acak-acakan.

Anak itu kembali menoleh pada Pangeran Permaisuri. Wajah kebingungannya sangat menggemaskan, membuat siapapun merasa tak tega dan menyayangkan dirinya yang kehilangan seorang appa diusia kecil.

"Paman ini adalah ayahku?"

Pangeran Permaisuri mengangguk perlahan, "Tentu saja. Bukankah dia terlihat sangat mirip denganmu? Kalian sama-sama memiliki wajah yang tampan."

Lalu Jungwon mendorong ringan punggung kecil Yi Yu mendekati Lee Jeno, "Cobalah tanya padanya. Apakah kau benar-benar ayahku?"

Sepasang mata bulan sabit murni bertatapan dengan sepasang mata bulan sabit jernih lainnya. Selain mata, kesamaan mereka terletak pada bagian hidung yang cenderung agak besar. Lee Jeno berjongkok, membuat posisinya sejajar dengan Yi Yu kecil.

Yi Yu mengulangi pertanyaan Pangeran Permaisuri, "Apakah kau benal-benal ayahku?"

Lee Jeno mengangguk semangat. Dia tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. Namun, di mata indah itu tercermin kesedihan yang mendalam. Titik-titik air menumpuk di sudut mata, menunggu kapan waktu jatuh.

"Ya," Lee Jeno menjawab serak. Sesak di dadanya menahan Lee Jeno untuk berkata lebih.

Yi Yu tersenyum lebar, kemudian tanpa aba-aba memeluk leher Lee Jeno, "Yi Yu suka ayah!"

Jiurong Jaeyun memberikan senyum haru. Dia tidak tahan melihat pemandangan ini karena membuatnya teringat pada keluarganya. Anak laki-laki berambut keemasan itu melipir ke dekat paviliun, berdiri bersisian bersama Lee Suyeon yang langsung beranjak pergi karena merasa terganggu. Jiurong  Jaeyun memandang bocah itu sinis.

"Kalian beristirahatlah di dangau dekat danau istana," Pangeran Permaisuri menatap pengawal dari rumah Lee Sunghoon, "Jaga mereka."

"Aku ikut," Lee Suyoon tanpa menunggu persetujuan Jungwon langsung bergabung ke dalam barisan pengawal. Jiurong Jaeyun menyusul di belakang mereka.

Bersama-sama, mereka kemudian pergi menuju danau mengikuti arahan Pangeran Permaisuri. Lee Jeno menggendong Yi Yu di lengannya, dia tampak bahagia sekaligus sedih, sementara Yi Yu ceria dan sangat senang.

The Shadow ; jaywon auWhere stories live. Discover now