29

2.6K 352 185
                                    

"Baginda Raja, Hamba tidak pantas dimaafkan karena telah lalai menjalankan amanat dari ayah untuk melindungi Pangeran Permaisuri!"

Park Jongseong duduk tegak di aula utama rumah bangsawan Han. Matanya begitu dingin ketika menatap Putra Han Geng yang tengah bersujud ketakutan di depannya.

Suasana hati Jongseong benar-benar buruk. Dia telah salah karena tenang lebih awal. Akibatnya, Pangeran Permaisuri mengalami luka berat dan patah tulang di area pergelangan kaki. Butuh waktu sekitar tiga sampai empat bulan untuk menyembuhkannya.

Luka kulit dan luka daging yang diderita Jungwon cukup parah. Jika saja pedang itu kembali menambah luka baru di atas luka lama, dilihat dari kedalamannya, maka paru-paru Pangeran Permaisuri mungkin akan robek, dan Jungwon  akan mati perlahan-lahan ...

Ketika memikirkan ini, kedua tangan Jongseong yang berada di atas lipatan kakinya terkepal kuat. Rahangnya mengeras dan tampak sangat berang sekaligus murka hingga wajahnya memerah. Jongseong memejamkan mata selama beberapa saat, menenangkan ketakutan yang entah mengapa muncul di hatinya.

Lee Sunghoon muncul dari ambang pintu. Wajah lelaki itu tampak lebih pucat dari biasanya. Saat ini, adik Lee Sunghoon yang telah hilang selama bertahun-tahun masih dalam keadaan kritis. Jongseong tahu bahwa hati Sunghoon sangat berantakan saat ini, tetapi lelaki itu keras kepala dan tetap pergi untuk mencari pengawal klan Han yang hilang.

Laki-laki jangkung itu berlutut satu kaki, "Baginda Raja, pengawal Klan Han yang dikirim ke Shou Wen Nuan meninggal di tengah jalan karena tertimpa longsor. Tidak ada satupun dari mereka yang selamat."

Jongseong membuka matanya lebar-lebar, "Longsor yang membuat kita mengambil jalan memutar kemarin, apa mungkin itu longsor yang sama?"

Lee Sunghoon mengangguk kaku. Jongseong memejamkan mata. Kepalanya semakin sakit. Dia tidak bisa marah pada Han Geng maupun Putranya. Masalah ini menyangkut alam. Hujan lebat kemarin menimbulkan bencana besar yang membuat seluruh pengawal klan Han yang dikirim untuk menjemput Pangeran Permaisuri meninggal.

Jongseong tidak ingin berurusan dengan ini. Jadi dia meninggalkan aula utama rumah bangsawan Han setelah mengucapkan belasungkawa untuk sekedar menjaga nama baik keluarga kerajaan.

Dayang Haeyong telah ditangkap. Jongseong agak terkejut setelah mengetahui bahwa wanita itu memiliki hubungan dengan Shim Shugeun terbukti dengan papan roh yang ditemukan di dalam Shou Wen Nuan.

Wanita itu mengundurkan diri menjadi dayangnya setelah Shim Shugeun dihukum mati. Jongseong bisa mengerti jika dia memiliki dendam, tetapi mengapa dia malah ingin membunuh Jungwon? Jongseong bahkan belum menikahinya pada saat itu. Apa yang sebenarnya Haeyong inginkan?

Jongseong melirik Sunghoon, "Ketika Pangeran Permaisuri diceburkan ke sungai, dayang Haeyong berpikir dia sudah mati. Dia tidak pernah menyangka bahwa Pangeran Permaisuri akan diselamatkan oleh adikmu."

Baginda Raja melanjutkan, "Ada kejanggalan di sini. Jika dia memang mengira Pangeran Permaisuri telah mati tenggelam, lalu untuk apa dia membawa pembunuh bayaran ke Shou Wen Nuan? Tidak mungkin dia berniat membantai penghuni Shou Wen Nuan sejak awal."

Lee Sunghoon menjawab, "Pembunuh bayaran itu tiba sebelum pasukan kerajaan. Itu artinya, keberadaan Pangeran Permaisuri tidak hanya diketahui oleh pejabat Han Geng sebab mereka satu langkah lebih cepat dari kita."

"Pembunuh bayaran memiliki banyak markas," Jongseong mengerutkan kening, "Pejabat Han Geng langsung pergi ke istana setelah menerima surat dari putranya. Putranya bahkan tidak tahu bahwa jepit rambut itu milik Pangeran Permaisuri."

"Selain kita, pada malam itu ada orang lain yang mengetahui informasi ini lalu membocorkannya kepada dayang Haeyong. Kita harus menemukan orang itu."

Lee Sunghoon menunduk paham, "Aku akan menyelidiki hal ini, Baginda Raja."

The Shadow ; jaywon auTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon