36

1.7K 253 11
                                    

Pangeran Permaisuri mengerutkan kening. Sebuah gulungan membentang lebar di atas mejanya. Di sana tertulis kebutuhan-kebutuhan di wilayah terdampak wabah yang harus segera terpenuhi. Satu gulungan berisi laporan dari satu daerah atau kota, dan kini di hadapannya ada total delapan gulungan. Gulungan yang paling tebal berarti paling mendesak.

Laporan-laporan ini sebenarnya telah dibahas pada majelis rapat. Namun, dalam laporan tersebut ada bagian-bagian yang dilingkari tinta merah sebagai penanda bahwa ada beberapa masalah yang belum terselesaikan sepenuhnya.

Tinta merah menandai kata 'makanan' pada gulungan dari prefektur Guzhong, kemudian 'mantel medis' dari daerah Sonjang. Mata Jungwon berdenyut setiap kali dia melihat tinta merah lainnya. Pada saat yang tepat, penjaga pintu mengumumkan kehadiran Menteri Perpajakan.

Pangeran Permaisuri berkata tenang dan toleran meskipun dihadapan orang yang membuatnya kesulitan, "Makanan dan mantel medis adalah dua hal yang sangat penting. Lantas mengapa hal ini kalian lewatkan? Apa yang terjadi?"

Jung Hoseok berkata, "Pengeluaran kas negara menjadi semakin banyak setelah wabah menyebar ke prefektur Guzhong. Prefektur ini berisi tiga kota yang penduduknya cukup padat sehingga tentu uang yang kami keluarkan tidak sedikit."

"Tak bisakah Kementrian Perpajakan keluarkan uang lagi untuk makanan dan mantel medis? Bagaimana tenaga kesehatan di sana bisa bekerja jika tanpa mantel medis?"

"Bulan ini kami sudah menghabiskan sekitar 630.000 tael untuk obat-obatan, mantel medis, makanan, dan kebutuhan darurat lainnya."

Jung Hoseok melanjutkan, "Sebelumnya, Prefektur Guzhong mendapat pasokan makanan dari daerah di sekelilingnya, tetapi saat ini, daerah-daerah penyokong itu mulai membatasi pengiriman makanan. Mereka takut wabah ini akan semakin menyebar, jadi mereka mulai bersiap-siap."

Menteri perpajakan kemudian membuka sebuah buku besar, "Selain pengeluaran dana untuk wabah cacar, Kementrian Perpajakan juga harus membayar tunggakan gaji pada pejabat-pejabat, lalu ... kami mengalokasikan dana sebesar 200.000 tael untuk kavaleri ringan, 430.000 tael untuk lima divisi pelatihan besar yang berada di bawah naungan Lee Sunghoon,  serta 600.000 tael untuk pasukan kavaleri berat yang menjaga perbatasan. Kita benar-benar kekurangan uang."

Pangeran Permaisuri menutup gulungan,"Itu merupakan pengeluaran tahunan, tetapi dari mana kalian bisa mendapatkan dana sebegitu banyaknya untuk pengeluaran masalah wabah? Aku sama sekali tidak melihat catatan pemotongan dana tahunan."

Pada saat Jungwon menanyakan ini, nada suara Jung Hoseok berubah suram, "Yang Mulia jangan lupakan provinsi bentangan beku. Kegiatan ekonomi di wilayah itu hampir menyaingi ibu kota."

Yang Jungwon tersenyum lembut. Di mata Hoseok, senyum itu terlihat amat palsu, "Ah ... ternyata Kementrian Perpajakan tidak punya pilihan selain berhutang pada Gubernur Na."

"Ini bukan hutang, justru Tuan Na Jaehyunlah yang menawarkan diri. Dewan Negara Bagian Kiri, yaitu Kim Jinseong juga tidak keberatan, malahan dia mungkin diam-diam bergembira. Itulah sebabnya Na Jaehyun bisa sering-sering datang ke istana untuk memantau uang yang dia berikan."

Selama ada orang kaya yang memberikan bantuan tanpa pamrih, siapa yang akan menolak? Jongseong mungkin merasa tidak nyaman sekaligus kesal. Masih ada banyak cara untuk mendapatkan uang. Misalnya dia bisa mengurangi pengeluaran untuk pasukan kavaleri baja berat di perbatasan atau mengambil sebagian dana dari dana khusus untuk persiapan perayaan tahun baru. 

The Shadow ; jaywon auWhere stories live. Discover now