36. kesedihan yang tak terbendung

1.1K 70 4
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
typo bertebaran
.
.
.

Sebelum lanjut, author mau ngasi
Tau kalian, author udh up cerita baru
Judul nya = My love. My enemy
----
Kalian bisa cek di profil aku yaaw!
VOTMENT nya ditungguuu
.
.
.

Angin malam berhembus beriringan dengan suara tangis yang terdengar di ruangan itu, kesedihan kembali terjadi, tidak ada keheningan, hanya ada suara tangis yang menggema.

Semua menangis tersedu-sedu, memohon pada yang kuasa jangan mengambil dia.

"K-kak.. bangun plss, ini gue Michelle". Michelle menggenggam erat tangan arsell yang mulai dingin.

"Sell, Lo ga mungkin kan mau ikut pergi sama alter ninggalin kita-kita". Moreo terus memukuli dinding dan terduduk di ujung ruangan.

Kenzio dan Rafa terus mencoba menenangkan moreo, mereka berdua juga sedih, tentu saja saat ini mereka sangat terpuruk, mendengar bahwa arsell sudah tiada.

Sella merasa sangat terpukul, ia menangis begitu kencang, hingga akhirnya ia tak sadar kan diri, Lio terus menemani dan memeluk erat sang istri yang sudah lemas karena terus menangis.

Lexa memandang sekeliling nya, ia bingung apa yang terjadi, mengapa semua orang menangis?.

"Kak arsell? Kok bobo disini?". Lexa berjalan mendekati arsell.

"Kok kak arsell tangan nya dingin?, Kan udh pakek selimut". Lexa terus menggenggam erat tangan arsell, mencoba menghangatkan nya.

Semua orang diruangan itu tak tahan menyaksikan hal itu, tangis mereka kembali pecah, semua Masi tak percaya dengan ini semua.

"Kak? Lo serius mau ninggalin gue?". Michelle menatap sendu wajah damai arsell.

"Lo ga kasian liat gue kek gini". Michelle mengelus elus rambut arsell.

"Kak? Kakak kenapa ? Emng kak arsell mau pergi kemana?". Lexa memerjapkan mata nya beberapa kali menatap Michelle penuh kebingungan.

"Sini lexa sayang". Michelle memeluk erat lexa.

Tanpa sadar, lexa meneteskan air mata, ntah ia merasa sedih karena semua orang menangis, atau karena ia mulai paham akan semua ini.

"Lexa jangan nangis". Michelle menangkup pipi lexa, dan menghapus air mata nya.

Tangan kecil lexa mengusap pipi Michelle, menghapus air mata yang membasahi wajah cantik Michelle. "Kakak cantik juga jangan nangis".

Melihat hal itu, mereka semua menghapus air mata mereka dan mencoba tersenyum, dan menahan tangis mereka sedalam dalam nya, agar lexa tidak ikut menangis.

"Assalamualaikum". Suara di depan pintu itu pun terdengar.

"Waalaikum salam". Jawab mereka serempak

Tampak lah Tia dan bara serta Seto yang berdiri di belakang mereka.

"Mamaaaah". Michelle kembali menangis ia memeluk Tia, Tia mendapat kabar dari Lio tentang arsell, Tia sangat terkejut, ia memeluk Michelle erat.

"Ini semua salah aku mah, aku ga pantes ada disini". Michelle terus menyalahkan diri nya dan menangis di pelukan Tia.

"Kamu ga boleh nyalahin diri kamu sendiri sayang". Tia menyeka air mata nya, dan mengecup dahi Michelle.

Melihat sella yang baru sadar, Tia menghampiri sella, mencoba menenangkan sella.

Bara dan Lio pergi untuk menghirup udara segar di luar ruangan, Lio tak ingin menampakan kesedihan nya di depan lexa.

"Arsell kenapa bisa gini, siapa yang berani bikin dia kek gini". Seto terus mencoba menahan amarah nya.

"Bang Seto, biar aku yang jelasin, kita bisa ngobrol di balkon depan sebentar?". Rafa menenangkan Seto, Seto mengangguk dan ikut berbincang di luar.

Moreo duduk terdiam di ujung ruangan, ia terus mengacak acak rambut nya, ia sungguh tak percaya dengan semua ini.

Sedangkan kenzio, ia duduk di samping ranjang arsell, dan terus terdiam menahan tangis nya serta terus berdoa agar Tuhan mengembalikan arsell.

Michelle tak henti-hentinya menangis hingga mata nya membengkak, ia terus mengecup tangan dingin arsell.

Sedangkan lexa hanya menatap kosong arsell. Sungguh hari ini adalah hari terpuruk untuk mereka.

.....

Saat para perawat hendak menyiapkan ambulans untuk membawa arsell kembali kerumah duka, Michelle meminta waktu sebentar untuk mencium pipi arsell.

Mereka terus berdoa agar arsell tidak meninggalkan mereka.


Lantunan doa terus bergeming, Isak tangis yang tadi menggema di sepanjang ruangan sudah berganti dengan lantunan doa.

Mereka sangat tidak percaya jika arsell telah diambil tuhan, mereka ingin arsell kembali, mereka menahan tangis dan perih di hati mereka sejak tadi.

Disaat Michelle menaruh tangan arsell di wajah nya, dan menangis di tangkupan lengan arsell, ia merasakan lengan arsell bergerak.

"SUSTER! DOKTER!, KAK ARSELL! KAK ARSELL TANGAN NYA BERGERAK!". Pekik Michelle yang merasakan jari jari arsell bergerak.

"Hah?, Cepet panggil dokter!". pekik sella penuh harapan, Moreo berdiri dari duduk nya dan berlari keluar ruangan.

"Arsell-arsell, ini bunda sayang, bangun ya sayang bertahan". Sella berdiri di sebelah Michelle, menggenggam tangan arsell erat dengan segercap harapan.

Seto dan Rafa yang melihat moreo berlari tergesa-gesa keluar memanggil dokter pun mulai masuk ke dalam ruangan, mereka melihat semua orang berkumpul di dekan arsell.

Tak lama kemudian, moreo kembali dengan membawa seorang dokter dan suster.

Dokter memeriksa kembali denyut nadi arsell, semua kembali menegang, doa-doa kembali di panjatkan.

Dokter menarik nafas panjang, ia menatap mereka semua satu persatu, membuat mereka semakin panik.

"Dok, gmna? Kak arsell gmnaaa". Michelle tak sabar mendengarkan jawab dokter itu.

"Ini sebuah keajaiban".












Aaaa author comeback bwestiiii
Jdi tuh author lagi pusing brutal
Jdi kemaren ga sempet up, sorry banget, lewat dari jadwal deh jdi nyaa :<

Ayok VOTMENT nyaaa mana??
Biar author semangat up lagi!!

Author butuh request kalian, kira" lebih bagus sad ending atau happy ending?
Lebih panjang lagi atau dua part lgi tamat?

Gmna? Komennn ya!
See you in the next part!

ARSELLIO [ Hiatus ]Место, где живут истории. Откройте их для себя