PART 1

99 16 162
                                    

Jatuh cinta? Enggak minat, makasih.

***

Decitan suara sepatu terdengar di ruang lapangan indoor, seorang gadis remaja yang duduk di kursi tribun, tidak henti-hentinya menampilkan senyuman. Rambut sebahu yang sedikit berterbangan tanpa arah, karena terkena semilir angin. Dan tidak lupa juga, kacamata yang selalu bertengger di hidung mungilnya tersebut.

"GOAL!!" teriak gadis remaja tersebut, sambil berdiri dari kursinya, dan mulai berlompat-lompatan dengan semangat.

"Nayyara Agneshia! Bisa gak, tuh mulut volumenya dikecilin sedikit?" ujar seorang gadis perempuan yang duduk tepat di sebelahnya.

"Liora Anastasya! Gue ini manusia, bukan robot. Mana bisa volume suara gue dikecilin, coba?" ucap Nayyara dengan tampang polosnya, tapi terkesan bodoh jika dilihat.

Liora yang mendengar ucapan dari Nayyara, hanya mampu menampilkan raut wajah kesal. Kenapa bisa, Nayyara mendapat peringkat satu, dengan keadaan otak yang lemot seperti itu?

Salah satu pemain yang berada di lapangan, menghampiri Nayyara dan Liora, dengan kaos futsalnya, serta keringat yang bercucuran di seluruh tubuh.

"Jauh-jauh lo, bau keringet," titah Nayyara kepada pria tersebut.

Ide licik pun muncul, pria tersebut pelan-pelan mendekat ke arah Nayyara. Dan dirinya langsung memiting leher Nayyara dengan tangannya.

"Raga anjir! Lepas, lo bau ketek!" ucap Nayyara sambil memberontak, berharap pria tersebut melepaskannya.

"Rasain, makan tuh keringet gue!" ucap pria tadi-Ragantha Pratama. Sambil melepaskan tangannya dari leher Nayyara.

"Dunia serasa milik berdua, yang lain mah pada ngontrak," ucap Liora menyindir dua sejoli di hadapannya.

"Eh ada Lio, udah dari kapan di sini?" tanya Raga, sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Dari zaman, lo masih di kandungan bapak lo!" sahut Liora kesal, pertanyaan macam apa yang dilontarkan Raga?

Raga yang mendengar jawaban dari Liora hanya mampu tertawa. Sedangkan Nayyara hanya mampu geleng-geleng kepala melihat pertengkaran keduanya.

"Kalian berdua ngapain di sini, bukannya bel pulang sekolah, udah lima belas menit yang lalu ya?" tanya Raga sambil menduduki salah satu kursi, dan menenggak air mineralnya hingga tandas.

"Gabut aja, biasa pengangguran, gak punya kerjaan," jawab Nayyara sekenanya.

Pletak!

"Waktu itu, gue kasih pekerjaan, lo gak mau!" ucap Liora setelah memukul bahu Nayyara.

"Ya gak mau lah, masa gua disuruh jadi babi ngepet! Gila kali lo!" ujar Nayyara sambil menampilkan raut wajah sebal.

"HAHAHA, kali ini gue setuju sama lo, Lio! Dia emang cocok jadi babi," goda Raga sambil tertawa, menampilkan kedua lesung pipinya.

"Sialan lo, ya! Berdua, udah sekongkol buat ledekin gue, kan!" ujar Nayyara sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Liora dan Raga tertawa, karena sudah berhasil membuat Nayyara merasa terpojoki.

Filhellenisme (END)Where stories live. Discover now