PART 13

25 4 15
                                    

Ternyata ada benarnya, orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti.

***

BRAKK!

"BAJINGAN!" teriak laki-laki itu sambil mendobrak pintu tersebut.

Laki-laki itu menghampiri Nayyara dan Karel yang saat ini sedang menatapnya dengan kaget, tangannya terkepal kuat sehingga urat-urat yang ada di tangannya menonjol.

BUGH!

Dengan satu pukulan yang diberikan laki-laki tersebut, Karel terhuyung dan terjatuh akibat pukulan yang sangat keras itu, sampai-sampai tangan Nayyara yang ia genggam kuat kini sudah terlepas.

"Tama," lirih Nayyara setelah melihat laki-laki tersebut.

Kaki Nayyara sangat lemas, bahkan dirasa dirinya sudah tidak kuat menapak di atas bumi ini. Nayyara duduk terjatuh sambil mengenggam tangannya yang luka akibat cekalan dari Karel.

"BRENGSEK YA LO! BERANINYA SAMA CEWE!" bentak Tama sambil maju dan menarik kerah Karel hingga posisi karel saat ini berdiri.

"Dia kasih lo apa, sampe lo mau bela dia? Tubuhnya?" Ucapan Karel benar-benar membuat Tama yang mendengarnya naik pitam.

Amarah Tama kali ini benar-benar tidak dapat ditahan dirinya memukul Karel dengan bertubi-tubi.

Nayyara bangkit dari duduknya, sebenarnya dirinya sangat tidak kuat bahkan untuk berdiri saja Nayyara memegang besi pembatas yang berada di dekatnya.

Di hampiri Tama yang sedang memukul Karel dengan brutal, sedangkan Karel yang dipukul juga membalas dengan pukulan.

"Tama, udah Tam," ucap Nayyara sambil memegang tangan Tama yang saat ini tangannya masih Setia memegang kerah baju sekolah Karel.

"GAK! gue gak bakalan biarin dia lolos Yara! Biarin aja dia mati di tangan gue!" ujar Tama sambil melirik Nayyara yang berada di belakangnya sekilas.

Karel, laki-laki itu masih sempat-sempatnya terkekeh dan menantang Tama. Yang membuat Tama benar-benar hilang kendali.

Nayyara yang tidak ingin Tama di cap sebagai pembunuh jika memang dia berhasil membunuh Karel dengan tangannya. Dengan cepat Nayyara memeluk Tama dari belakang, berharap Tama menghentikan pukulannya kepada Karel.

Tama menegang ketika merasakan tubuhnya dipeluk erat oleh Nayyara.

"Tama, gue mohon. Udah Tam, gue takut," pinta Nayyara membuat Tama langsung mendorong Karel hingga Karel tersungkur.

"Kali ini, gue biarin lo hidup! Kalo sampe gue liat lo berkeliaran di dekat Yara, bahkan sampe berani nyakitin dia lagi. Gue gak segan-segan akan bunuh lo, sialan," ujar Tama, membuat Karel langsung pergi keluar dari atap sekolah.

Tama membalikkan tubuhnya, melihat betapa kacaunya kondisi Nayyara saat ini.

Raga, laki-laki itu datang bersama Liora dengan nafas terengah-engah.

"YARA!" teriak Raga dan Liora bersamaan sambil berlari menghampiri Nayyara dan Karel.

"Yar, gue cemas sama lo! Gue cari lo kemana-mana," ucap Raga yang kini memegang alih kedua tangan Nayyara.

Filhellenisme (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang