PART 23

24 3 3
                                    

Muka polos, hati macam iblis.

***

Nayyara izin ke toilet lebih dahulu sebelum pergi ke kantin bersama Liora, jika bertanya bagaimana dengan Raga? Dirinya kembali ke sikap kemarin di mana Raga mendiami Nayyara dan Liora. Keadaan pertemanan mereka mulai memburuk ketika Anya datang.

Nayyara jalan sendirian menuju toilet, dirinya hanya ingin mencuci muka, karena wajahnya terasa kering.

Dinyalakannya keran yang berada di wastafel, ditangkupnya air tersebut dengan kedua tangan Nayyara, lalu dibilasnya ke arah wajah.

"Huh." helaan nafas itu terdengar sangat berat.

Dipandangnya kaca, dan tertampil lah seorang perempuan masuk ke dalam toilet dan berdiri tepat di samping Nayyara.

Diambilnya bedak dari saku sekolahnya, dan mulai mentap-tap, kan bedak tersebut di pipinya.

Nayyara berusaha acuh, dan hendak kembali menyusul Liora yang sudah lebih dahulu ke kantin.

"Jauhin Raga!" titah perempuan tersebut, membuat langkah Nayyara terhenti dan berbalik arah menatap wanita tersebut.

"Siapa lo, ngatur-ngatur gue?" tanya Nayyara balik, menatap Anya dengan tatapan nyalang.

"Gue?" tunjuk Anya kepada dirinya sendiri.

"Gue emang bukan siapa-siapa lo! Tapi kayaknya lo belum tahu deh," sindir Anya maju satu langkah ke hadapan Nayyara.

"Apa maksud lo!" ujar Nayyara, dengan tatapan tak suka ke arah Anya.

"Kita kayaknya perlu kenalan ulang deh, kenalin nama gue Anya Larasati, pacar Raga." uluran tangan Anya tepat dihadapan Nayyara.

Betapa kagetnya Nayyara mendengar hal tersebut, pacar? Baru saja Raga mengenal Anya kemarin, kenapa bisa sekarang sudah menjadi pacarnya?

"Gak usah kaget gitu, sebelum gue masuk ke sekolah ini, gue udah kenal Raga lebih dulu, kalo lo mau tahu yang lebih jelas, silahkan tanya sama orangnya langsung," ucap Anya, langsung menarik uluran tangannya.

Bagai tersambar petir, kenapa hati Nayyara begitu sakit? Kenapa Raga tidak pernah bercerita kepadanya kalau dirinya sudah mempunyai seorang kekasih?

Tanpa menunggu lama, Nayyara keluar dari toilet tersebut, menyisakan Anya yang sedang bersedekap tangan di depan dada, dan tersenyum kemenangan.

Jadi lo, orang yang selalu Raga ceritain ke gue? Huh, lo bukan saingan gue.

Nayyara berlari di sepanjang koridor, sampai-sampai menabrak beberapa murid yang menghalangi jalannya.

Dilihatnya Raga sendirian sedang duduk di kantin, Nayyara langsung menghampirinya dengan napas terengah-engah.

"Gue mau ngomong sama lo, Ga," ucap Nayyara. Namun, Raga tidak menoleh kepadanya sama sekali.

"Ngomong aja," sahut Raga acuh.

Filhellenisme (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang