PART 24

14 3 0
                                    

Kapal pun akan goyah, jika diterjang ombak berkali-kali.

***

Dibukanya gorden hingga menampakkan balkon, dirinya duduk di tepi kasur sambil memandangi malam yang terlihat dari dalam kamarnya.

Raga menyesal atas kejadian tadi siang di sekolah, Raga benar-benar menyesal. Sebenarnya Raga marah pada dirinya sendiri. Namun, amarah itu terluapkan kepada Nayyara.

Anya, pasti gadis itu yang memberi tahu tentang hubungannya kepada Nayyara, bukan Raga ingin menutupi soal hubungannya dengan Anya, hanya saja Raga belum siap untuk memberi tahu hal tersebut.

Padahal dirinya sudah memberi tahu Anya, agar Raga saja yang memberi tahu soal hubungan mereka berdua kepada Nayyara. Namun, Nayyara lebih dahulu mengetahuinya dari orang lain, wajar saja jika Nayyara marah kepadanya.

"Sebenernya gue kenapa, sih?" tanya Raga pada dirinya sendiri, jujur Raga bingung sekarang.

Sepertinya Nayyara dan Liora tidak menyukai kekasihnya, Anya. Tapi bagaimanapun Anya adalah pacarnya, dan mereka berdua adalah sahabat Raga.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu itu membuat lamunan Raga buyar, dibukanya pintu menampilkan Kania yang berdiri di luar sana.

"Ada yang cariin kamu," ucap Kania, Mama dari Raga.

Kebetulan Kania sedang libur kerja hari ini, Kania pun sering mengambil cuti kerja agar bisa menghabiskan waktunya dengan Raga, dirinya berharap bahwa hubungannya dengan Raga akan memulih.

"Siapa?" tanya Raga.

"Dia bilang pacar kamu. Mamah kira kamu deketnya sama Nayyara," tebak Kania, membuat Raga terdiam, pasti itu Anya.

"Ya udah, Raga temuin dulu," ucap Raga lalu menutup pintu kamarnya.

"Mamah ke kamar dulu ya, kalo butuh apa-apa ada Bibi di dapur," ucap Kania, membuat Raga mengangguk.

Satu-persatu Raga menginjak anak tangga, karena kamarnya yang berada di lantai dua.

Dilihatnya Anya yang sedang duduk di ruang tamu, sambil memainkan ponselnya.

Anya yang menyadar bahwa Raga sedang berjalan ke arahnya pun sontak berdiri.

"Raga, sorry," ucap Anya meminta maaf, dirinya tahu pasti Raga marah kepadanya karena telah memberi tahu soal hubungannya kepada Nayyara..

"Aku udah duga, kalo kamu yang kasih tahu Yara soal hubungan kita," balas Raga, dirinya masih setia berdiri di hadapan Anya.

"Kan aku udah bilang ke kamu Nya, biar aku yang kasih tahu Yara soal hubungan kita, kalo kayak gini jadi rumit, kan?" ujar Raga, sambil memegang keningnya sebentar.

"Jadi kamu nyalahin aku, Ga?" tanya Anya, membuat Raga menghampirinya.

Mereka pun akhirnya duduk berdua bersampingan di bangku ruang tamu.

"Gak gitu, aku bukan bermaksud nyalahin kamu, tapi Yara itu sahabat aku, dia pasti marah banget karena tahu soal hubungan itu dari orang lain, bukan dari aku langsung," jelas Raga memegang kedua telapak tangan Anya.

Filhellenisme (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang